Misteri Sopir Taksi, Siti Aisyah dan Kematian Kim Jong-nam
A
A
A
KUALA LUMPUR - Keterlibatan Siti Aisyah, wanita asal Indonesia, dalam kasus pembunuhan Kim Jong-nam—kakak tiri diktator Korea Utara (Korut) Kim Jong-un—tak lepas dari sosok sopir taksi miterius. Sopir taksi itulah yang menawari Aisyah memerankan prank show (adegan lelucon) di televisi yang ternyata untuk membunuh korban.
Peran sosok sopir taksi yang diduga kuat agen intelijen Korut itu diungkap pengacara Aisyah dalam pengadilan di Malaysia, Selasa (30/1/2018). Sang sopir taksi misterius hingga kini diburu polisi, meski diduga kuat sudah melarikan diri ke Pyongyang.
Tawaran untuk memerankan prank show dari sopir taksi kepada Aisyah itu terjadi beberapa minggu sebelum hari pembunuhan Kim Jong-nam.
Siti Aisyah dan Doan Thi Huong wanita asal Vietnam dituduh membunuh Kim Jong-nam dengan mengolesi wajahnya menggunakan VX, sebuah racun kimia terlarang, di Bandara Internasional Kuala Lumpur II pada 13 Februari 2017.
Pengacara Aisyah mengatakan, kliennya tidak tahu jika adegan lelucon untuk reality show televisi itu merupakan adegan untuk meracuni Kim Jong-nam. Aisyah bahkan tidak tahu jika Kim Jong-nam adalah saudara tiri diktator Korut, Kim Jong-un. Kasus ini membuat Aisyah dan Huong dihukum mati jika terbukti bersalah.
Pengacara bernama Gooi Soon Seng menceritakan, pada 5 Januari 2017 Siti Aisyah didekati seorang sopir taksi Malaysia di sebuah kelab malam. Sopir itu bertanya pada Aisyah apakah dia bersedia berpartisipasi dalam sebuah acara prank show Jepang.
Cerita pengacara itu muncul saat dia menanyai penyidik polisi Malaysia dalam kasus tersebut, Wan Azirul Nizam Che Wan Aziz.
Baca Juga: Sebelum Dibunuh, Kakak Tiri Kim Jong-un Bertemu Agen Intelijen AS
Keesokan paginya, sopir taksi yang mengaku bernama Kamaruddin Masiod—yang juga dikenal sebagai John—mengenalkan Siti Aisyah kepada Ri Ji U, seorang warga Korut yang berpose sebagai pria Jepang bernama James. Menurut Gooi, perkenalan terjadi di sebuah pusat perbelanjaan di Kota Kuala Lumpur.
Setelah Siti Aisyah menyetujui tawaran tersebut, dia melihat prank show dimainkan oleh seorang wanita tak dikenal, sebelum dia bergabung. Dia bermain prank show terhadap tiga orang di dekat air mancur di luar pintu masuk mal. Untuk adegan itu, kata Gooi, Aisyah dibayar 400 ringgit oleh Ri pada akhir hari.
Wan Azirul, saksi dari pihak kepolisian Malaysia, tidak bisa memastikan apakah prank show yang diceritakan itu benar-benar terjadi atau tidak.
”Saya setuju bahwa Kamaruddin adalah orang yang mengenalkan terdakwa pertama (Siti Aisyah) kepada James, namun tanggal dan tempatnya, saya tidak yakin,” kata Wan Azirul, seperti dikutip Reuters.
Gooi mengatakan, pertemuan Siti Aisyah, Ri dan Kamaruddin diabadikan dalam sebuah foto yang diambil di pusat perbelanjaan.
Foto tersebut telah dirilis kepada wartawan setelah sidang pada hari Selasa.
Ri ditetapkan sebagai tersangka oleh oleh polisi Malaysia sesaat setelah pembunuhan Kim Jong-nam. Fotonya juga sudah dirilis ke media.
Pengacara Aisyah mengklaim bahwa pembunuhan tersebut bermotif politik, dengan banyak tersangka utama terkait dengan Kedutaan Korea Utara di Kuala Lumpur. Fakta lainnya adalah Aisyah dan Huong hanylah kedua wanita yang tak sadar dimanfaatkan dalam serangan tersebut.
