Misa Natal Paus: Maria dan Yusuf Senasib dengan Pengungsi
A
A
A
ROMA - Pemimpin Vatikan Paus Fransiskus (Francis) membela para pengungsi di dunia pada misa Natal-nya. Dia menyamakan nasib pengungsi dengan Perawan Maria dan Yusuf (Joseph) yang pernah tidak menemukan tempat tinggal di Betlehem.
Paus mendesak dunia untuk tidak mengabaikan penderitaan orang-orang yang diusir dari tanah mereka karena para pemimpinnya merelakan penumpahan “darah orang tidak berdosa”.
Pemimpin 1,2 miliar umat Katolik Roma di dunia ini pada hari Minggu memimpin sebuah misa yang dihadiri sekitar 10.000 orang di Basilika Santo Petrus di Vatikan. Banyak lainnya mengikuti kebaktian dari alun-alun luar.
Penyamaan nasib Perawan Maria (Ibu Yesus) dan Yusuf dengan pengungsi itu disampaikan Paus dalam khotbahnya. Dia mengatakan bahwa Maria dan Yusuf kala itu tidak menemukan tempat tinggal di Betlehem. Iman, kata dia, menuntut agar orang asing disambut.
”Begitu banyak jejak lain yang tersembunyi dalam jejak Yusuf dan Maria," kata Paus asal Argentina ini seperti dikutip BBC. Dia mengaku bahwa dirinya adalah cucu seorang migran Italia.
”Kami melihat jejak seluruh keluarga yang dipaksa berangkat pada zaman kita sekarang. Kami melihat jejak jutaan orang yang tidak memilih untuk pergi, tapi diusir dari tanah mereka, meninggalkan yang terkasih,” ucap Paus.
“Banyak yang dilanda krisis migrasi yang sedang berlangsung terpaksa melarikan diri dari para pemimpinnya, yang memaksakan kekuatannya dan meningkatkan kekayaannya, (pemimpin itu) tidak ada masalah dalam menumpahkan darah orang yang tidak bersalah,” kata Paus berusia 81 tahun tersebut.
Mengenakan pakaian putih di gereja penuh bunga tersebut, Paus Francis menyerukan imajinasi sosial baru, di mana tidak ada yang merasa tidak ada tempat bagi mereka di bumi ini.
Paus Francis kerap membuat pembelaan terhadap migran selama bertakhta di Vatikan. Karena sikapnya itu, dia sering kali bertentangan dengan para politisi.
Lebih lanjut, Paus juga mengecam pelaku perdagangan manusia yang menghasilkan uang dari para pengungsi yang putus asa. Lebih dari 14.000 orang telah meninggal di Laut Mediterania ketika melakukan perjalanan berbahaya ke Eropa dalam empat tahun terakhir.
Pada Hari Natal, Senin (25/12/2017), Paus Francis akan menyampaikan pesan Natal pada siang hari dari balkon tengah basilika Vatikan.
Paus mendesak dunia untuk tidak mengabaikan penderitaan orang-orang yang diusir dari tanah mereka karena para pemimpinnya merelakan penumpahan “darah orang tidak berdosa”.
Pemimpin 1,2 miliar umat Katolik Roma di dunia ini pada hari Minggu memimpin sebuah misa yang dihadiri sekitar 10.000 orang di Basilika Santo Petrus di Vatikan. Banyak lainnya mengikuti kebaktian dari alun-alun luar.
Penyamaan nasib Perawan Maria (Ibu Yesus) dan Yusuf dengan pengungsi itu disampaikan Paus dalam khotbahnya. Dia mengatakan bahwa Maria dan Yusuf kala itu tidak menemukan tempat tinggal di Betlehem. Iman, kata dia, menuntut agar orang asing disambut.
”Begitu banyak jejak lain yang tersembunyi dalam jejak Yusuf dan Maria," kata Paus asal Argentina ini seperti dikutip BBC. Dia mengaku bahwa dirinya adalah cucu seorang migran Italia.
”Kami melihat jejak seluruh keluarga yang dipaksa berangkat pada zaman kita sekarang. Kami melihat jejak jutaan orang yang tidak memilih untuk pergi, tapi diusir dari tanah mereka, meninggalkan yang terkasih,” ucap Paus.
“Banyak yang dilanda krisis migrasi yang sedang berlangsung terpaksa melarikan diri dari para pemimpinnya, yang memaksakan kekuatannya dan meningkatkan kekayaannya, (pemimpin itu) tidak ada masalah dalam menumpahkan darah orang yang tidak bersalah,” kata Paus berusia 81 tahun tersebut.
Mengenakan pakaian putih di gereja penuh bunga tersebut, Paus Francis menyerukan imajinasi sosial baru, di mana tidak ada yang merasa tidak ada tempat bagi mereka di bumi ini.
Paus Francis kerap membuat pembelaan terhadap migran selama bertakhta di Vatikan. Karena sikapnya itu, dia sering kali bertentangan dengan para politisi.
Lebih lanjut, Paus juga mengecam pelaku perdagangan manusia yang menghasilkan uang dari para pengungsi yang putus asa. Lebih dari 14.000 orang telah meninggal di Laut Mediterania ketika melakukan perjalanan berbahaya ke Eropa dalam empat tahun terakhir.
Pada Hari Natal, Senin (25/12/2017), Paus Francis akan menyampaikan pesan Natal pada siang hari dari balkon tengah basilika Vatikan.
(mas)