Bongkar Kemunafikan, Vatikan Disodori Bukti 34 Pastor Gay Italia
A
A
A
ROMA - Sebuah berkas sekitar 1.200 halaman yang mengekspos kehidupan ganda 34 pastor Italia telah diserahkan Keuskupan Agung Naples kepada Vatikan. Berkas berisi obrolan dan foto itu dijadikan bukti bahwa 34 pastor tersebut menjalani kehidupan sebagai pria gay.
Selain 34 pastor, ada enam frater Katolik yang diidentifikasi dalam berkas itu sebagai pria homoseksual. Pelapor mengatakan, tujuan mengungkap skandal terbaru ini untuk membongkar kemunafikan di antara pastor yang menikmati kekebalan hukum di bawah naungan gereja Katolik.
Bukti-bukti itu diajukan seorang pengacara layanan escort, Francesco Mangiacapra. Berkas itu terdiri dari screenshot obrolan di aplikasi kencan gay Grindr, Telegram, Facebook dan WhatsApp.
”Tujuannya bukan untuk menyakiti orang-orang yang disebutkan, tapi untuk membantu mereka memahami bahwa kehidupan ganda mereka,” kata Mangiacapra, seperti dikutip Corriere della Sera, Senin (5/3/2018).
“Betapapun tampaknya nyaman, tidak berguna bagi mereka atau kepada semua orang, karena mereka harus menjadi pemandu dan contoh untuk diikuti,” lanjut Mangiacapra.
Menurut Mangiacapra, tidak satupun pastor yang dicurigai melakukan pedofilia atau melakukan pelanggaran seksual. Apa yang dituduhkan, kata dia, bukan kejahatan, melainkan “dosa”.
Mangiacapra, yang bekerja sebagai pengacara dan mengaku menjadi ”gigolo” itu menyerahkan berkas tersebut lengkap dengan nama dan bukti yang menyertainya kepada Keuskupan Agung Naples pada akhir Februari. Berkas itu juga telah beredar di internet.
Mengomentari berkas-berkas yang diterima, Kepala Keuskupan Agung Naples, Kardinal Crescenzio Sepe mengatakan bahwa dia memutuskan untuk menyerahkan dokumen-dokumen itu ke pihak berwenang Vatikan yang lebih kompeten. Menurutnya, para pastor dituduh gay termasuk dalam paroki yang berbeda dan tidak satupun dari mereka berasal dari Naples.
Media Italia, yang telah melihat berkas itu mengutip sebagian percakapan para pastor dalam aplikasi gay di media sosial tanpa disebutkan namanya.
”Jika Anda suka, saya ingin memiliki Anda sepanjang hari seperti seorang budak, terikat dan atas perintah saya,” bunyi salah satu percakapan tersebut, yang dikutip oleh Tiscali Notizie. Obrolan itu “dibumbui” dengan foto-foto eksplisit.
Selain 34 pastor, ada enam frater Katolik yang diidentifikasi dalam berkas itu sebagai pria homoseksual. Pelapor mengatakan, tujuan mengungkap skandal terbaru ini untuk membongkar kemunafikan di antara pastor yang menikmati kekebalan hukum di bawah naungan gereja Katolik.
Bukti-bukti itu diajukan seorang pengacara layanan escort, Francesco Mangiacapra. Berkas itu terdiri dari screenshot obrolan di aplikasi kencan gay Grindr, Telegram, Facebook dan WhatsApp.
”Tujuannya bukan untuk menyakiti orang-orang yang disebutkan, tapi untuk membantu mereka memahami bahwa kehidupan ganda mereka,” kata Mangiacapra, seperti dikutip Corriere della Sera, Senin (5/3/2018).
“Betapapun tampaknya nyaman, tidak berguna bagi mereka atau kepada semua orang, karena mereka harus menjadi pemandu dan contoh untuk diikuti,” lanjut Mangiacapra.
Menurut Mangiacapra, tidak satupun pastor yang dicurigai melakukan pedofilia atau melakukan pelanggaran seksual. Apa yang dituduhkan, kata dia, bukan kejahatan, melainkan “dosa”.
Mangiacapra, yang bekerja sebagai pengacara dan mengaku menjadi ”gigolo” itu menyerahkan berkas tersebut lengkap dengan nama dan bukti yang menyertainya kepada Keuskupan Agung Naples pada akhir Februari. Berkas itu juga telah beredar di internet.
Mengomentari berkas-berkas yang diterima, Kepala Keuskupan Agung Naples, Kardinal Crescenzio Sepe mengatakan bahwa dia memutuskan untuk menyerahkan dokumen-dokumen itu ke pihak berwenang Vatikan yang lebih kompeten. Menurutnya, para pastor dituduh gay termasuk dalam paroki yang berbeda dan tidak satupun dari mereka berasal dari Naples.
Media Italia, yang telah melihat berkas itu mengutip sebagian percakapan para pastor dalam aplikasi gay di media sosial tanpa disebutkan namanya.
”Jika Anda suka, saya ingin memiliki Anda sepanjang hari seperti seorang budak, terikat dan atas perintah saya,” bunyi salah satu percakapan tersebut, yang dikutip oleh Tiscali Notizie. Obrolan itu “dibumbui” dengan foto-foto eksplisit.
(mas)