Trump Puji Pertemuan Xi Jinping dan Kim Jong-un
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memuji pertemuan Presiden China Xi Jinping dan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un berjalan baik. Trump juga mengungkapkan kalau Kim siap bertemu dengan dirinya.
Hal itu menjadi pertanda baik setelah serangkaian sinyal yang menunjukkan Korut siap berunding dengan AS dan Korea Selatan (Korsel). Pyonyang juga menyatakan keinginannya untuk melakukan denuklirisasi. "Menerima pesan semalam (kemarin malam) dari Presiden China Xi Jinping bahwa pertemuannya dengan Kim Jong-un berjalan baik. Kim juga ingin menggelar pertemuan dengan saya," ujar Trump dilansir Reuters.
"Saat bersamaan, sanksi maksimum dan tekanan harus tetap dijalankan yang akan menyebabkan biaya mahal," ujarnya. China memberikan penjelas an resmi kepada Trump mengenai kunjungan Kim Jong-un. Komunikasi itu dilakukan termasuk dengan pengiriman pesan personal dari Xi kepada Trump.
"AS tetap menjalin kotak dengan aliansi kita, Korsel dan Jepang. Kita melihat perkembangan dengan bukti bahwa tekanan maksimum kita menciptakan kondisi Korut mau berdialog," demikian keterangan Gedung Putih.
Setelah dua dipenuhi dengan banyak spekulasi, China kemarin mengumumkan kalau Kim berkunjung ke Beijing dan bertemu dengan Xi. Kim menegaskan komitmennya untuk denuklirisasi Semenanjung Korea. Hal itu menjadi kunjungan perdana Kim ke luar negeri sejak dia berkuasa pada 2011. Itu menjadi persiapan menjelang konferensi tingkat tinggi dengan Korsel dan AS.
"Kita konsisten dengan komitmen denuklirisasi di Semenanjung Korea sesuai dengan keinginan mendiang Presiden Kim Il-sung dan Sekjen Kim Jong-il," kata Kim Jong-un seperti dilaporkan Kementerian Luar Negeri China.
Dia juga menegaskan keinginannya berunding dengan AS dan menggelar konferensi ting kat tinggi antara kedua negara. "Isu denuklirisasi Semenanjung Korea bisa diselesaikan, jika Korsel dan AS merespons upaya kita dengan baik dan menciptakan perdamaian dan stabilitas. Tentunya dengan langkah progresif dan sinkron untuk mewujudkan perdamaian," kata Kim.
Pendahulu Kim Jong-un, kakeknya Kim Il-sung dan ayahnya Kim Jong-il, berjanji tidak mengembangkan senjata nuklir. Namun, mereka mengembangkan senjata nuklir secara rahasia. Puncaknya, uji coba nuklir pada 2006 di bawah kepemimpinan Kim Jong-il. Korut juga sebelumnya mempertimbangkan menyerahkan cadangan nuklir jika AS memindahkan pasukan dari Korsel. Pyongyang juga meminta agar tameng rudal di Korsel dan Jepang dihilangkan.
Kemudian harian milik pemerintahan China Global Times memuji pertemuan Xi-Kim yang akan memperkuat hubungan kedua negara. "China dan Korut tetap memelihara hubungan bersahabat yang memberikan kekuatan positif bagi seluruh wilayah dan mendukung stabilitas yang strategis di Asia," demikian editorial Global Times.
Sambutan Kim Jong-un di China juga sangat istimewa. Dia disambut pasukan kehormatan dan makan bersama di Balai Agung Rakyat di Beijing. Kim dan Xi juga bertemu dengan Rumah Tamu Kenegaraan Diaoyutai karena Kim Il-sung pernah menanam pohon pada 1959 dan pohon itu masih berdiri tegak hingga kini.
Hal itu menjadi pertanda baik setelah serangkaian sinyal yang menunjukkan Korut siap berunding dengan AS dan Korea Selatan (Korsel). Pyonyang juga menyatakan keinginannya untuk melakukan denuklirisasi. "Menerima pesan semalam (kemarin malam) dari Presiden China Xi Jinping bahwa pertemuannya dengan Kim Jong-un berjalan baik. Kim juga ingin menggelar pertemuan dengan saya," ujar Trump dilansir Reuters.
"Saat bersamaan, sanksi maksimum dan tekanan harus tetap dijalankan yang akan menyebabkan biaya mahal," ujarnya. China memberikan penjelas an resmi kepada Trump mengenai kunjungan Kim Jong-un. Komunikasi itu dilakukan termasuk dengan pengiriman pesan personal dari Xi kepada Trump.
"AS tetap menjalin kotak dengan aliansi kita, Korsel dan Jepang. Kita melihat perkembangan dengan bukti bahwa tekanan maksimum kita menciptakan kondisi Korut mau berdialog," demikian keterangan Gedung Putih.
Setelah dua dipenuhi dengan banyak spekulasi, China kemarin mengumumkan kalau Kim berkunjung ke Beijing dan bertemu dengan Xi. Kim menegaskan komitmennya untuk denuklirisasi Semenanjung Korea. Hal itu menjadi kunjungan perdana Kim ke luar negeri sejak dia berkuasa pada 2011. Itu menjadi persiapan menjelang konferensi tingkat tinggi dengan Korsel dan AS.
"Kita konsisten dengan komitmen denuklirisasi di Semenanjung Korea sesuai dengan keinginan mendiang Presiden Kim Il-sung dan Sekjen Kim Jong-il," kata Kim Jong-un seperti dilaporkan Kementerian Luar Negeri China.
Dia juga menegaskan keinginannya berunding dengan AS dan menggelar konferensi ting kat tinggi antara kedua negara. "Isu denuklirisasi Semenanjung Korea bisa diselesaikan, jika Korsel dan AS merespons upaya kita dengan baik dan menciptakan perdamaian dan stabilitas. Tentunya dengan langkah progresif dan sinkron untuk mewujudkan perdamaian," kata Kim.
Pendahulu Kim Jong-un, kakeknya Kim Il-sung dan ayahnya Kim Jong-il, berjanji tidak mengembangkan senjata nuklir. Namun, mereka mengembangkan senjata nuklir secara rahasia. Puncaknya, uji coba nuklir pada 2006 di bawah kepemimpinan Kim Jong-il. Korut juga sebelumnya mempertimbangkan menyerahkan cadangan nuklir jika AS memindahkan pasukan dari Korsel. Pyongyang juga meminta agar tameng rudal di Korsel dan Jepang dihilangkan.
Kemudian harian milik pemerintahan China Global Times memuji pertemuan Xi-Kim yang akan memperkuat hubungan kedua negara. "China dan Korut tetap memelihara hubungan bersahabat yang memberikan kekuatan positif bagi seluruh wilayah dan mendukung stabilitas yang strategis di Asia," demikian editorial Global Times.
Sambutan Kim Jong-un di China juga sangat istimewa. Dia disambut pasukan kehormatan dan makan bersama di Balai Agung Rakyat di Beijing. Kim dan Xi juga bertemu dengan Rumah Tamu Kenegaraan Diaoyutai karena Kim Il-sung pernah menanam pohon pada 1959 dan pohon itu masih berdiri tegak hingga kini.
(amm)