Pengaruh Iran di Timur Tengah Bikin AS Khawatir

Minggu, 18 Februari 2018 - 03:29 WIB
Pengaruh Iran di Timur Tengah Bikin AS Khawatir
Pengaruh Iran di Timur Tengah Bikin AS Khawatir
A A A
MUNICH - Amerika Serikat (AS) meminta dunia internasional untuk mengambil tindakan guna menghentikan jaringan tentara proxy Iran yang semakin kuat. Iran menunjukkan pengaruhnya di Lebanon, Suriah, Yaman, dan Irak.

Penasihat Keamanan Nasional A.S. H.R. McMaster menuduh Iran meningkatkan sebuah kampanye untuk meningkatkan pengaruhnya di Timur Tengah. Ia menyebut Iran tengah membangun tentara ala Hizbullah di Irak, Suriah, dan sejumlah tempat lain seperti yang dilakukan di Lebanon.

Tujuannya adalah untuk melemahkan pemerintah Arab dan mengubah kekuatan proxy melawan negara-negara tersebut jika mereka menjalankan kebijakan yang bertentangan dengan kepentingan Teheran.

"Jadi waktunya sekarang, kita berpikir, untuk bertindak melawan Iran," katanya kepada Konferensi Keamanan Munich, yang meminta sekutu AS untuk menghentikan perdagangan yang membantu Pengawal Revolusi Iran, kekuatan militer dan ekonomi paling kuat di negara Republik Islam tersebut.

"Yang sangat memprihatinkan adalah jaringan proxy ini menjadi lebih dan lebih mampu," katanya seperti dikutip dari Reuters, Minggu (18/2/2018).

McMaster juga mencerca kesepakatan nuklir 2015 yang ditandatangani oleh Iran dan enam negara lainnya. Ia mengatakan investasi yang dilakukan oleh perusahaan Jerman dan lainnya membantu mendanai program rudal Iran dan kegiatan lainnya di Timur Tengah.

Sejalan dengan pandangan Presiden Donald Trump, dia mengatakan sudah waktunya untuk membahas kekurangan serius dalam kesepakatan Iran dan melawan aktivitas destabilisasi Iran termasuk pengembangan dan proliferasi rudalnya.

Trump telah mendorong perubahan pada kesepakatan nuklir 2015 dimana Iran setuju untuk membatasi kegiatan nuklirnya sebagai imbalan atas pencabutan banyak sanksi.

Iran bersikukuh bahwa pihaknya sedang melaksanakan kesepakatan nuklir dan telah memperingatkan Washington akan konsekuensi jika kesepakatan tersebut dibatalkan.

McMaster mengatakan bahwa mereka yang berinvestasi di Iran pada dasarnya mendanai kegiatan oleh Garda Revolusi Iran.

Dia mengatakan bahwa mitra dagang terbesar Iran adalah Rusia dan China, tapi juga termasuk Jepang, Korea Selatan (Korsel) dan Jerman.

"Sebagai masalah keamanan internasional dan nurani moral kita harus berhenti melakukan bisnis dengan kepentingan berafiliasi dengan Iran, mendorong pengembangan sektor komersial sejati di Iran dan menekan rezim tersebut untuk menghormati hak-hak rakyatnya," katanya.

Seorang diplomat senior Rusia, Sergei Kislyak, mengatakan bahwa upaya Washington dalam menangani nuklir Iran akan mewakili sebuah "pukulan besar" terhadap upaya-upaya non-proliferasi.

"Kami ingin perjanjian ini terus berlanjut," katanya.

"Kami mendengar lebih banyak sinyal dari Washington sampai mereka mempertimbangkan untuk meninjau kembali keikutsertaan dalam perjanjian tersebut. Jika itu akan terjadi, itu akan menjadi pukulan besar bagi usaha kolektif untuk memastikan bahwa upaya-upaya non-proliferasi bertahan," tukasnya
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5794 seconds (0.1#10.140)
pixels