Pyongyang membantah tuduhan yang dilontarkan oleh pejabat Korea Selatan dan Amerika Serikat bahwa rezim pemimpin Kim Jong-un berada di balik pembunuhan Kim Jong-nam.
Sidang kasus ini akan dilanjutkan pada 8 Februari 2018.
Peran sosok sopir taksi yang diduga kuat agen intelijen Korut itu diungkap pengacara Aisyah dalam pengadilan di Malaysia, Selasa (30/1/2018). Sang sopir taksi misterius hingga kini diburu polisi, meski diduga kuat sudah melarikan diri ke Pyongyang.
Tawaran untuk memerankan prank show dari sopir taksi kepada Aisyah itu terjadi beberapa minggu sebelum hari pembunuhan Kim Jong-nam.
Siti Aisyah dan Doan Thi Huong wanita asal Vietnam dituduh membunuh Kim Jong-nam dengan mengolesi wajahnya menggunakan VX, sebuah racun kimia terlarang, di Bandara Internasional Kuala Lumpur II pada 13 Februari 2017.
Pengacara Aisyah mengatakan, kliennya tidak tahu jika adegan lelucon untuk reality show televisi itu merupakan adegan untuk meracuni Kim Jong-nam. Aisyah bahkan tidak tahu jika Kim Jong-nam adalah saudara tiri diktator Korut, Kim Jong-un. Kasus ini membuat Aisyah dan Huong dihukum mati jika terbukti bersalah.
Pengacara bernama Gooi Soon Seng menceritakan, pada 5 Januari 2017 Siti Aisyah didekati seorang sopir taksi Malaysia di sebuah kelab malam. Sopir itu bertanya pada Aisyah apakah dia bersedia berpartisipasi dalam sebuah acara prank show Jepang.
Cerita pengacara itu muncul saat dia menanyai penyidik polisi Malaysia dalam kasus tersebut, Wan Azirul Nizam Che Wan Aziz.
Baca Juga: Sebelum Dibunuh, Kakak Tiri Kim Jong-un Bertemu Agen Intelijen AS
Keesokan paginya, sopir taksi yang mengaku bernama Kamaruddin Masiod—yang juga dikenal sebagai John—mengenalkan Siti Aisyah kepada Ri Ji U, seorang warga Korut yang berpose sebagai pria Jepang bernama James. Menurut Gooi, perkenalan terjadi di sebuah pusat perbelanjaan di Kota Kuala Lumpur.
Setelah Siti Aisyah menyetujui tawaran tersebut, dia melihat prank show dimainkan oleh seorang wanita tak dikenal, sebelum dia bergabung. Dia bermain prank show terhadap tiga orang di dekat air mancur di luar pintu masuk mal. Untuk adegan itu, kata Gooi, Aisyah dibayar 400 ringgit oleh Ri pada akhir hari.
Wan Azirul, saksi dari pihak kepolisian Malaysia, tidak bisa memastikan apakah prank show yang diceritakan itu benar-benar terjadi atau tidak.
”Saya setuju bahwa Kamaruddin adalah orang yang mengenalkan terdakwa pertama (Siti Aisyah) kepada James, namun tanggal dan tempatnya, saya tidak yakin,” kata Wan Azirul, seperti dikutip Reuters.
Gooi mengatakan, pertemuan Siti Aisyah, Ri dan Kamaruddin diabadikan dalam sebuah foto yang diambil di pusat perbelanjaan.
Foto tersebut telah dirilis kepada wartawan setelah sidang pada hari Selasa.
Ri ditetapkan sebagai tersangka oleh oleh polisi Malaysia sesaat setelah pembunuhan Kim Jong-nam. Fotonya juga sudah dirilis ke media.
Pengacara Aisyah mengklaim bahwa pembunuhan tersebut bermotif politik, dengan banyak tersangka utama terkait dengan Kedutaan Korea Utara di Kuala Lumpur. Fakta lainnya adalah Aisyah dan Huong hanylah kedua wanita yang tak sadar dimanfaatkan dalam serangan tersebut.
Pyongyang membantah tuduhan yang dilontarkan oleh pejabat Korea Selatan dan Amerika Serikat bahwa rezim pemimpin Kim Jong-un berada di balik pembunuhan Kim Jong-nam.
Sidang kasus ini akan dilanjutkan pada 8 Februari 2018.
(mas)