Tabrak Satu Keluarga Hingga Tewas, Supir Mabuk Dieksekusi
A
A
A
RIYADH - Seorang supir di Arab Saudi dieksekusi mati setelah membunuh enam anggota keluarga. Insiden tragis itu terjadi empat tahun lalu di distrik Al-Yasmeen Riyadh.
Mohammad al-Qahtani, yang mengemudi di bawah pengaruh alkohol, menabrak kendaraan lain yang membunuh Abdulmalik al-Dihaim, saudara perempuannya Hissah al-Dihaim, Nada al-Dihaim, Nuha al-Dihaim, Abeer al-Dihaim dan keponakan mereka Norah al- Dihaim. Insiden tersebut juga mengakibatkan seorang lain luka-luka atas nama al-Jowhara al-Dihaim. Mereka semua orang Saudi.
Abdulmalik Al-Dihaim, yang sedang belajar di Inggris, mengunjungi tanah airnya untuk melakukan ziarah pada bulan Oktober tahun 2013.
Setelah melakukan ziarah, dia tinggal bersama keluarganya selama dua jam dan membawa saudara perempuan dan dua keponakannya untuk menunggangi Audi barunya.
Korban mengendarai mobil di bundaran Anas Bin Malik pukul 13.45 ketika sopir mabuk berusia 41 tahun itu menabrak trotoar lalu menabrak Audi korban sehingga menyebabkannya jatuh dan membunuh lima orang di tempat.
Ketika paramedis tiba di lokasi kecelakaan, mereka menemukan bahwa al-Qahtani, yang menyebabkan kecelakaan itu, sangat mabuk. Laporan forensik menyatakan bahwa al-Qahtani sedang melaju dengan kecepatan tinggi.
Abdulrahman Al-Majed, seorang kerabat korban, mengatakan bahwa al-Qahtani mabuk dan mengemudi dengan kecepatan 180 sampai 200 km per jam.
"Ini bukan kecelakaan, ini pembunuhan," katan Majed kala itu.
Al-Qahtani setelah kecelakaan fatal empat tahun yang lalu mengaku tidak layak untuk hidup. Dia mengatakan bahwa dia didiagnosis menderita AIDS saat berusia 26 tahun yang menyebabkan keluarganya dan orang-orang di sekitarnya tidak mengenal dan memutus kontak dengannya.
Ia mengaku kehilangan tempat tinggal selama tiga bulan sebelum pindah ke pusat medis di Riyadh untuk diobati. Kesehatannya semakin memburuk. Dia mulai susah tidur dan menjadi penderita insomnia.
Dia mengungkapkan ingin kembali ke keluarganya tapi tidak bisa berhubungan dengan mereka karena mereka terus berpindah-pindah.
Dia mulai minum untuk melupakan rasa sakit dan masalahnya. Dia perlahan mulai menjadi sukarelawan di organisasi AIDS untuk membantu orang melalui kondisi serupa.
Seiring hidupnya menjadi lebih stabil, dia ingin menikah dan menetap. Dia bisa mendapatkan pekerjaan dan mulai bekerja. Dia menabung sejumlah uang dan menyewa apartemen. Dia berhubungan dengan wanita yang juga menderita AIDS. Dia bertemu dengannya melalui program pemerintah untuk menikahi korban AIDS dengan selamat. Dia mulai merencanakan hidupnya bersamanya, saat malam kecelakaan itu terjadi.
Dia mengatakan semua yang dia ingat adalah mobilnya menabrak mobil lain, lalu dia kehilangan kesadaran. Dia mengatakan bahwa dia terbangun di rumah sakit karena mendengar lima orang meninggal dalam kecelakaan tersebut dan seorang bayi telah meninggal beberapa hari kemudian.
