Rusia Miliki Laser yang Diklaim Bisa Tembak Jatuh Satelit Musuh

Kamis, 01 Maret 2018 - 13:47 WIB
Rusia Miliki Laser yang Diklaim Bisa Tembak Jatuh Satelit Musuh
Rusia Miliki Laser yang Diklaim Bisa Tembak Jatuh Satelit Musuh
A A A
MOSKOW - Rusia mengembangkan senjata laser umtuk pesawat yang diklaim mampu menembak jatuh satelit musuh di luar angkasa.

Klaim tersebut muncul setelah seorang jenderal angkatan udara Amerika Serikat (AS), David Goldfein, menyampaikan kekhawatirannya soal potensi perang antariksa antarnegara adidaya dalam hitungan tahun.

Kantor berita Rusia, Interfax, mengutip sumber yang mengetahui pengembangan senjata itu mengatakan bahwa sistem senjata tersebut melibatkan elemen radar untuk mengidentifikasi target. Insinyur militer Moskow, menurut laporan itu, telah menyelesaikan senjata tersebut.

Senjata laser itu dikembangkan produsen senjata Almaz-Antey. Nama sistem senjata itu dikenal sebagai “anti-satellite complex”.

Perancang senjata di Almaz-Antey, Pavel Sozinov, menegaskan pada 2017 bahwa perusahaan mencoba mengembangkan persenjataan yang dapat mengganggu atau menjangkau satelit. Senjata itu, kata dia, menyebabkan efek “penghancuran fungsional secara langsung”.

Analis riset di Center for Naval Analyses, Samuel Bendett, kepada situs militer AS, Defence One, mengatakan; ”Rusia menganggap satelit Amerika sebagai ancaman signifikan dalam hal konfrontasi yang potensial.”

”Ini secara aktif bekerja untuk melawan teknologi AS di luar angkasa, seperti kemungkinan teknologi peperangan elektronik yang bisa mencapai target ratusan kilometer,” katanya.

”Perkembangan teknologi laser sejalan dengan kemajuan AS dan China di bidang ini,” ujarnya.

Rusia sebelumnya telah mencoba untuk mengembangkan senjata laser termasuk laser gas yang dikenal sebagai Beriev A-60 yang ditempelkan pada pesawat kargo Ilyushin Il-76MD, pesawat era Soviet yang sudah dimodifikasi.

Komandan Angkatan Udara AS Jenderal David Goldfein pernah mengklaim bahwa perang antariksa dapat terjadi dalam hitungan tahun. Menurutnya, miliaran dolar diperlukan untuk meneliti senjata berteknologi tinggi terbaru.

”Saya yakin kita akan bertempur dari luar angkasa dalam hitungan tahun," katanya.

”Dan kita adalah layanan yang harus memimpin perang bersama di wilayah baru yang diperebutkan ini,” ujarnya.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5030 seconds (0.1#10.140)