Presiden China Peringatkan Taiwan

Rabu, 21 Maret 2018 - 09:40 WIB
Presiden China Peringatkan Taiwan
Presiden China Peringatkan Taiwan
A A A
BEIJING - Presiden China Xi Jinping kemarin memperingatkan Taiwan bahwa wilayah itu akan menghadapi hukuman sejarah atas semua upaya separatisme.

Pernyataan Xi itu merupakan peringatan terkuat yang pernah dia lontarkan kaepada Taiwan yang diklaim China sebagai bagian wilayahnya. Taiwan menjadi salah satu isu paling sensitif bagi China dan berpotensi menjadi pusat konflik militer berbahaya.

Sikap permusuhan China terhadap Taiwan meningkat sejak pemilu 2016 yang dimenangkan Presiden Tsai Ingwen dari Partai Progresif Demokratik (DPP) yang pro-kemerdekaan. China menuduh Tsai ingin mendorong kemerdekaan resmi yang menjadi garis merah bagi para pemimpin Partai Komunis di Beijing. Adapun Tsai menyatakan, dirinya tetap ingin mempertahankan status quo dan perdamaian.

China juga protes dengan langkah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menandatangani undang-undang (UU) pekan lalu yang mendorong AS mengirim para pejabat senior ke Taiwan untuk bertemu mitranya di Taipei. AS tidak memiliki hubungan resmi dengan Taiwan, tapi UU itu mengharuskan Washington membantu Taipei melakukan pertahanan diri. AS selama ini menjadi sumber utama persenjataan Taiwan.

Saat pidato pada sesi akhir sidang tahunan parlemen China kemarin, Xi menjelaskan di depan 3.000 delegasi bahwa Beijing akan mendorong reunifikasi damai ibu pertiwi dan bekerja lebih keras untuk membuat lebih banyak warga Taiwan menikmati peluang pembangunan China.

“Menjadi aspirasi bersama bahwa seluruh rakyat China dan kepentingan mendasar mereka untuk menjaga kedaulatan dan integritas wilayah China serta mewujudkan reunifikasi penuh China,” kata Xi, dikutip kantor berita Reuters.

Xi menambahkan, “Semua aksi dan trik untuk memecah China akan gagal dan menghadapi kecaman rakyat serta hukuman sejarah.” Dia menegaskan, China memiliki tekad, kepercayaan, dan kemampuan mengalahkan semua aktivitas separatis.

“Rakyat China memiliki keyakinan bersama bahwa mereka tidak pernah mengizinkannya dan mutlak mustahil memisahkan setiap inci wilayah besar kita dari China,” ujar Xi.

Dalam kunjungan yang akan semakin membuat marah China, Deputi Asisten Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Alex Wong akan berada di Taiwan pekan ini.

Taiwan tidak pernah menunjukkan minat dikelola oleh China. Taipei juga menuduh Beijing tidak memahami bagaimana demokrasi bekerja. Taiwan menegaskan bahwa rakyatnya memiliki hak untuk memutuskan masa depan mereka. China juga mengkhawatirkan aktivis kemerdekaan di Hong Kong setelah unjuk rasa jalanan terbesar pada 2014 yang menyerukan hak pilih universal.

Xi menegaskan, Beijing akan mempertahankan tingkat otonomi tinggi Hong Kong serta meningkatkan semangat kesadaran nasional dan patriotisme. UU baru AS terkait Taiwan menambah ketegangan antara China dan AS, setelah kedua negara berselisih tentang isu perdagangan. Trump telah menerapkan tarif dan meminta China mengurangi ketidakseimbangan perdagangan dengan AS.

Meski demikian, Washington juga meminta bantuan Beijing untuk meredam ketegangan di semenanjung Korea. Taiwan berterima kasih kepada AS atas UU tersebut. Kendati demikian, Kementerian Luar Negeri Taiwan menyatakan, tidak ada rencana untuk pemimpin senior mana pun, seperti presiden, mengunjungi AS. China telah meningkatkan latihan militer di sekitar Taiwan pada tahun lalu. Xi menyatakan, latihan itu bukan ancaman bagi negara mana pun.

“Hanya mereka yang biasa mengancam pihak lain yang akan melihat siapa saja sebagai ancaman,” kata Xi. Adapun Perdana Menteri (PM) China Li Keqiang berharap Beijing dan Washington dapat menghindari perang dagang.

Dia menjelaskan, China akan membuka perekonomiannya sehingga perusahaan-perusahaan asing dan China dapat berkompetisi secara seimbang.

Kekhawatiran tentang perang dagang global muncul setelah Trump menerapkan tarif impor untuk baja dan aluminium awal bulan ini. Sejumlah sumber juga menya-takan, Washington akan menerapkan tarif baru yang secara khusus menargetkan China pada akhir pekan ini.

“Saya berharap China dan AS akan bertindak secara rasional dan tidak dipicu emosi dan menghindari perang dagang,” kata Li saat konferensi pers di Balai Agung Rakyat, Beijing. (Syarifudin)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3382 seconds (0.1#10.140)