Senator AS Desak Tillerson Gelar Dialog Strategis dengan Rusia
A
A
A
WASHINGTON - Sejumlah senator Amerika Serikat (AS) mendesak Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson untuk segera menggelar dialog strategis dengan Rusia. Desakan ini muncul setelah Presiden Rusia, Vladimir Putin mengumumkan pengembangan rudal hypersonik yang dapat membawa senjata nuklir.
Senator AS Bernie Sanders, Dianne Feinstein, Ed Markey dan Jeff Merkley dalam sebuah surat kepada Tillerson menuturkan, dialog itu penting dilakukan untuk mencegah terjadinya ketegangan lebih lanjut.
"Dialog Strategis AS-Rusia lebih mendesak setelah pidato publik Presiden Putin pada tanggal 1 Maret, ketika dia merujuk beberapa senjata nuklir baru yang dilaporkan sedang dikembangkan Rusia, termasuk rudal jelajah dan drone pembawa hulu ledak nuklir, yang saat ini tidak dibatasi oleh perjanjian START yang Baru, dan akan mendestabilkan jika dikerahkan," bunyi surat tersebut.
"AS harus segera terlibat dengan Rusia untuk menghindari salah perhitungan dan mengurangi kemungkinan konflik," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Jumat (9/3).
Sementara itu, pejabat tinggi Pentagon menyatakan kekecewaannya atas pengumuman Putin tentang rudal nuklir hipersonik baru Rusia yang diklaim tak bisa dicegat oleh sistem pertahanan udara manapun di dunia. Sikap pejabat pertahanan AS itu disampaikan di hadapan anggota parlemen.
”Saya pikir pernyataan yang dibuat oleh Presiden Rusia (Vladimir) Putin adalah mengecewakan. Meskipun kami telah menyadari perkembangan kemampuan Rusia dan mengamati sehubungan dengan beberapa perkembangan yang telah terjadi dalam kaitannya dengan program doktrin dan latihan Rusia, namun tetap mengecewakan untuk melihat bahwa presiden Federasi Rusia memilih fitur ini dengan cara yang dia lakukan,” kata Wakil Menteri Pertahanan AS untuk Kebijakan, John Rood dalam sebuah diskusi tentang Pasukan Strategis AS dan Permintaan Anggaran Tahun 2019 dengan parlemen, kemarin.
Rood kecewa karena pengumuman dari Putin tentang kemampuan rudal nuklir terbaru Rusia terkesan akan digunakan untuk mengintimidasi AS dan sekutu-sekutunya.
Senator AS Bernie Sanders, Dianne Feinstein, Ed Markey dan Jeff Merkley dalam sebuah surat kepada Tillerson menuturkan, dialog itu penting dilakukan untuk mencegah terjadinya ketegangan lebih lanjut.
"Dialog Strategis AS-Rusia lebih mendesak setelah pidato publik Presiden Putin pada tanggal 1 Maret, ketika dia merujuk beberapa senjata nuklir baru yang dilaporkan sedang dikembangkan Rusia, termasuk rudal jelajah dan drone pembawa hulu ledak nuklir, yang saat ini tidak dibatasi oleh perjanjian START yang Baru, dan akan mendestabilkan jika dikerahkan," bunyi surat tersebut.
"AS harus segera terlibat dengan Rusia untuk menghindari salah perhitungan dan mengurangi kemungkinan konflik," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Jumat (9/3).
Sementara itu, pejabat tinggi Pentagon menyatakan kekecewaannya atas pengumuman Putin tentang rudal nuklir hipersonik baru Rusia yang diklaim tak bisa dicegat oleh sistem pertahanan udara manapun di dunia. Sikap pejabat pertahanan AS itu disampaikan di hadapan anggota parlemen.
”Saya pikir pernyataan yang dibuat oleh Presiden Rusia (Vladimir) Putin adalah mengecewakan. Meskipun kami telah menyadari perkembangan kemampuan Rusia dan mengamati sehubungan dengan beberapa perkembangan yang telah terjadi dalam kaitannya dengan program doktrin dan latihan Rusia, namun tetap mengecewakan untuk melihat bahwa presiden Federasi Rusia memilih fitur ini dengan cara yang dia lakukan,” kata Wakil Menteri Pertahanan AS untuk Kebijakan, John Rood dalam sebuah diskusi tentang Pasukan Strategis AS dan Permintaan Anggaran Tahun 2019 dengan parlemen, kemarin.
Rood kecewa karena pengumuman dari Putin tentang kemampuan rudal nuklir terbaru Rusia terkesan akan digunakan untuk mengintimidasi AS dan sekutu-sekutunya.
(esn)