Putra Mahkota Nyatakan Saudi Siap Ikut Serang Suriah
A
A
A
PARIS - Arab Saudi siap ambil bagian dalam aksi militer terhadap Suriah jika diminta. Kesanggupan Riyadh ini disampaikan Putra Mahkota Mohammed bin Salman yang sedang lawatan ke Prancis.
Amerika Serikat (AS) telah mengancam akan melakukan serangan militer terhadap rezim Suriah atas tuduhan melakukan serangan senjata kimia di Douma, Ghouta timur, pada Sabtu pekan lalu. Dugaan serangan itu dilaporkan menewaskan sekitar 60 orang.
"Jika aliansi kami dengan mitra kami membutuhkannya, kami akan hadir," kata Pangeran Mohammed dalam konferensi pers dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron, pada hari Selasa yang merupakan hari terakhir kunjungannya selama tiga hari di negara Eropa tersebut.
Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir mengatakan kepada wartawan bahwa sejumlah negara telah melakukan konsultasi tentang bagaimana menanggapi serangan senjata kimia di Suriah. Menurutnya, banyak negara telah menuntut pelaku bertanggung jawab.
"Posisi kami adalah bahwa mereka yang bertanggung jawab harus bertanggung jawab dan dibawa ke pengadilan," kata Jubeir, seperti dikutip Al Arabiya, Rabu (11/4/2018).
Menurut laporan Union of Medical Care Organizations, serangan kimia terjadi Sabtu malam dan menewaskan sedikitnya 60 orang dan melukai lebih dari 1.000 orang di beberapa tempat di Douma.
Namun, Rusia dan rezim Suriah membantah pasukan Presiden Bashar al-Assad melakukan serangan senjata kimia di Douma. Kedua pihak menuding serangan dibuat oleh LSM White Helmets dan kelompok Jaish al-Islam untuk memfitnah pemerintah Suriah dengan tujuan agar Damaskus diserang negara-negara Barat.
"Saya tidak akan masuk ke spekulasi tentang apa yang mungkin atau tidak mungkin terjadi, tetapi yang bisa saya katakan adalah bahwa ada diskusi berkaitan dengan opsi yang tersedia untuk menangani masalah ini," ujar Menlu Jubeir.
Suriah Siaga Tinggi
Pemerintah Suriah telah menempatkan pasukannya dalam kondisi siaga tinggi di tengah ancaman serangan militer AS.
Kantor berita pro-pemerintah Presiden Bashar al-Assad, Al Masdar, melaporkan bahwa armada Laut Hitam Angkatan Laut Rusia juga telah ditempatkan pada siaga tinggi setelah kapal perang AS dilaporkan meninggalkan Siprus menuju perairan Suriah.
Sedangkan kantor berita Jerman, DPA, melaporkan pada hari Selasa bahwa tentara Suriah telah menempatkan semua posisi militer dalam kondisi siaga, termasuk di bandara dan semua pangkalan militer, selama 72 jam.
Status siaga tinggi juga diberlakukan bagi pasukan rezim Suriah di provinsi selatan Sweida, Provinsi Aleppo, Latakia dan Provinsi Deir Ez-Zor.
Sejauh ini belum ada tanggapan resmi dari Rusia tentang status siaga pasukan dari sekutunya itu.
Kapal Induk AS
Sementara itu, AS sedang mengerahkan kapal induk USS Harry S. Truman lengkap dengan tujuh kapal perang untuk sebuah misi ke Timur Tengah dan Eropa. Armada kapal induk tersebut mulai bergerak ke perairan Timur Tengah hari Rabu (11/4/2018).
Pengerahan kapal induk itu diumumkan Angkatan Laut AS. Langkah militer Washington ini hanya berselang sehari setelah Presiden Donald Trump mengancam akan bertindak terhadap rezim Suriah termasuk dengan opsi militer.
Kapal induk USS Harry S Truman dengan tujuh kapal perang membawa sekitar 6.500 pelaut. Mengutip laporan Military.com, armada kapal induk tersebut melakukan pelayaran bersama kapal frigat Jerman, FGS Hessen.
