Ancam Perluas Operasi di Suriah, Turki Peringatkan Pasukan AS

Senin, 05 Februari 2018 - 01:01 WIB
Ancam Perluas Operasi...
Ancam Perluas Operasi di Suriah, Turki Peringatkan Pasukan AS
A A A
ANKARA - Turki mengancam akan memperluas operasinya terhadap milisi Kurdi di Suriah ke kota Manbij dan bahkan di sebelah timur sungai Eufrat. Ankara pun memperingatkan tentara Amerika Serikat (AS) berisiko menjadi sasaran di daerah tersebut jika mereka menggunakan seragam musuh.

Turki pada tanggal 20 Januari meluncurkan operasi "Olive Branch" di wilayah Afrin, Suriah utara, terhadap milisi Perlawanan Rakyat Kurdi Suriah (YPG). Milisi ini dipandang Ankara sebagai kelompok teror.

YPG adalah sekutu penting Washington dalam pertempuran melawan ISIS. Kampanye itu membuka kemungkinan Turki terlibat bentrok dengan sekutu AS yang mendapat dukungan persenjataan dari Washington tersebut.

Di luar daerah kantong Afrin di barat laut, YPG juga mengendalikan kota strategis utama Manbij di timur dan kemudian sebuah jalur panjang wilayah timur sungai Efrat sampai ke perbatasan Irak.

"Jika mereka (YPG) tidak menarik diri dari Manbij, maka kita akan pergi ke Manbij, kita akan pergi ke timur sungai Efrat," kata Wakil Perdana Menteri Bekir Bozdag kepada CNN-Turk yang disitat Arab News, Senin (5/2/2018).

Pasukan Amerika tidak memiliki kehadiran di dan sekitar Afrin tapi mereka hadir di Manbij dan timur sungai Efrat, di mana mereka telah membantu YPG dalam perang melawan ISIS.

Bozdag menekankan bahwa Turki tidak menginginkan adanya konfrontasi dengan pasukan AS. Namun ia mengatakan bahwa tentara AS berisiko terjebak dalam bentrokan jika mereka berseragam YPG.

Hal ini tampaknya menjadi referensi gambar masa lalu pasukan AS di Suriah utara yang menunjukkan mereka dengan lencana YPG.

"Kami sama sekali tidak menginginkan bentrokan dengan AS di Manbij, timur sungai Efrat atau di tempat lain," kata Bozdag.

"Tapi AS harus menyadari kepekaan Turki. Jika tentara AS mengenakan seragam teroris atau termasuk di antara teroris jika terjadi serangan terhadap tentara maka tidak akan ada kesempatan untuk membuat perbedaan," imbuhnya.

"Jika mereka menyerang kita dengan seragam seperti itu, kita akan melihatnya sebagai teroris," tegasnya.

Ada bentrokan berat dengan YPG dalam kampanye Afrin sejauh ini dan Bozdag berbicara setelah tujuh tentara Turki tewas pada hari Sabtu, termasuk lima orang dalam serangan tank, satu hari kehilangan terbesar dalam kampanye sejauh ini.

Media pro-pemerintah mengatakan serangan tank dilakukan dengan rudal anti-tank yang diberikan ke YPG oleh AS, namun ini belum dikonfirmasi.

"Sekutu yang seharusnya Amerika Serikat tidak tahu batas pengkhianatannya," tulis harian Yeni Akit.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0919 seconds (0.1#10.140)