Dilarang Ikut Pemilu, Oposisi Kecam Rezim Venezuela
A
A
A
CARACAS - Pemimpin oposisi Venezuela mengecam tindakan rezim Venezuela yang menyingkirkan mereka dari pemilihan presiden yang akan datang. Kelompok oposisi mengatakan bahwa hal itu adalah tipu daya pemerintahan Presiden Nicolas Maduro untuk memberikan suara bagi yang mendukungnya.
Langkah Mahkamah Agung pro-Maduro pada hari Kamis untuk mengecualikan koalisi untuk mendaftar dalam pemungutan suara menempatkan satu hambatan lagi kepada kelomppok oposisi yang sudah terpecah.
Keputusan Kamis lalu itu mengatakan koalisi tersebut melanggar prinsip menghindari "afiliasi ganda" dalam politik dan oleh karena itu tidak dapat divalidasi.
Dua partai oposisi terbesar Venezuela, Justice First and Democratic Action, mengumumkan pada hari Jumat bahwa mereka akan memasukkan nama mereka untuk pendaftaran selama akhir pekan. Namun, partai Leopoldo Lopez, Popular Will, dilarang untuk mendaftarkan diri minggu ini seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (27/1/2018).
Lopez sendiri dan Henrique Capriles, pemimpin oposisi yang paling populer, sudah dilarang ikut pemilu. Pemungutan suara rencananya akan dilakukan pada 30 April.
Kritik mengatakan Maduro merampas hak pemilihan yang bebas dan adil dari Venezuela selama krisis ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
"Ini menunjukkan rasa takut yang dirasakan oleh Maduro terhadap rakyat," kata anggota parlemen oposisi Stalin Gonzalez pada hari Kamis lalu.
Tekanan internasional menguat pada pemerintah Venezuela. Amerika Serikat mengatakan minggu ini bahwa pemungutan suara akan "memperdalam, tidak membantu menyelesaikan, ketegangan nasional," dan Wakil Presiden Mike Pence memanggil Maduro sebagai seorang "diktator".
Langkah Mahkamah Agung pro-Maduro pada hari Kamis untuk mengecualikan koalisi untuk mendaftar dalam pemungutan suara menempatkan satu hambatan lagi kepada kelomppok oposisi yang sudah terpecah.
Keputusan Kamis lalu itu mengatakan koalisi tersebut melanggar prinsip menghindari "afiliasi ganda" dalam politik dan oleh karena itu tidak dapat divalidasi.
Dua partai oposisi terbesar Venezuela, Justice First and Democratic Action, mengumumkan pada hari Jumat bahwa mereka akan memasukkan nama mereka untuk pendaftaran selama akhir pekan. Namun, partai Leopoldo Lopez, Popular Will, dilarang untuk mendaftarkan diri minggu ini seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (27/1/2018).
Lopez sendiri dan Henrique Capriles, pemimpin oposisi yang paling populer, sudah dilarang ikut pemilu. Pemungutan suara rencananya akan dilakukan pada 30 April.
Kritik mengatakan Maduro merampas hak pemilihan yang bebas dan adil dari Venezuela selama krisis ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
"Ini menunjukkan rasa takut yang dirasakan oleh Maduro terhadap rakyat," kata anggota parlemen oposisi Stalin Gonzalez pada hari Kamis lalu.
Tekanan internasional menguat pada pemerintah Venezuela. Amerika Serikat mengatakan minggu ini bahwa pemungutan suara akan "memperdalam, tidak membantu menyelesaikan, ketegangan nasional," dan Wakil Presiden Mike Pence memanggil Maduro sebagai seorang "diktator".
(ian)