Swedia Sebar Selebaran Persiapan Perang dengan Rusia ke Rumah-rumah
A
A
A
STOCKHOLM - Swedia sedang mempersiapkan untuk mengeluarkan informasi manual publik tentang apa yang harus dilakukan jika terjadi perang. Hal ini dipicu oleh perdebatan di negara itu bagaimana menghadapi ancaman dari Rusia.
Brosur tersebut, dikirim ke sekitar 4,7 juta rumah tangga, akan memberi tahu masyarakan bagaimana mereka dapat mengambil bagian dalam "pertahanan total" selama perang dan mendapatkan air, makanan dan pemanas.
Buklet dengan judul 'If Crisis or War Comes' juga akan memberikan panduan untuk menghadapi ancaman serangan cyber, terorisme dan perubahan iklim, seperti dilaporkan media setempat FT.
Aneksasi Rusia terhadap Crimea dan dukungan militer untuk separatis Ukraina, bersamaan dengan meningkatnya aktivitas dan latihan di dekat Baltik dan Skandinavia telah menyebabkan kegelisahan mendalam di Swedia.
Negara netral itu telah mulai membalikkan garis pertahanan yang dalam pasca perang dan serangan oleh pesawat serta kapal selam Rusia telah memicu perdebatan publik yang mendalam mengenai apakah akan bergabung dengan NATO.
Pada bulan September 2017, negara ini mengadakan latihan militer terbesar dalam 23 tahun, dengan melibatkan 19.000 personil dan sekutu Swedia dari Finlandia, Denmark, Estonia, Latvia, Lituania, Prancis, Norwegia dan Amerika.
Swedia tahun lalu juga mulai untuk memperkenalkan kembali wajib militer.
"Semua masyarakat perlu dipersiapkan untuk konflik, bukan hanya militer. Kami belum menggunakan kata-kata seperti pertahanan total atau siaga tinggi selama 25-30 tahun atau lebih. Jadi pengetahuan antar warga sangat rendah," kata Christina Andersson, pemimpin proyek di badan kontingensi sipil Swedia seperti dikutip Telegraph, Jumat (19/1/2018).
Brosur tersebut, dikirim ke sekitar 4,7 juta rumah tangga, akan memberi tahu masyarakan bagaimana mereka dapat mengambil bagian dalam "pertahanan total" selama perang dan mendapatkan air, makanan dan pemanas.
Buklet dengan judul 'If Crisis or War Comes' juga akan memberikan panduan untuk menghadapi ancaman serangan cyber, terorisme dan perubahan iklim, seperti dilaporkan media setempat FT.
Aneksasi Rusia terhadap Crimea dan dukungan militer untuk separatis Ukraina, bersamaan dengan meningkatnya aktivitas dan latihan di dekat Baltik dan Skandinavia telah menyebabkan kegelisahan mendalam di Swedia.
Negara netral itu telah mulai membalikkan garis pertahanan yang dalam pasca perang dan serangan oleh pesawat serta kapal selam Rusia telah memicu perdebatan publik yang mendalam mengenai apakah akan bergabung dengan NATO.
Pada bulan September 2017, negara ini mengadakan latihan militer terbesar dalam 23 tahun, dengan melibatkan 19.000 personil dan sekutu Swedia dari Finlandia, Denmark, Estonia, Latvia, Lituania, Prancis, Norwegia dan Amerika.
Swedia tahun lalu juga mulai untuk memperkenalkan kembali wajib militer.
"Semua masyarakat perlu dipersiapkan untuk konflik, bukan hanya militer. Kami belum menggunakan kata-kata seperti pertahanan total atau siaga tinggi selama 25-30 tahun atau lebih. Jadi pengetahuan antar warga sangat rendah," kata Christina Andersson, pemimpin proyek di badan kontingensi sipil Swedia seperti dikutip Telegraph, Jumat (19/1/2018).
(ian)