Ratusan Aktivis Pro Palestina Demo Tolak Kunjungan Netanyahu
A
A
A
PARIS - Ratusan aktivis pro-Palestina menggelar aksi menetang rencana kunjungan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Netanyahu dijadwalkan mengunjungi Prancis pada akhir pekan ini.
Para demonstran membawa bendera Palestina dan foto Presiden Prancis Emmanuel Macron yang ditandai sebagai kaki tangan karena menjadi tuan rumah pertemuan dengan Netanyahu. Aksi ini sebagai buntut dari keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
Netanyahu, yang menyambut langkah Trump, akan bertemu dengan Macron pada hari Minggu (10/12/2017) menjelang pertemuan dengan menteri luar negeri Uni Eropa di Brussels pada hari Senin seperti dilansir dari Reuters.
Perancis mengatakan pada hari Jumat bahwa AS telah mengesampingkan dirinya dalam proses perdamaian di Timur Tengah dengan mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
Menteri Luar Negeri Jean-Yves Le Drian mengatakan di TV Prancis bahwa langkah AS "melawan hukum internasional".
"Trump bilang dia punya proyek. Biarkan dia mempresentasikannya, agar intervensi ini bisa dihapuskan dengan memulai kembali proses perdamaian," katanya.
Sementara itu sebuah sumber di kantor presiden Turki mengatakan Macron dan Presiden Turki Tayyip Erdogan akan bekerja sama untuk mencoba meyakinkan AS guna mempertimbangkan kembali keputusan tersebut.
Prancis telah menjadi pendukung perjuangan Palestina. Pada tahun 2014, Majelis Nasional Prancis mengeluarkan sebuah mosi yang tidak mengikat yang meminta pemerintah untuk mengakui Palestina, namun pemerintah belum secara resmi melakukannya.
Para demonstran membawa bendera Palestina dan foto Presiden Prancis Emmanuel Macron yang ditandai sebagai kaki tangan karena menjadi tuan rumah pertemuan dengan Netanyahu. Aksi ini sebagai buntut dari keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
Netanyahu, yang menyambut langkah Trump, akan bertemu dengan Macron pada hari Minggu (10/12/2017) menjelang pertemuan dengan menteri luar negeri Uni Eropa di Brussels pada hari Senin seperti dilansir dari Reuters.
Perancis mengatakan pada hari Jumat bahwa AS telah mengesampingkan dirinya dalam proses perdamaian di Timur Tengah dengan mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
Menteri Luar Negeri Jean-Yves Le Drian mengatakan di TV Prancis bahwa langkah AS "melawan hukum internasional".
"Trump bilang dia punya proyek. Biarkan dia mempresentasikannya, agar intervensi ini bisa dihapuskan dengan memulai kembali proses perdamaian," katanya.
Sementara itu sebuah sumber di kantor presiden Turki mengatakan Macron dan Presiden Turki Tayyip Erdogan akan bekerja sama untuk mencoba meyakinkan AS guna mempertimbangkan kembali keputusan tersebut.
Prancis telah menjadi pendukung perjuangan Palestina. Pada tahun 2014, Majelis Nasional Prancis mengeluarkan sebuah mosi yang tidak mengikat yang meminta pemerintah untuk mengakui Palestina, namun pemerintah belum secara resmi melakukannya.
(ian)