Rusia Selidiki Serangan Racun Terhadap Yulia Skripal

Sabtu, 17 Maret 2018 - 01:21 WIB
Rusia Selidiki Serangan Racun Terhadap Yulia Skripal
Rusia Selidiki Serangan Racun Terhadap Yulia Skripal
A A A
MOSKOW - Rusia membuka penyelidikan terhadap percobaan pembunuhan terencana terhadap Yulia Skripal. Yulia adalah putri dari mantan agen ganda Rusia, Sergei Skripal, yang diracun dengan zat saraf Novichok di Inggris.

"Komite investigasi, yang melapor langsung kepada Presiden Vladimir Putin, membuka sebuah kasus berdasarkan "percobaan pembunuhan berencana terhadap warga Rusia nasional Yulia Skripal," demikian bunyi sebuah pernyataan seperti dikutip dari France24, Sabtu (17/3/2018).

Pernyataan tersebut tidak menyebutkan ayah Yulia Skripal, Sergei, yang juga berada dalam kondisi kritis di rumah sakit setelah diracuni oleh zat saraf yang dibuat era Uni Soviet itu.

Selain menyelidiki serangan racun terhadap Yulia, komite investigasi Rusia juga akan menyelediki kasus kematian Nikolai Glushkov. Glushkov adalah mantan wakil direktur jenderal di maskapai Aeroflot dan rekan dari musuh Kremlin Boris Berezovsky.

Kedutaan Besar Rusia di London telah meminta rincian kematian Glushkov kepada pihak berwenang Inggris. Glushkov tewas di pinggiran New Malden, London.

Glushkov adalah rekan dari Berezovsky, pendukung Putin yang kemudian berbalik melawannya. Berezovsky sendiri ditemukan tergantung di kamar mandi di rumahnya di luar London pada tahun 2013.

Glushkov telah menerima suaka politik di Inggris setelah ditahan dalam penahanan pra-peradilan dan dihukum di Rusia karena melakukan pencucian uang dan penipuan.

Glushkov ditemukan tewas di rumahnya di London pada 12 Maret, beberapa hari setelah serangan racun Skripal dan putrinya.

Inggris telah menuduh pemerintah Rusia bertanggung jawab atas serangan racun yang terjadi pada Skripals. Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson bahkan mengatakan bahwa "sangat mungkin" bahwa Putin sendiri yang memerintahkan serangan tersebut.

"Perselisihan kami adalah dengan Kremlin dan Putin, dan dengan keputusannya, dan kami pikir sangat mungkin keputusannya, untuk mengarahkan penggunaan zat saraf di jalanan Inggris, di jalan-jalan di Eropa, untuk pertama kalinya sejak Perang Dunia Kedua," tuding Johnson.

Baca Juga: Inggris: Putin Perintahkan Serangan Racun Terhadap Pembelot Rusia

Juru bicara Putin telah mengecam komentar Johnson sebagai aksi diplomatik yang mengejutkan dan tidak dapat dimaafkan.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4213 seconds (0.1#10.140)