Jika Terbukti Racuni Skripal, Inggris Bakal Balas Aksi Rusia

Jum'at, 09 Maret 2018 - 10:13 WIB
Jika Terbukti Racuni Skripal, Inggris Bakal Balas Aksi Rusia
Jika Terbukti Racuni Skripal, Inggris Bakal Balas Aksi Rusia
A A A
LONDON - Inggris akan merespon dengan tepat jika bukti menunjukkan bahwa Moskow berada di belakang serangan racun saraf terhadap seorang mantan mata-mata Rusia dan putrinya di Inggris. Hal itu ditegaskan Perdana Menteri Inggris Theresa May.

Mantan agen ganda Sergei Skripal (66) dan putrinya Yulia (33) telah berada di rumah sakit. Mereka ditemukan tidak sadar pada hari Minggu di sebuah bangku di luar sebuah pusat perbelanjaan di kota Salisbury.

Baca Juga: Terpapar Zat Misterius, Pembelot Rusia Kritis

"Kami akan melakukan yang sesuai, kami akan melakukan yang benar, jika terbukti kasus ini disponsori negara (Rusia)," ujar May saat ditanya apakah Inggris dapat mengusir duta besar Rusia oleh ITV News.

"Tapi mari memberi waktu dan ruang kepada polisi untuk benar-benar melakukan penyelidikan mereka," tambahnya seperti dikutip dari Reuters, Jumat (9/3/2018).

Ini adalah pernyataan pertama May mengenai serangan tersebut sejak polisi mengatakan pada hari Rabu bahwa sebuah zat saraf digunakan.

Baca Juga: Mirip Jong-nam, Pengkhianat Rusia Diracun dengan Zat Saraf

Pakar pemerintah telah mengidentifikasi zat yang digunakan, yang akan membantu mengidentifikasi sumbernya, namun belum membuat informasi publik.

"Tentu, jika tindakan perlu diambil, maka pemerintah akan melakukan itu. Kami akan melakukannya dengan benar, pada saat yang tepat, dan berdasarkan bukti terbaik," tegas May.

Kedua korban masih dalam kondisi tetap tidak sadar, dalam kondisi kritis namun stabil, sementara petugas polisi Sersan Detektif Nick Bailey, yang juga terpapar oleh racun tersebut, tetap dalam kondisi serius.

"Dia sehat, dia duduk tegak. Dia bukan Nick yang saya tahu tapi tentu saja dia menerima perawatan tingkat tinggi," kata Kier Pritchard, kepala Polisi Wiltshire, setelah mengunjungi Bailey di unit perawatan intensif rumah sakit.

"Dia sangat cemas, dia sangat khawatir. Dia melakukan yang terbaik pada malam itu," sambungnya.

Lebih jauh Pritchard mengungkapkan sebanyak 21 orang dirawat di rumah sakit setelah kejadian tersebut.

Skripal mengkhianati puluhan agen Rusia untuk intelijen Inggris sebelum ditangkap pada tahun 2004. Ia dijatuhi hukuman 13 tahun penjara pada tahun 2006, dan pada tahun 2010 diberi perlindungan di Inggris setelah ditukar dengan mata-mata Rusia.

Serangan terhadapnya telah disamakan dengan pembunuhan mantan agen KGB Alexander Litvinenko, seorang kritikus Presiden Rusia Vladimir Putin. Litvinenko meninggal di London pada tahun 2006 setelah minum teh hijau yang dicampur dengan polonium radioaktif-210.

Sebuah penyelidikan publik Inggris mengatakan bahwa pembunuhan Litvinenko mungkin telah disetujui oleh Putin dan dilakukan oleh dua orang Rusia, Dmitry Kovtun dan Andrei Lugovoy. Lugovoy adalah mantan pengawal KGB yang kemudian menjadi anggota parlemen.

Keduanya membantah bertanggung jawab dan Rusia telah menolak untuk mengekstradisi mereka.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6462 seconds (0.1#10.140)