Hamas Serukan Persatuan dengan Fatah
A
A
A
YERUSALEM - Gerakan Islam Palestina Hamas mengecam pembunuhan para demonstran Palestina. Mereka juga menyerukan persatuan nasional dan mendesak Otoritas Palestina mempercepat kesepakatan rekonsiliasi dengan pesaing beratnya, kelompok Fatah.
"Agresi Zionis ini, dukungan Amerika dan bahaya yang dihadapi oleh kami, memerlukan penyelesaian rekonsiliasi Palestina dan persatuan Palestina dengan cepat untuk memperkuat otoritas pusat kami," bunyi pernyataan yang dikeluarkan Hamas.
"Oleh karena itu, kami menyerukan kepada pimpinan Otoritas Palestina untuk mempercepat pelaksanaan apa yang sudah disepakati," sambung pernyataan itu seperti dikutip dari The New Arab, Minggu (17/12/2017).
Faksi-faksi politik Palestina yang bersaing Hamas dan Fatah menandatangani sebuah kesepakatan rekonsiliasi pada bulan Oktober lalu, di mana kontrol atas Gaza akan diserahkan ke pemerintah persatuan yang dipimpin Fatah. Namun kesepakatan tersebut telah mengalami kemunduran dan tanggal penyerahan Gaza yang disepakati tidak diakui oleh salah satu pihak.
Perdana Menteri Palestina, Rami Hamdallah mengatakan persatuan Palestina merupakan tanggapan terbaik terhadap keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Trump yang secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
"Kami sadar bahwa jalan kita menuju rekonsiliasi panjang dan berduri, tapi kita juga tahu bahwa kita akan sampai pada akhirnya. Rekonsiliasi nasional adalah pilihan strategis yang tidak akan kita tinggalkan," katanya pada konferensi pers di Gaza.
Delapan orang Palestina telah terbunuh oleh pasukan Israel sejak pengumuman Trump pada 6 Desember lalu yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
Salah satu warga Palestina yang tewas adalah Ibrahim Abu Thuraya, seorang aktivis Palestina yang terkenal dan simbol ketangguhan, setelah kehilangan kedua kakinya dalam serangan helikopter Israel pada tahun 2008.
Baca Juga: Kejamnya Israel, Demonstran Palestina di Kursi Roda Pun Dibunuh
"Agresi Zionis ini, dukungan Amerika dan bahaya yang dihadapi oleh kami, memerlukan penyelesaian rekonsiliasi Palestina dan persatuan Palestina dengan cepat untuk memperkuat otoritas pusat kami," bunyi pernyataan yang dikeluarkan Hamas.
"Oleh karena itu, kami menyerukan kepada pimpinan Otoritas Palestina untuk mempercepat pelaksanaan apa yang sudah disepakati," sambung pernyataan itu seperti dikutip dari The New Arab, Minggu (17/12/2017).
Faksi-faksi politik Palestina yang bersaing Hamas dan Fatah menandatangani sebuah kesepakatan rekonsiliasi pada bulan Oktober lalu, di mana kontrol atas Gaza akan diserahkan ke pemerintah persatuan yang dipimpin Fatah. Namun kesepakatan tersebut telah mengalami kemunduran dan tanggal penyerahan Gaza yang disepakati tidak diakui oleh salah satu pihak.
Perdana Menteri Palestina, Rami Hamdallah mengatakan persatuan Palestina merupakan tanggapan terbaik terhadap keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Trump yang secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
"Kami sadar bahwa jalan kita menuju rekonsiliasi panjang dan berduri, tapi kita juga tahu bahwa kita akan sampai pada akhirnya. Rekonsiliasi nasional adalah pilihan strategis yang tidak akan kita tinggalkan," katanya pada konferensi pers di Gaza.
Delapan orang Palestina telah terbunuh oleh pasukan Israel sejak pengumuman Trump pada 6 Desember lalu yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
Salah satu warga Palestina yang tewas adalah Ibrahim Abu Thuraya, seorang aktivis Palestina yang terkenal dan simbol ketangguhan, setelah kehilangan kedua kakinya dalam serangan helikopter Israel pada tahun 2008.
Baca Juga: Kejamnya Israel, Demonstran Palestina di Kursi Roda Pun Dibunuh
(ian)