Hadiri Olimpiade Pyeongchang, Mattis Akan Lawan Propaganda Korut
A
A
A
WASHINGTON - Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), Mike Pence, akan melawan upaya pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un, membajak Olimpiade Musim Dingin. Pence dijadwalkan akan menghadiri pesta olahraga itu bulan depan yang digelar di Pyeongchang, Korea Selatan (Korsel).
Menurut seorang pejabat Gedung Putih, Pence akan hadir dalam pesta olah raga itu bukan hanya untuk tujuan seremonial namun untuk mencoba mengimbangi "permainan" tersebut. Ia mengharapkan Korut untuk melanjutkan "permainannya" saat mereka mengirim tim dan juga berbaris dalam upacara pembukaan dengan rekan-rekan mereka di Korsel.
"Dia memiliki kekhawatiran besar bahwa Kim akan membajak pesan di seputar Olimpiade," kata pejabat tersebut kepada wartawan di atas pesawat Pence saat ia kembali ke Amerika Serikat dari sebuah perjalanan ke Timur Tengah.
"Korea Utara telah menjadi ahli manipulator di masa lalu. Ini (Korut) adalah negara pembunuh," sambung pejabat tadi seperti dikutip dari Reuters, Rabu (24/1/2018).
Pejabat tersebut mengatakan Pence akan melakukan wawancara media selama kunjungannya ke Korsel.
"Ia akan pergi ke akar rumput Olimpiade kita, dan ia sangat senang dengan itu. Ia akan memastikan bahwa dari sudut pandang pesan Olimpiade tidak akan berubah menjadi propaganda dua minggu," tukas penjabat itu.
Pemerintah Korsel sebelumnya menolak kritik bahwa Olimpiade Musim Dingin telah dibajak oleh Korut. Seoul mengatakan bahwa acara tersebut akan membantu meredakan ketegangan program nuklir dan rudal Pyongyang.
Mengikuti perundingan Korut-Korsel baru-baru ini yang membuat sebuah kesepakatan bagi Pyongyag untuk mengirim sebuah delegasi ke Olimpiade, beberapa politisi oposisi dan konservatif telah mengkritik partisipasi Pyongyang dalam permainan di kota resor pegunungan Korsel, Pyeongchang.
Baca Juga: Korsel Bantah Olimpiade Musim Dingin Dibajak Korut
Presiden AS Donald Trump dan para penasihat papan atas secara terbuka menyambut baik pembicaraan antara Korea baru-baru ini. Meski begitu, pejabat AS mengatakan secara pribadi bahwa Pyongyang mungkin akan mencoba untuk mengatasi perselisihan antara sekutu Washington dan Seoul.
Ketegangan antara Korut dan AS telah berjalan tinggi atas upaya Pyongyang untuk mengembangkan rudal bertingkat nuklir yang mampu menyerang AS.
Menurut seorang pejabat Gedung Putih, Pence akan hadir dalam pesta olah raga itu bukan hanya untuk tujuan seremonial namun untuk mencoba mengimbangi "permainan" tersebut. Ia mengharapkan Korut untuk melanjutkan "permainannya" saat mereka mengirim tim dan juga berbaris dalam upacara pembukaan dengan rekan-rekan mereka di Korsel.
"Dia memiliki kekhawatiran besar bahwa Kim akan membajak pesan di seputar Olimpiade," kata pejabat tersebut kepada wartawan di atas pesawat Pence saat ia kembali ke Amerika Serikat dari sebuah perjalanan ke Timur Tengah.
"Korea Utara telah menjadi ahli manipulator di masa lalu. Ini (Korut) adalah negara pembunuh," sambung pejabat tadi seperti dikutip dari Reuters, Rabu (24/1/2018).
Pejabat tersebut mengatakan Pence akan melakukan wawancara media selama kunjungannya ke Korsel.
"Ia akan pergi ke akar rumput Olimpiade kita, dan ia sangat senang dengan itu. Ia akan memastikan bahwa dari sudut pandang pesan Olimpiade tidak akan berubah menjadi propaganda dua minggu," tukas penjabat itu.
Pemerintah Korsel sebelumnya menolak kritik bahwa Olimpiade Musim Dingin telah dibajak oleh Korut. Seoul mengatakan bahwa acara tersebut akan membantu meredakan ketegangan program nuklir dan rudal Pyongyang.
Mengikuti perundingan Korut-Korsel baru-baru ini yang membuat sebuah kesepakatan bagi Pyongyag untuk mengirim sebuah delegasi ke Olimpiade, beberapa politisi oposisi dan konservatif telah mengkritik partisipasi Pyongyang dalam permainan di kota resor pegunungan Korsel, Pyeongchang.
Baca Juga: Korsel Bantah Olimpiade Musim Dingin Dibajak Korut
Presiden AS Donald Trump dan para penasihat papan atas secara terbuka menyambut baik pembicaraan antara Korea baru-baru ini. Meski begitu, pejabat AS mengatakan secara pribadi bahwa Pyongyang mungkin akan mencoba untuk mengatasi perselisihan antara sekutu Washington dan Seoul.
Ketegangan antara Korut dan AS telah berjalan tinggi atas upaya Pyongyang untuk mengembangkan rudal bertingkat nuklir yang mampu menyerang AS.
(ian)