Lebanon Kembali Tegaskan Siap Berperang dengan Israel
A
A
A
BEIRUT - Panglima militer Lebanon, Jenderal Joseph Aoun kembali menegaskan, pihaknya siap untuk mengerahkan segalanya untuk mempertahankan kedaulatan mereka dari kemungkinan agresi yang dilakukan oleh Israel. Pernyataan Aoun ini datang di tengah terus memburuknya hubungan antara Lebanon dan Israel.
Dalam sebuah pernyataan, Aoun menuturkan, pasukan yang berada di bawah komandonya sudah dalam posisi siap untuk perang. Oleh karena itu, lanjut Aoun, pasukannya tidak akan terkejut jika diminta untuk berperang dengan Israel.
"Tentara mempertahankan kesiapannya di perbatasan selatan untuk menghadapi agresi militer Israel atau upaya untuk merambah sebagian wilayah dan perbatasan maritim kami," kata Aoun dalam pernyataannya.
"Tentara memiliki kemauan penuh untuk mempertahankan hak Lebanon melalui semua sarana dan kemampuan yang ada, tidak peduli berapa banyak ancaman dan provokasi musuh dapat meningkat," sambungnya, seperti dilansi Sputnik pada Sabtu (3/3).
Israel sendiri beberapa waktu lalu menyatakan, jika perang berikutnya dengan Lebanon pecah, pasukan keamanan Israel (IDF) akan merespons dengan kekuatan maksimum dalam jumlah waktu minimum.
Konflik besar terakhir antara Israel dan Lebanon pecah pada tahun 2006. Konfrontasi militer, yang dikenal sebagai Perang Lebanon Kedua di Israel dan Perang Juli di Lebanon, berlangsung 34 hari dan berakhir dengan gencatan senjata yang diperantarai PBB.
Konflik tersebut merenggut nyawa 1.191 orang Lebanon dan menyebabkan lebih dari 4.400 orang terluka, menurut pejabat setempat yang dikutip oleh sebuah laporan PBB. Lebih dari900.000orang Lebanon harus meninggalkan rumah mereka karena permusuhan. Sementara Israel dilaporkan kehilangan kurang dari 200 orang dalam konflik tersebut, menurut berbagai sumber, dengan sebagian besar dari mereka adalah tentara IDF.
Dalam sebuah pernyataan, Aoun menuturkan, pasukan yang berada di bawah komandonya sudah dalam posisi siap untuk perang. Oleh karena itu, lanjut Aoun, pasukannya tidak akan terkejut jika diminta untuk berperang dengan Israel.
"Tentara mempertahankan kesiapannya di perbatasan selatan untuk menghadapi agresi militer Israel atau upaya untuk merambah sebagian wilayah dan perbatasan maritim kami," kata Aoun dalam pernyataannya.
"Tentara memiliki kemauan penuh untuk mempertahankan hak Lebanon melalui semua sarana dan kemampuan yang ada, tidak peduli berapa banyak ancaman dan provokasi musuh dapat meningkat," sambungnya, seperti dilansi Sputnik pada Sabtu (3/3).
Israel sendiri beberapa waktu lalu menyatakan, jika perang berikutnya dengan Lebanon pecah, pasukan keamanan Israel (IDF) akan merespons dengan kekuatan maksimum dalam jumlah waktu minimum.
Konflik besar terakhir antara Israel dan Lebanon pecah pada tahun 2006. Konfrontasi militer, yang dikenal sebagai Perang Lebanon Kedua di Israel dan Perang Juli di Lebanon, berlangsung 34 hari dan berakhir dengan gencatan senjata yang diperantarai PBB.
Konflik tersebut merenggut nyawa 1.191 orang Lebanon dan menyebabkan lebih dari 4.400 orang terluka, menurut pejabat setempat yang dikutip oleh sebuah laporan PBB. Lebih dari900.000orang Lebanon harus meninggalkan rumah mereka karena permusuhan. Sementara Israel dilaporkan kehilangan kurang dari 200 orang dalam konflik tersebut, menurut berbagai sumber, dengan sebagian besar dari mereka adalah tentara IDF.
(esn)