Belum jelas apakah armada kapal induk Truman akan menyerang Suriah atau tidak. Namun, Presiden Donald Trump telah membuat ancaman militer terhadap rezim Suriah. "Kami memiliki banyak opsi militer, dan kami akan segera memberi tahu Anda," kata Trump kepada wartawan, hari Senin lalu.
Amerika Serikat (AS) telah mengancam akan melakukan serangan militer terhadap rezim Suriah atas tuduhan melakukan serangan senjata kimia di Douma, Ghouta timur, pada Sabtu pekan lalu. Dugaan serangan itu dilaporkan menewaskan sekitar 60 orang.
"Jika aliansi kami dengan mitra kami membutuhkannya, kami akan hadir," kata Pangeran Mohammed dalam konferensi pers dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron, pada hari Selasa yang merupakan hari terakhir kunjungannya selama tiga hari di negara Eropa tersebut.
Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir mengatakan kepada wartawan bahwa sejumlah negara telah melakukan konsultasi tentang bagaimana menanggapi serangan senjata kimia di Suriah. Menurutnya, banyak negara telah menuntut pelaku bertanggung jawab.
"Posisi kami adalah bahwa mereka yang bertanggung jawab harus bertanggung jawab dan dibawa ke pengadilan," kata Jubeir, seperti dikutip Al Arabiya, Rabu (11/4/2018).
Menurut laporan Union of Medical Care Organizations, serangan kimia terjadi Sabtu malam dan menewaskan sedikitnya 60 orang dan melukai lebih dari 1.000 orang di beberapa tempat di Douma.
Namun, Rusia dan rezim Suriah membantah pasukan Presiden Bashar al-Assad melakukan serangan senjata kimia di Douma. Kedua pihak menuding serangan dibuat oleh LSM White Helmets dan kelompok Jaish al-Islam untuk memfitnah pemerintah Suriah dengan tujuan agar Damaskus diserang negara-negara Barat.
"Saya tidak akan masuk ke spekulasi tentang apa yang mungkin atau tidak mungkin terjadi, tetapi yang bisa saya katakan adalah bahwa ada diskusi berkaitan dengan opsi yang tersedia untuk menangani masalah ini," ujar Menlu Jubeir.
Suriah Siaga Tinggi
Pemerintah Suriah telah menempatkan pasukannya dalam kondisi siaga tinggi di tengah ancaman serangan militer AS.
Kantor berita pro-pemerintah Presiden Bashar al-Assad, Al Masdar, melaporkan bahwa armada Laut Hitam Angkatan Laut Rusia juga telah ditempatkan pada siaga tinggi setelah kapal perang AS dilaporkan meninggalkan Siprus menuju perairan Suriah.
Sedangkan kantor berita Jerman, DPA, melaporkan pada hari Selasa bahwa tentara Suriah telah menempatkan semua posisi militer dalam kondisi siaga, termasuk di bandara dan semua pangkalan militer, selama 72 jam.
Status siaga tinggi juga diberlakukan bagi pasukan rezim Suriah di provinsi selatan Sweida, Provinsi Aleppo, Latakia dan Provinsi Deir Ez-Zor.
Sejauh ini belum ada tanggapan resmi dari Rusia tentang status siaga pasukan dari sekutunya itu.
Kapal Induk AS
Sementara itu, AS sedang mengerahkan kapal induk USS Harry S. Truman lengkap dengan tujuh kapal perang untuk sebuah misi ke Timur Tengah dan Eropa. Armada kapal induk tersebut mulai bergerak ke perairan Timur Tengah hari Rabu (11/4/2018).
Pengerahan kapal induk itu diumumkan Angkatan Laut AS. Langkah militer Washington ini hanya berselang sehari setelah Presiden Donald Trump mengancam akan bertindak terhadap rezim Suriah termasuk dengan opsi militer.
Kapal induk USS Harry S Truman dengan tujuh kapal perang membawa sekitar 6.500 pelaut. Mengutip laporan Military.com, armada kapal induk tersebut melakukan pelayaran bersama kapal frigat Jerman, FGS Hessen.
Belum jelas apakah armada kapal induk Truman akan menyerang Suriah atau tidak. Namun, Presiden Donald Trump telah membuat ancaman militer terhadap rezim Suriah. "Kami memiliki banyak opsi militer, dan kami akan segera memberi tahu Anda," kata Trump kepada wartawan, hari Senin lalu.
(mas)