Sebut AS Tidak Jujur, Abbas Minta Prancis Jadi Mediator

Jum'at, 22 Desember 2017 - 23:55 WIB
Sebut AS Tidak Jujur,...
Sebut AS Tidak Jujur, Abbas Minta Prancis Jadi Mediator
A A A
PARIS - Sebut AS Tidak Jujur, Abbas Minta Prancis Jadi Mediator

PARIS - Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, mengatakan ia tidak lagi menerima rencana perdamaian yang diusulkan oleh Amerika Serikat (AS). Ia pun menyerukan Prancis dan Eropa untuk memainkan peran yang lebih kuat dalam upaya perdamaian antara Israel dan Palestina.

"Amerika Serikat telah terbukti menjadi mediator yang tidak jujur dalam proses perdamaian dan kami tidak akan lagi menerima rencana apapun darinya," Abbas mengatakan dalam sebuah konferensi pers bersama dengan presiden Prancis, Emmanuel Macron.

Macron pun mengulangi kecamannya tentang keputusan AS mengenai Yerusalem. Meski begitu ia mengesampingkan pengakuan Palestina sebagai sebuah negara secara sepihak, yang telah menjadi bahan perdebatan sebelumnya di Prancis.

"Orang-orang Amerika telah meminggirkan diri mereka dan saya mencoba untuk tidak melakukan hal yang sama," kata Macron, sadar bahwa setiap langkah untuk mengakui Palestina akan memusuhi orang-orang Israel seperti dikutip dari The Guardian, Jumat (22/12/2017).

Sebelumnya, sidang darurat Majelis Umum PBB menolak pengakuan Presiden AS Donald Trump terhadap Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Sebanyak 128 negara menolak pengakuan tersebut, sembilan negara mendukung, dan 35 abstein. Negara-negara tersebut mengabaikan ancaman Trump yang akan memotong bantuan ke negara manapun yang menentangnya.

Abbas lantas menyerang upaya AS untuk mengintimidasi negara-negara tersebut menjelang pemungutan suara.

"Saya berharap yang lain akan mempelajari pelajaran dan mengerti bahwa Anda tidak dapat memaksakan solusi dengan menggunakan uang dan mencoba untuk membeli di luar negeri," tambahnya di Paris.

Kunjungan Abbas ke Paris kurang dari dua minggu setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, melakukan kunjungan yang sama. Hal ini telah menimbulkan spekulasi kemungkinan Macron tergoda untuk menengahi konflik paling keras di dunia.

Dia dan diplomat Prancis telah mengesampingkan inisiatif Paris yang segar, bersikeras bahwa upaya Amerika harus dijalankan terlebih dahulu.

Macron yang berusia 40 tahun telah muncul sebagai tokoh internasional yang dinamis sejak terpilih pada bulan Mei lalu. Kendati begitu, timnya menegaskan bahwa ia fokus untuk mereformasi Uni Eropa, menghindari ketidakstabilan di Lebanon, dan upaya anti-teror di Suriah serta Afrika barat.

Tapi Abbas, seperti Netanyahu sebelumnya, memuji pemimpin muda tersebut pada konferensi pers di Paris, yang terkenal karena kehangatan dan bahasa tubuh yang santai.

"Kami percaya padamu. Kami menghormati upaya yang dilakukan oleh Anda dan kami sangat mengandalkan usaha Anda," kata Abbas.

Macron menjawab bahwa dia telah berkomitmen dengan sangat jelas guna melakukan segalanya untuk melanjutkan proses perdamaian dan akan mengunjungi wilayah Palestina pada tahun 2018 serta mengintensifkan kontak antara pemerintah Prancis dan Palestina.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1301 seconds (0.1#10.140)