Mesir Bantah Diam-diam Terima Pengakuan Yerusalem
A
A
A
KAIRO - Mesir membantah laporan media Amerika Serikat (AS) yang mengklaim telah memberikan dukungan secara diam-diam atas keputusan Presiden Donalr Trump terkait Yerusalem. Presiden AS ke-45 sebelumnya telah mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
Sebelumnya, New York Times mengatakan pada hari Sabtu bahwa Kairo dengan sengaja menginstruksikan pembawa acara talk show untuk meyakinkan pemirsa agar menerima langkah AS.
Harian tersebut mengklaim bahwa seorang perwira intelijen Mesir telah melakukan panggilan telepon ke pembawa acara dari sejumlah talk show berpengaruh bahwa alih-alih mengutuk keputusan AS, mereka harus meyakinkan audiens untuk menerimanya.
Laporan ini mengutip pernyataan petugas bahwa orang-orang Palestina harus puas dengan kota Tepi Barat yang suram yang saat ini menjadi tempat Otoritas Palestina, Ramallah.
Dalam sebuah pernyataan, State Information Service (SIS) yang dikelola negara mengatakan bahwa laporan NY Times adalah sebuah tuduhan belaka.
Dikatakan orang-orang yang dikutip oleh harian AS bukan pembawa acara TV atau telah tidak muncul di televisi bahkan sebelum pengakuan Trumpt terhadap Yerusalem.
"Posisi Mesir terhadap Yerusalem diterjemahkan dalam sikap dan tindakan yang diambil di PBB dan organisasi internasional lainnya meskipun ada ancaman pemotongan bantuan AS," kata SIS seperti dikutip dari Anadolu, Senin (8/1/2018).
Mesir adalah pihak yang mengajukan sebuah resolusi Dewan Keamanan PBB untuk menuntut pencabutan langkah Trump di Yerusalem, namun resolusi tersebut diveto oleh Washington.
Pada tanggal 21 Desember, Majelis Umum PBB dengan luar biasa mengadopsi sebuah resolusi, yang disponsori oleh Turki dan Yaman, menolak tindakan Trump di Yerusalem.
Yerusalem tetap menjadi jantung konflik Timur Tengah, dengan orang-orang Palestina berharap bahwa Yerusalem Timur - yang diduduki oleh Israel sejak 1967 - pada akhirnya dapat berfungsi sebagai ibukota negara Palestina merdeka.
Sebelumnya, New York Times mengatakan pada hari Sabtu bahwa Kairo dengan sengaja menginstruksikan pembawa acara talk show untuk meyakinkan pemirsa agar menerima langkah AS.
Harian tersebut mengklaim bahwa seorang perwira intelijen Mesir telah melakukan panggilan telepon ke pembawa acara dari sejumlah talk show berpengaruh bahwa alih-alih mengutuk keputusan AS, mereka harus meyakinkan audiens untuk menerimanya.
Laporan ini mengutip pernyataan petugas bahwa orang-orang Palestina harus puas dengan kota Tepi Barat yang suram yang saat ini menjadi tempat Otoritas Palestina, Ramallah.
Dalam sebuah pernyataan, State Information Service (SIS) yang dikelola negara mengatakan bahwa laporan NY Times adalah sebuah tuduhan belaka.
Dikatakan orang-orang yang dikutip oleh harian AS bukan pembawa acara TV atau telah tidak muncul di televisi bahkan sebelum pengakuan Trumpt terhadap Yerusalem.
"Posisi Mesir terhadap Yerusalem diterjemahkan dalam sikap dan tindakan yang diambil di PBB dan organisasi internasional lainnya meskipun ada ancaman pemotongan bantuan AS," kata SIS seperti dikutip dari Anadolu, Senin (8/1/2018).
Mesir adalah pihak yang mengajukan sebuah resolusi Dewan Keamanan PBB untuk menuntut pencabutan langkah Trump di Yerusalem, namun resolusi tersebut diveto oleh Washington.
Pada tanggal 21 Desember, Majelis Umum PBB dengan luar biasa mengadopsi sebuah resolusi, yang disponsori oleh Turki dan Yaman, menolak tindakan Trump di Yerusalem.
Yerusalem tetap menjadi jantung konflik Timur Tengah, dengan orang-orang Palestina berharap bahwa Yerusalem Timur - yang diduduki oleh Israel sejak 1967 - pada akhirnya dapat berfungsi sebagai ibukota negara Palestina merdeka.
(ian)