UE: Israel Gunakan Pariwisata untuk Legitimasi Permukiman Ilegal

Jum'at, 02 Februari 2018 - 22:43 WIB
UE: Israel Gunakan Pariwisata...
UE: Israel Gunakan Pariwisata untuk Legitimasi Permukiman Ilegal
A A A
BRUSSELS - Kepala Misi Uni Eropa (UE) memperingatkan 'pemukiman wisata' digunakan Israel sebagai alat politik. Pasalnya, Israel tengah mengembangkan situs arkeologi dan pariwisata untuk meligitimasi permukiman ilegal di lingkungan Palestina di Yerusalem.

Sebuah laporan bocor yang diakuisisi oleh The Guardian mengutip beberapa proyek di Yerusalem Timur - yang diduduki Israel sejak 1967 - digunakan sebagai alat politik untuk memodifikasi narasi sejarah dan untuk mendukung, melegitimasi dan memperluas permukiman.

Laporan tersebut mengidentifikasi lokasi penggalian pemukim di jantung distrik mayoritas Arab, sebuah proyek mobil kabel yang diusulkan dengan pemberhentian di lahan sita dan penunjukan daerah perkotaan di bangun sebagai taman nasional.

"Yerusalem Timur adalah satu-satunya tempat di mana taman nasional Israel dinyatakan di pemukiman penduduk," kata laporan tersebut, seperti dikutip dari laman media tersebut Jumat (2/2/2018).

Dokumen tersebut, sebuah laporan yang ditulis setiap tahun oleh Kepala Misi Uni Eropa di Yerusalem, menyajikan sebuah gambaran suram, dengan mengatakan bahwa situasi keseluruhan di kota dan prospek perdamaian telah memburuk.

"Marginalisasi warga Palestina, yang terdiri dari sekitar 37% penduduk kota, terus berlanjut, dengan lebih dari 130 bangunan dihancurkan dan 288 orang dipindahkan," katanya.

Sejumlah catatan proposal permukiman Israel dan isolasi fisik warga Palestina di bawah skema izin ketat Israel berarti kota ini sebagian besar tidak lagi menjadi pusat ekonomi, perkotaan dan komersial Palestina dulu.

Arkeologi dan pengembangan pariwisata oleh lembaga pemerintah serta organisasi pemukim swasta menetapkan apa yang dikatakannya sebagai narasi berdasarkan kontinuitas historis kehadiran Yahudi di daerah tersebut dengan mengorbankan agama dan budaya lain. Induk di antara mereka, laporan tersebut memperingatkan, adalah Kota Daud, sebuah taman arkeologi yang didanai pemerintah di lingkungan Palestina, Silwan, yang menyediakan tur di reruntuhan Yerusalem kuno.

Situs ini dioperasikan oleh organisasi pemukim mempromosikan narasi Yahudi secara eksklusif, sambil memisahkan tempat dari lingkungan Palestinanya.

Sekitar 450 pemukim hidup di bawah perlindungan ketat di Silwan, kata laporan tersebut, di samping hampir 10.000 orang Palestina.

"Penggusuran yang terus berlanjut terhadap keluarga Palestina dan meningkatnya kehadiran keamanan Israel telah menciptakan ketegangan tertentu," laporan itu memperingatkan.

Baru-baru ini, sebuah proyek mobil kabel yang disetujui oleh kabinet Israel pada bulan Mei berencana untuk menghubungkan Yerusalem Barat dengan Kota Tua, bagian dari Yerusalem yang diakui secara internasional sebagai daerah yang diduduki.

Mobil kabel itu diharapkan beroperasi pada 2020 dan bertujuan untuk mengangkut lebih dari 3.000 orang per jam, laporan tersebut memperingatkan bahwa rencana sangat kontroversial itu akan berkontribusi pada konsolidasi permukiman wisata. Proyek ini juga bertujuan, dalam tahap kedua yang belum disetujui, untuk diperluas ke Yerusalem Timur.

"Kritikus telah menggambarkan proyek tersebut untuk mengubah situs Warisan Dunia Yerusalem menjadi sebuah taman hiburan sementara penduduk Palestina setempat tidak hadir dalam narasi yang dipromosikan kepada para pengunjung," katanya.

Selain itu, para diplomat memperingatkan, mobil kabel dapat menyebabkan kemunduran situasi keamanan, karena akan terletak sekitar 130 meter dari kompleks Temple Mount/Haram al-Sharif, yang dipuja sebagai tempat suci oleh kaum Muslim dan Yahudi.

Musim panas ini, orang-orang bersenjata membunuh dua petugas polisi Israel di pintu masuk situs tersebut, dan instalasi detektor logam oleh pihak berwenang menyebabkan bentrokan lebih lanjut.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1499 seconds (0.1#10.140)