Pengadilan Yunani Tolak Ekstradisi Pelarian Kudeta Turki

Sabtu, 17 Maret 2018 - 06:29 WIB
Pengadilan Yunani Tolak...
Pengadilan Yunani Tolak Ekstradisi Pelarian Kudeta Turki
A A A
ATHENA - Pengadilan Yunani menolak permintaan Turki atas menyerahterimakan delapan tentara Turki. Para tentara itu dituding Ankara telah memainkan peran langsung dalam kudeta yang gagal terhadap Presiden Tayyip Erdogan pada tahun 2016 lalu.

Ini adalah permintaan ketiga oleh Turki untuk mengekstradisi delapan tersangka yang sama yang ditolak oleh pengadilan Yunani. Isu ini semakin menyulitkan hubungan dingin antara kedua sekutu NATO yang berselisih mengenai sejumlah isu dari wilayah udara hingga hak mineral di Laut Aegea.

Pengadilan mengatakan tidak yakin kedelapan akan menghadapi pengadilan yang adil di negara mereka.

"Keadilan naik pada kesempatan tersebut dan ini adalah hari sukacita bagi kedelapan dari mereka," kata pengacara mereka, Omiros Zelios kepada wartawan seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (17/3/2018).

Muncul di hadapan Pengadilan Tinggi yang berbasis di Athena, para tentara itu terdiam saat mereka mendengar vonis tersebut. Mereka telah berada dalam tahanan pelindung sejak kedatangan mereka di Yunani hampir 18 bulan yang lalu.

Mereka menghadapi delapan tuduhan di Turki mulai dari keterlibatan dalam kudeta, percobaan pembunuhan, partisipasi dalam kelompok teroris bersenjata, desersi militer dan pencurian materi militer.

Namun, dalam keputusannya, pengadilan tersebut mengatakan bahwa tuduhan tersebut tidak jelas dan tidak memperkenalkan elemen baru untuk membatalkan keputusan sebelumnya yang mendukung keputusan tersebut. Tidak ada batasan berapa kali sebuah negara dapat meminta ekstradisi tersangka yang sama, namun salah satu alasan untuk mengajukan permintaan baru adalah adanya tuduhan atau bukti baru terhadap terdakwa.

"Dalam setiap kasus ada kekhawatiran yang valid atas pengadilan yang tidak adil, dan risiko menghadapi perilaku penyiksaan dan penghinaan," kata seorang pejabat pengadilan, mengutip keputusan tersebut.

Para tentara yang terdiri dari tiga mayor, tiga kapten dan dua sersan melarikan diri ke Yunani dengan sebuah helikopter pada 16 Juli 2016, saat usaha kudeta terhadap Erdogan hancur.

Turki mengatakan bahwa mereka adalah pengkhianat dan komplotan kudeta dan telah berulang kali meminta mereka dipulangkan. Erdogan sendiri telah membahas masalah ini beberapa kali, menuduh Yunani mengingkari sebuah janji untuk segera mengirim mereka kembali.

Masalah ini menimbulkan kebingungan bagi Athena, yang ingin menjalin hubungan dengan Ankara dengan baik, namun tanpa kompromi bahwa keputusan pengadilan itu independen.

Dilema itu telah menjadi fokus yang lebih tajam sejak penangkapan, pada 2 Maret, terhadap dua tentara Yunani yang melintasi perbatasan ke Turki dalam cuaca buruk. Tidak ada hubungan yang jelas dari kedua isu tersebut, meski banyak spekulasi.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0618 seconds (0.1#10.140)