Miliarder Saudi Pangeran Alwaleed Dibebaskan dari Tahanan

Senin, 29 Januari 2018 - 06:52 WIB
Miliarder Saudi Pangeran Alwaleed Dibebaskan dari Tahanan
Miliarder Saudi Pangeran Alwaleed Dibebaskan dari Tahanan
A A A
RIYADH - Satu per satu pengusaha dan pejabat Arab Saudi ditahan karena tuduhan terlibat kasus korupsi terus dilepaskan. Kali ini giliran miliarder Arab Saudi Alwaleed bin Talal dibebaskan dari tahanan pada Sabtu (27/1) setelah lebih dari dua bulan ditahan saat operasi pembersihan korupsi.

Pembebasannya hanya beberapa jam setelah dia menjelaskan pada Reuters dalam wawancara di hotel Ritz-Carlton Riyadh tempat dia ditahan selama ini. Saat wawancara itu, Alwaleed menyatakan bahwa dia akan dibersihkan dari semua tuduhan bersalah dan dibebaskan dalam beberapa hari.

Pejabat senior Saudi menjelaskan, Pangeran Alwaleed dibebaskan setelah mencapai kesepakatan keuangan dengan kejaksaan agung. “Kejaksaan agung telah menyetujui pagi ini kesepakatan yang dicapai dengan Pangeran Alwaleed bin Talal dan pangeran kembali ke rumah pada pukul 11.00 pagi,” ungkap pejabat Saudi itu pada Reuters tanpa menjelaskan rincian isi kesepakatan.

Keputusan untuk membebaskan dia dan beberapa pengusaha lainnya pada Jumat (26/1) menjadi bagian utama penyelidikan korupsi yang mengguncang dunia politik dan bisnis Saudi. Dalam wawancara pertamanya sejak ditahan, dan beberapa jam sebelum pembebasannya, Pangeran Alwaleed menyatakan dia tetap tidak bersalah dalam kasus korupsi apapun saat berunding dengan otoritas.

Dia pun akan tetap mengontrol penuh perusahaan investasi global miliknya, Kingdom Holding Co, tanpa harus menyerahkan aset-aset pada negara. Dia menyatakan dapat berkomunikasi dengan para eksekutif di perusahaannya saat berada di tahanan.

Pangeran Alwaleed yang telah berusia 60-an tahun menggambarkan penahanannya adalah kesalahpahaman dan dia mendukung upaya reformasi oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman. “Tidak ada dakwaan. Hanya ada beberapa diskusi antara saya dan pemerintah,” sebut dia.

Pangeran Alwaleed ditahan di hotel Ritz-Carlton sejak awal November, bersama puluhan pejabat dan pengusaha senior, sebagai bagian dari rencana putra mahkota mereformasi Saudi dan memperkuat posisinya.

Saat ditanya apakah kejaksaan agung menilai Pangeran Alwaleed tidak bersalah, pejabat senior Saudi menyatakan, “Saya tidak akan menyangkal atau mengonfirmasi apa yang dia katakan. Secara umum ini kembali pada mereka yang menyimpulkan penyelesaiannya dan mereka tidak menyimpulkan tanpa menuduh mereka melakukannya secara tertulis dan berjanji tidak akan mengulanginya.”

Sumber itu menolak memberi keterangan lebih rinci tentang kesepakatan antara Alwaleed dan pemerintah Saudi. Meski demikian, dia mengonfirmasi bahwa Pangeran Alwaleed tetap memimpin Kingdom Holding.

Bankir Teluk yang memiliki kesepakatan dengan Saudi menjelaskan, otoritas tampaknya menyimpulkan penyelidikan korupsi itu sebagian karena para investor asing khawatir dengan aset mereka dan mitra bisnis lokal yang dapat menjadi target pembersihan korupsi skala luas.

Penahanan Pangeran Alwaleed mengkhawatirkan bagi warga asing karena pengaruhnya secara internasional sebagai investor di perusahaan-perusahaan Barat seperti Twitter dan Citigroup, serta memiliki sejumlah hotel ternama termasuk George V di Paris dan Plaza di New York.

“Pemerintah memberi sinyal bahwa mereka ingin bergerak ke fase baru sekarang, menjauh dari pembersihan korupsi dan menuju reformasi ekonomi lainnya,” kata bankir tersebut.

Kejaksaan Agung Saudi menyatakan pada awal pekan ini bahwa 90 tahanan telah dibebaskan setelah berbagai tuduhan terhadap mereka dicabut. Beberapa tahanan itu ada yang telah menyerahkan uang tunai, real estate dan aset lain untuk kebebasan mereka. Otoritas kini masih menahan 95 orang. Beberapa orang itu akan dibawa ke pengadilan. (Syarifudin)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5821 seconds (0.1#10.140)