Gubernur Okinawa: Militer AS Gila, di Luar Kendali
A
A
A
TOKYO - Gubernur Okinawa, Jepang; Takeshi Onaga, meluapkan kemarahannya atas keberadaan pasukan Amerika Serikat (AS) di wilayahnya setelah serangakain insiden helikopter yang berbahaya.
“Gila,” kesal Onaga. ”Militer AS berada di luar kendali. Tidak ada pengawasan,” lanjut dia pada hari Rabu.
Gubernur Onaga marah setelah tiga helikopter militer membuat pendaratan darurat dalam waktu satu bulan.
Komentar Onaga disampaikan saat dalam perjalanan ke Tokyo untuk bertemu dengan pemimpin partai Komeito. Dalam pertemuan itu, dia akan meminta penyelidikan menyeluruh mengenai rentetan pendaratan daurat helikopter militer AS, termasuk yang terbaru di Desa Tonaki pada hari Selasa lalu.
Selama Januari ini helikopter AH-1 sudah dua kali membuat pendaratan tak terjadwal. Pada 8 Januari lalu, sebuah helikopter AH-1 dari pangkalan Futenma terpaksa melakukan pendaratan darurat di tempat pembuangan limbah di dekat halaman sebuah hotel di Yomitan.
Dua hari sebelumnya, sebuah helikopter UH-1 dari pangkalan Futenma juga melakukan pendaratan darurat di sebuah pantai di Pulau Ikei. “Hal ini disebabkan oleh rotor utama yang bergerak dengan kecepatan terlalu tinggi,” kata Korps Marinir AS saat itu.
Onaga, seperti dilaporkan NHK, Kamis (25/1/2018), meminta semua pesawat militer AS dikenai sanksi sampai pemeriksaan darurat dilakukan.
Banyak penduduk Okinawa selama ini juga frustrasi oleh kehadiran militer AS di pulau mereka, karena kebisingan dan serangkaian kecelakaan.
Pada bulan Desember 2017 lalu, sebuah jendela dari sebuah helikopter militer AS jatuh ke lapangan olahraga sekolah di dekat Futenma. Pada bulan November, seorang marinir AS menewaskan seorang wanita berusia 61 tahun dalam kecelakaan kendaraan karena mengemudi dalam keadaan mabuk.
Menteri Pertahanan Jepang Itsunori Onodera pada hari Senin lalu mengatakan, kecelakaan atau insiden yang melibatkan pesawat militer AS di Jepang meningkat dua kali lipat menjadi 25 kasus pada 2017.
“Gila,” kesal Onaga. ”Militer AS berada di luar kendali. Tidak ada pengawasan,” lanjut dia pada hari Rabu.
Gubernur Onaga marah setelah tiga helikopter militer membuat pendaratan darurat dalam waktu satu bulan.
Komentar Onaga disampaikan saat dalam perjalanan ke Tokyo untuk bertemu dengan pemimpin partai Komeito. Dalam pertemuan itu, dia akan meminta penyelidikan menyeluruh mengenai rentetan pendaratan daurat helikopter militer AS, termasuk yang terbaru di Desa Tonaki pada hari Selasa lalu.
Selama Januari ini helikopter AH-1 sudah dua kali membuat pendaratan tak terjadwal. Pada 8 Januari lalu, sebuah helikopter AH-1 dari pangkalan Futenma terpaksa melakukan pendaratan darurat di tempat pembuangan limbah di dekat halaman sebuah hotel di Yomitan.
Dua hari sebelumnya, sebuah helikopter UH-1 dari pangkalan Futenma juga melakukan pendaratan darurat di sebuah pantai di Pulau Ikei. “Hal ini disebabkan oleh rotor utama yang bergerak dengan kecepatan terlalu tinggi,” kata Korps Marinir AS saat itu.
Onaga, seperti dilaporkan NHK, Kamis (25/1/2018), meminta semua pesawat militer AS dikenai sanksi sampai pemeriksaan darurat dilakukan.
Banyak penduduk Okinawa selama ini juga frustrasi oleh kehadiran militer AS di pulau mereka, karena kebisingan dan serangkaian kecelakaan.
Pada bulan Desember 2017 lalu, sebuah jendela dari sebuah helikopter militer AS jatuh ke lapangan olahraga sekolah di dekat Futenma. Pada bulan November, seorang marinir AS menewaskan seorang wanita berusia 61 tahun dalam kecelakaan kendaraan karena mengemudi dalam keadaan mabuk.
Menteri Pertahanan Jepang Itsunori Onodera pada hari Senin lalu mengatakan, kecelakaan atau insiden yang melibatkan pesawat militer AS di Jepang meningkat dua kali lipat menjadi 25 kasus pada 2017.
(mas)