"Saya merasa hidup saya jatuh lagi. Saya berhenti makan dan minum obat saya selama tiga hari. Semua usaha saya untuk membangun kehidupan yang lebih baik bagi diri saya hancur total," kata Al-Qahtani seperti dikutip dari Saudi Gazette, Jumat (29/12/2017).
Mohammad al-Qahtani, yang mengemudi di bawah pengaruh alkohol, menabrak kendaraan lain yang membunuh Abdulmalik al-Dihaim, saudara perempuannya Hissah al-Dihaim, Nada al-Dihaim, Nuha al-Dihaim, Abeer al-Dihaim dan keponakan mereka Norah al- Dihaim. Insiden tersebut juga mengakibatkan seorang lain luka-luka atas nama al-Jowhara al-Dihaim. Mereka semua orang Saudi.
Abdulmalik Al-Dihaim, yang sedang belajar di Inggris, mengunjungi tanah airnya untuk melakukan ziarah pada bulan Oktober tahun 2013.
Setelah melakukan ziarah, dia tinggal bersama keluarganya selama dua jam dan membawa saudara perempuan dan dua keponakannya untuk menunggangi Audi barunya.
Korban mengendarai mobil di bundaran Anas Bin Malik pukul 13.45 ketika sopir mabuk berusia 41 tahun itu menabrak trotoar lalu menabrak Audi korban sehingga menyebabkannya jatuh dan membunuh lima orang di tempat.
Ketika paramedis tiba di lokasi kecelakaan, mereka menemukan bahwa al-Qahtani, yang menyebabkan kecelakaan itu, sangat mabuk. Laporan forensik menyatakan bahwa al-Qahtani sedang melaju dengan kecepatan tinggi.
Abdulrahman Al-Majed, seorang kerabat korban, mengatakan bahwa al-Qahtani mabuk dan mengemudi dengan kecepatan 180 sampai 200 km per jam.
"Ini bukan kecelakaan, ini pembunuhan," katan Majed kala itu.
Al-Qahtani setelah kecelakaan fatal empat tahun yang lalu mengaku tidak layak untuk hidup. Dia mengatakan bahwa dia didiagnosis menderita AIDS saat berusia 26 tahun yang menyebabkan keluarganya dan orang-orang di sekitarnya tidak mengenal dan memutus kontak dengannya.
Ia mengaku kehilangan tempat tinggal selama tiga bulan sebelum pindah ke pusat medis di Riyadh untuk diobati. Kesehatannya semakin memburuk. Dia mulai susah tidur dan menjadi penderita insomnia.
Dia mengungkapkan ingin kembali ke keluarganya tapi tidak bisa berhubungan dengan mereka karena mereka terus berpindah-pindah.
Dia mulai minum untuk melupakan rasa sakit dan masalahnya. Dia perlahan mulai menjadi sukarelawan di organisasi AIDS untuk membantu orang melalui kondisi serupa.
Seiring hidupnya menjadi lebih stabil, dia ingin menikah dan menetap. Dia bisa mendapatkan pekerjaan dan mulai bekerja. Dia menabung sejumlah uang dan menyewa apartemen. Dia berhubungan dengan wanita yang juga menderita AIDS. Dia bertemu dengannya melalui program pemerintah untuk menikahi korban AIDS dengan selamat. Dia mulai merencanakan hidupnya bersamanya, saat malam kecelakaan itu terjadi.
Dia mengatakan semua yang dia ingat adalah mobilnya menabrak mobil lain, lalu dia kehilangan kesadaran. Dia mengatakan bahwa dia terbangun di rumah sakit karena mendengar lima orang meninggal dalam kecelakaan tersebut dan seorang bayi telah meninggal beberapa hari kemudian.
"Saya merasa hidup saya jatuh lagi. Saya berhenti makan dan minum obat saya selama tiga hari. Semua usaha saya untuk membangun kehidupan yang lebih baik bagi diri saya hancur total," kata Al-Qahtani seperti dikutip dari Saudi Gazette, Jumat (29/12/2017).
(ian)