Bawa Negosiator, AS-Korut Berunding Diam-diam?
A
A
A
SEOUL - Amerika Serikat (AS) dan Korea Utara (Korut) menegaskan delegasi mereka tidak akan melakukan dialog selama berada di Korea Selatan (Korsel). Masing-masing negara mengirimkan delegasi tingkat tinggi untuk menghadiri upacara penutupan Olimpiade Musim Dingin di PyeongChang, Korsel.
Meski begitu muncul spekulasi jika kedua negara yang bersitegang itu akan melakukan perundingan secara diam-diam. Pemicunya adalah kedua negara memasukan dua nama tambahan di menit-menit akhir dan keduanya adalah kunci hubungan AS-Korut.
Seperti dikutip dari ABC News.go.com, Minggu (25/2/2018), delegasi Korut yang dipimpin oleh Kim Yong-chol memasukkan nama Choe Kang-il sosok yang selama ini menangani urusan dengan AS.
Sementara di tubuh delegas AS, yang dipimpin oleh Ivanka Trump, terdapat nama Allison Hooker, seorang pejabat National Security Council yang mengkhususkan diri dalam urusan Korea. Hooker berada di Korut pada tahun 2014 dan merupakan bagian dari perundingan nuklir enam pihak.
Meski begitu, di permukaan, kedua belah pihak tetap saling mengecam satu sama lain.
Setibanya di Korsel, Ivanka Trump mengatakan bahwa dia berada di negara tersebut untuk mendukung tim AS, tidak untuk bertemu dengan delegasi Korut.
Sementara Komiter Perdamaian Asia Pasifik Korut mengecam pemerintah Trump dengan mengatakan tidak akan ada pembicaraan tatap muka selama 100 atau 200 tahun.
"Kita tidak akan pernah meminta dialog," tegas organisasi itu.
Pernyataan tersebut juga merupakan reaksi terhadap pernyataan Wakil Presiden Mike Pence pada hari Kamis yang menyebut saudara pemimpin Korut Kim Jong-un, Kim Yo-jong, sebagai sebuah pilar utama rezim yang paling tirani dan menindas di planet ini.
Selain menghadiri upacara penutupan di Pyeongchang pada hari Minggu, jadwal untuk delegasi Korut tidak diketahui - dan itu menimbulkan banyak pertanyaan. Ketika Kim Yo-jong menghadiri upacara pembukaan, Kementerian Unifikasi Selatan sebagian besar merilis tentang jadwal hariannya. Tapi kali ini tidak.
Meski begitu muncul spekulasi jika kedua negara yang bersitegang itu akan melakukan perundingan secara diam-diam. Pemicunya adalah kedua negara memasukan dua nama tambahan di menit-menit akhir dan keduanya adalah kunci hubungan AS-Korut.
Seperti dikutip dari ABC News.go.com, Minggu (25/2/2018), delegasi Korut yang dipimpin oleh Kim Yong-chol memasukkan nama Choe Kang-il sosok yang selama ini menangani urusan dengan AS.
Sementara di tubuh delegas AS, yang dipimpin oleh Ivanka Trump, terdapat nama Allison Hooker, seorang pejabat National Security Council yang mengkhususkan diri dalam urusan Korea. Hooker berada di Korut pada tahun 2014 dan merupakan bagian dari perundingan nuklir enam pihak.
Meski begitu, di permukaan, kedua belah pihak tetap saling mengecam satu sama lain.
Setibanya di Korsel, Ivanka Trump mengatakan bahwa dia berada di negara tersebut untuk mendukung tim AS, tidak untuk bertemu dengan delegasi Korut.
Sementara Komiter Perdamaian Asia Pasifik Korut mengecam pemerintah Trump dengan mengatakan tidak akan ada pembicaraan tatap muka selama 100 atau 200 tahun.
"Kita tidak akan pernah meminta dialog," tegas organisasi itu.
Pernyataan tersebut juga merupakan reaksi terhadap pernyataan Wakil Presiden Mike Pence pada hari Kamis yang menyebut saudara pemimpin Korut Kim Jong-un, Kim Yo-jong, sebagai sebuah pilar utama rezim yang paling tirani dan menindas di planet ini.
Selain menghadiri upacara penutupan di Pyeongchang pada hari Minggu, jadwal untuk delegasi Korut tidak diketahui - dan itu menimbulkan banyak pertanyaan. Ketika Kim Yo-jong menghadiri upacara pembukaan, Kementerian Unifikasi Selatan sebagian besar merilis tentang jadwal hariannya. Tapi kali ini tidak.
(ian)