Mengenal Avangard, Nuklir Hipersonik Rusia Momok Baru bagi AS
A
A
A
MOSKOW - Avangard, rudal balistik antarbenua nuklir hipersonik menjadi senjata baru Rusia yang akan jadi momok bagi sistem pertahanan udara Amerika Serikat (AS) dan negara-negara NATO. Sebab, Presiden Vladimir Putin mengumumkan senjata mengerikan itu tidak bisa dicegat sistem pertahanan rudal manapun di dunia.
Putin dalam pidato kenegeraan di Moskow hari Kamis menampilkan video dramatis senjata futuristik Moskow itu. Menurut Putin, dengan daya lesat 20 kali kecepatan suara, Avangard mustahil dicegat sistem pertahanan mana pun.
“Serangannya seperti sebuah meteorit, seperti bola api,” kata Putin.
”Ini seperti bola api yang dipandu ke sasarannya,” imbuh dia. Orang nomor satu Rusia ini juga mengumumkan bahwa Moskow sedang mengerjakan sistem senjata laser.
Putin mengatakan senjata baru dengan sebutan Avangard itu membuat sistem pertahanan rudal pimpinan NATO tidak berguna. Senjata ini secara efektif mengakhiri usaha Barat untuk mengekang kekuatan Rusia.
”Saya ingin mengatakan kepada semua orang yang telah memicu perlombaan senjata selama 15 tahun terakhir, berusaha untuk mendapatkan keuntungan sepihak atas Rusia, memperkenalkan sanksi yang melanggar hukum,” kata Putin menyindir AS.
“Yang ingin Anda hindari dengan kebijakan Anda sudah terjadi. Anda telah gagal menahan Rusia,” imbuh dia.
Baca Juga: Putin: Rudal Nuklir Rusia Tak Bisa Dicegat, Sistem Anti-Rudal AS Sia-sia
Ahli senjata Rusia, Dr Leonid Letrov, berpendapat bahwa pengumuman Putin itu sebagai tanda dimulainya konflik terbuka antara AS dan Rusia. Menurutnya, sekutu-sekutu AS termasuk Australia berpotensi terkena dampak “kerusakan” jika konflik baru benar-benar pecah.
Petrov mengatakan Washington dan Moskow memendam kebencian dan sekarang sudah berubah menjadi perlombaan senjata.
”Saya pikir kehadiran Presiden Donald Trump di Gedung Putih dan istilah baru Putin itu akan menempatkan kita dalam empat tahun ke depan, di lingkungan yang tidak dapat diprediksi dan konflik terbuka antara kedua negara adidaya, di mana kedua pemimpin lebih memperhatikan citra mereka sendiri dari pada kesejahteraan rakyatnya dan keamanan dunia,” kata Petrov kepada news.com.au, Jumat (2/3/2018).
”Australia memainkan peran penting dalam jaringan sistem pertahanan anti-rudal Amerika, dengan banyak radar ditempatkan di Australia utara yang berpartisipasi dalam deteksi sinyal dan juga pengawasan instalasi rudal Rusia dan China,” ujar Petrov yang memperingatkan sekutu Washington itu bisa menjadi target Moskow jika konflik pecah.
”Jadi masuk akal bagi musuh untuk menghancurkan sistem anti-rudal seperti yang berada di Australia sehingga Australia akan menjadi jaminan kerusakan antara AS dan musuh-musuhnya,” katanya.
Putin dalam pidato kenegeraan di Moskow hari Kamis menampilkan video dramatis senjata futuristik Moskow itu. Menurut Putin, dengan daya lesat 20 kali kecepatan suara, Avangard mustahil dicegat sistem pertahanan mana pun.
“Serangannya seperti sebuah meteorit, seperti bola api,” kata Putin.
”Ini seperti bola api yang dipandu ke sasarannya,” imbuh dia. Orang nomor satu Rusia ini juga mengumumkan bahwa Moskow sedang mengerjakan sistem senjata laser.
Putin mengatakan senjata baru dengan sebutan Avangard itu membuat sistem pertahanan rudal pimpinan NATO tidak berguna. Senjata ini secara efektif mengakhiri usaha Barat untuk mengekang kekuatan Rusia.
”Saya ingin mengatakan kepada semua orang yang telah memicu perlombaan senjata selama 15 tahun terakhir, berusaha untuk mendapatkan keuntungan sepihak atas Rusia, memperkenalkan sanksi yang melanggar hukum,” kata Putin menyindir AS.
“Yang ingin Anda hindari dengan kebijakan Anda sudah terjadi. Anda telah gagal menahan Rusia,” imbuh dia.
Baca Juga: Putin: Rudal Nuklir Rusia Tak Bisa Dicegat, Sistem Anti-Rudal AS Sia-sia
Ahli senjata Rusia, Dr Leonid Letrov, berpendapat bahwa pengumuman Putin itu sebagai tanda dimulainya konflik terbuka antara AS dan Rusia. Menurutnya, sekutu-sekutu AS termasuk Australia berpotensi terkena dampak “kerusakan” jika konflik baru benar-benar pecah.
Petrov mengatakan Washington dan Moskow memendam kebencian dan sekarang sudah berubah menjadi perlombaan senjata.
”Saya pikir kehadiran Presiden Donald Trump di Gedung Putih dan istilah baru Putin itu akan menempatkan kita dalam empat tahun ke depan, di lingkungan yang tidak dapat diprediksi dan konflik terbuka antara kedua negara adidaya, di mana kedua pemimpin lebih memperhatikan citra mereka sendiri dari pada kesejahteraan rakyatnya dan keamanan dunia,” kata Petrov kepada news.com.au, Jumat (2/3/2018).
”Australia memainkan peran penting dalam jaringan sistem pertahanan anti-rudal Amerika, dengan banyak radar ditempatkan di Australia utara yang berpartisipasi dalam deteksi sinyal dan juga pengawasan instalasi rudal Rusia dan China,” ujar Petrov yang memperingatkan sekutu Washington itu bisa menjadi target Moskow jika konflik pecah.
”Jadi masuk akal bagi musuh untuk menghancurkan sistem anti-rudal seperti yang berada di Australia sehingga Australia akan menjadi jaminan kerusakan antara AS dan musuh-musuhnya,” katanya.
(mas)