UNRWA Cari Donor Baru untuk Bantu Pengungsi Palestina
A
A
A
JENEWA - Badan Bantuan dan Pekerja PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA), mengumumkan bahwa mereka telah meluncurkan kampanye pendanaan internasional. Kampanye ini diluncurkan setelah Amerika Serikat (AS) memotong dana bantuan untuk badan PBB itu.
Melansir Anadolu Agency pada Minggu (21/1), kampanye yang diberi nama 'Dignity is Priceless' bertujuan menarik donor baru untuk menutupi celah pendanaan yang disebabkan oleh pemotongan dana bantuan oleh AS.
"UNRWA dapat menghadapi kesulitan serius dalam menegakkan mandatnya dan melestarikan layanan utama seperti pendidikan dan perawatan kesehatan bagi para pengungsi Palestina dengan pengurangan dramatis dari kontribusi AS untuk tahun 2018," kata badan tersebut.
"Jutaan pengungsi Palestina menghadapi krisis kemanusiaan yang menghancurkan," sambungnya. UNRWA juga mendesak orang untuk menggunakan hashtag #DignityIsPriceless dan #FundUNRWA untuk mendukung kampanye tersebut.
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu Kementerian Luar Negeri AS menyatakan, pihaknya akan menyalurkan bantuan sebesar USD 60 juta kepada UNRWA, dari USD 125 juta total bantuan yang harus disalurkan ke badan tersebut.
Kemlu AS menyatakan bahwa UNRWA perlu melakukan reformasi terlebih dahulu jika ingin sisa dana sebesar USD 65 juta dicairkan. Namun, sayangnya tidak jelas bentuk reformasi yang dilakukan UNRWA.
Sementara itu, juru bicara Kemlu AS, Heather Nauert menyatakan hal ini bukanlah sebuah bentuk hukuman. "Ini tidak ditujukan untuk menghukum siapapun," kata Nauert dalam sebuah pernyataan.
Melansir Anadolu Agency pada Minggu (21/1), kampanye yang diberi nama 'Dignity is Priceless' bertujuan menarik donor baru untuk menutupi celah pendanaan yang disebabkan oleh pemotongan dana bantuan oleh AS.
"UNRWA dapat menghadapi kesulitan serius dalam menegakkan mandatnya dan melestarikan layanan utama seperti pendidikan dan perawatan kesehatan bagi para pengungsi Palestina dengan pengurangan dramatis dari kontribusi AS untuk tahun 2018," kata badan tersebut.
"Jutaan pengungsi Palestina menghadapi krisis kemanusiaan yang menghancurkan," sambungnya. UNRWA juga mendesak orang untuk menggunakan hashtag #DignityIsPriceless dan #FundUNRWA untuk mendukung kampanye tersebut.
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu Kementerian Luar Negeri AS menyatakan, pihaknya akan menyalurkan bantuan sebesar USD 60 juta kepada UNRWA, dari USD 125 juta total bantuan yang harus disalurkan ke badan tersebut.
Kemlu AS menyatakan bahwa UNRWA perlu melakukan reformasi terlebih dahulu jika ingin sisa dana sebesar USD 65 juta dicairkan. Namun, sayangnya tidak jelas bentuk reformasi yang dilakukan UNRWA.
Sementara itu, juru bicara Kemlu AS, Heather Nauert menyatakan hal ini bukanlah sebuah bentuk hukuman. "Ini tidak ditujukan untuk menghukum siapapun," kata Nauert dalam sebuah pernyataan.
(esn)