Aksi Demo Sambut Jenderal Korut Dalang Penenggelaman Kapal Korsel
A
A
A
SEOUL - Korea Utara (Korut) mengutus Kim Yong-chol untuk memimpin delegasi guna menghadiri upacara penutupan Olimpiade Musim Dingin. Kedatangannya pun disambut oleh aksi protes anggota parlemen dan sejumlah warga Korea Selatan (Korsel).
Kim Yong-chol adalah sosok yang disalahkan atas tenggelamnya kapal angkatan laut Korsel dan menewaskan 46 pelaut pada tahun 2010 lalu. Ia adalah Wakil Ketua Komite Pusat Partai Pekerja yang berkuasa di Korut. Ia juga termasuk pejabat yang bertanggung jawab atas program nuklir Korut dan diplomat yang menangani masalah Amerika Serikat (AS).
Dikutip dari The Guardian, Minggu (25/2/2018), delegasi Korut melintasi perbatasan dengan berjalan kaki dan disambut oleh sekumpulan media Korsel sebelum di bawa dengan mobil polisi hitam yang telah menunggu.
Beberapa politisi terkemuka telah berbicara menentang keputusan presiden Korsel Moon Jae-in untuk mengizinkan Kim untuk memimpin delegasi delapan orang tersebut. Kim telah masuk daftar hitam oleh Washington dan Seoul.
Puluhan pemrotes juga melakukan perjalanan untuk mengutuk Kim pada saat kedatangannya, beberapa pemrotes membawa poster yang menganggapnya sebagai penjahat perang.
Enam anggota parlemen oposisi berkemah semalaman di sebuah jalan dekat tempat Kim melintasi perbatasan. Mereka mengatakan Moon harus membatalkan kunjungan tersebut, dan media setempat melaporkan bahwa beberapa demonstran mungkin akan berusaha menghalangi jalannya menuju perbatasan.
Perjalanannya bertepatan dengan kunjungan Ivanka Trump, yang memicu spekulasi bahwa para pejabat dari kedua belah pihak bisa bertemu saat berada di Korsel. Pertemuan sebelumnya dengan wakil presiden AS, Mike Pence, dibatalkan pada menit terakhir setelah dia mengkritik catatan hak asasi manusia Korut yang suram.
Baca Juga: Ivanka Tiba di Seoul, Korsel: Tidak Ada Pertemuan dengan Korut
Olimpiade Musim Dingin telah menghasilkan penyesuaian dramatis antara dua negara tetangga yang tetap dalam situasi perang itu. Kedua belah pihak telah memulai diskusi untuk Korut berpartisipasi dalam Paralympic Games bulan depan, yang kemungkinan akan menyebabkan ketenangan di Semenanjung Korea sampai akhir Maret.
Sehari sebelum pejabat Korut tiba di Korsel, Pyongyang mengatakan bahwa persenjataan nuklirnya hanya ditujukan ke AS dan menolak pembicaraan apapun yang berusaha untuk menyatukan kembali semenanjung Korea dengan paksa, menurut kantor berita negara tersebut.
Sementara Washington mengumumkan sebuah babak baru sanksi yang menargetkan lebih dari 50 kapal dan perusahaan dagang. Presiden AS, Donald Trump, juga memperingatkan akan ada "tahap kedua" jika langkah tersebut tidak mebuahkan hasil.
Baca Juga: Trump: Jika Sanksi pada Korut Tak Mempan, Melangkah ke Tahap 2
Kim Yong-chol adalah sosok yang disalahkan atas tenggelamnya kapal angkatan laut Korsel dan menewaskan 46 pelaut pada tahun 2010 lalu. Ia adalah Wakil Ketua Komite Pusat Partai Pekerja yang berkuasa di Korut. Ia juga termasuk pejabat yang bertanggung jawab atas program nuklir Korut dan diplomat yang menangani masalah Amerika Serikat (AS).
Dikutip dari The Guardian, Minggu (25/2/2018), delegasi Korut melintasi perbatasan dengan berjalan kaki dan disambut oleh sekumpulan media Korsel sebelum di bawa dengan mobil polisi hitam yang telah menunggu.
Beberapa politisi terkemuka telah berbicara menentang keputusan presiden Korsel Moon Jae-in untuk mengizinkan Kim untuk memimpin delegasi delapan orang tersebut. Kim telah masuk daftar hitam oleh Washington dan Seoul.
Puluhan pemrotes juga melakukan perjalanan untuk mengutuk Kim pada saat kedatangannya, beberapa pemrotes membawa poster yang menganggapnya sebagai penjahat perang.
Enam anggota parlemen oposisi berkemah semalaman di sebuah jalan dekat tempat Kim melintasi perbatasan. Mereka mengatakan Moon harus membatalkan kunjungan tersebut, dan media setempat melaporkan bahwa beberapa demonstran mungkin akan berusaha menghalangi jalannya menuju perbatasan.
Perjalanannya bertepatan dengan kunjungan Ivanka Trump, yang memicu spekulasi bahwa para pejabat dari kedua belah pihak bisa bertemu saat berada di Korsel. Pertemuan sebelumnya dengan wakil presiden AS, Mike Pence, dibatalkan pada menit terakhir setelah dia mengkritik catatan hak asasi manusia Korut yang suram.
Baca Juga: Ivanka Tiba di Seoul, Korsel: Tidak Ada Pertemuan dengan Korut
Olimpiade Musim Dingin telah menghasilkan penyesuaian dramatis antara dua negara tetangga yang tetap dalam situasi perang itu. Kedua belah pihak telah memulai diskusi untuk Korut berpartisipasi dalam Paralympic Games bulan depan, yang kemungkinan akan menyebabkan ketenangan di Semenanjung Korea sampai akhir Maret.
Sehari sebelum pejabat Korut tiba di Korsel, Pyongyang mengatakan bahwa persenjataan nuklirnya hanya ditujukan ke AS dan menolak pembicaraan apapun yang berusaha untuk menyatukan kembali semenanjung Korea dengan paksa, menurut kantor berita negara tersebut.
Sementara Washington mengumumkan sebuah babak baru sanksi yang menargetkan lebih dari 50 kapal dan perusahaan dagang. Presiden AS, Donald Trump, juga memperingatkan akan ada "tahap kedua" jika langkah tersebut tidak mebuahkan hasil.
Baca Juga: Trump: Jika Sanksi pada Korut Tak Mempan, Melangkah ke Tahap 2
(ian)