AS Veto Resolusi Yerusalem di DK PBB, Ini Reaksi Indonesia

Selasa, 19 Desember 2017 - 16:42 WIB
AS Veto Resolusi Yerusalem...
AS Veto Resolusi Yerusalem di DK PBB, Ini Reaksi Indonesia
A A A
JAKARTA - Pemerintah Indonesia mengaku sudah memprediksi bahwa Amerika Serikat (AS) akan memveto draft resolusi penolakan pengakuan status Yerusalem sebagai Ibu Kota Isarel di forum Dewan Keamanan PBB.

Indonesia justru bersyukur, karena dari 15 anggota DK PBB, 14 di antaranya mendukung resolusi untuk membatalkan pengakuan AS soal status Yerusalem. Dalam voting hari Senin waktu New York, AS marah dengan kekompakan 14 anggota DK PBB tersebut dan menganggapnya sebagai penghinaan tak terlupakan.

Baca Juga: 14 dari 15 Anggota DK PBB Tolak Status Yerusalem, AS: Penghinaan!

Pernyataan sikap pemerintah ini disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia A.M. Fachir, Selasa (19/22/2017). Menurut Fachir, veto AS memang menjadi sisi buruk. Tapi, sisi baiknya 14 negara anggota DK PBB lainnya menyetujui resolusi yang diajukan Mesir tersebut,

”Sudah kita perkirakan, tentu saja ini tidak sesuai dengan kepentingan Amerika, tapi kita berskyukur bahwa 14 dari 15 negara anggota DK PBB menyetujui resolusi, meskipun kemudian Amerika memveto,” ucap Fachir.

Veto AS bukan akhir dari segalanya untuk membela Palestina.

”Segera setelah ini kita akan maju ke Sidang Majelis Umum PBB sesi khusus, jadi ada sidang khusus, untuk membahas hal yang sama karena di situ tidak ada veto,” kata diplomat Indonesia ini.

“Karena itu, kita menggalang negara-negara lain, tentu saja mulai dari OKI dan Gerakan Non-Blok untuk memajukan rancangan resolusi, dan Indonesia menjadi co-sponsor resolusi tersebut. Itu antara lain yang akan kita lakukan. Insya Allah akan diselenggarakan Kamis,” kata Wakil Menlu Retno Marsudi ini.

Baca Juga: AS Veto Resolusi Yerusalem, Israel Senang, Palestina Kesal

Seperti diberitakan sebelumnya, AS kesal dengan keputusan 14 negara anggota DK PBB yang mendukung resolusi tersebut. Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley menyebut tindakan 14 negara itu sebagai hal yang memalukan.

“Penghinaan, Amerika tidak akan didikte oleh negara manapun di mana kita bisa menempatkan kedutaan kita. Ini memalukan untuk mengatakan bahwa kita sedang melakukan upaya perdamaian,” kesal Haley.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1234 seconds (0.1#10.140)