Terima Patung Garuda, Ghana Tuan Rumah World Press Freedom Day 2018

Jum'at, 08 Desember 2017 - 19:10 WIB
Terima Patung Garuda,...
Terima Patung Garuda, Ghana Tuan Rumah World Press Freedom Day 2018
A A A
JAKARTA - Ghana terpilih sebagai tuan rumah penyelenggaraan World Press Freedom Day (WPFD) 2018. Indonesia sebagai tuan rumah WPFD 2017 menyerahkan patung burung Garuda sebagai simbolik estafet penyelenggaraan event tersebut.

Penyerahan patung burung Garurda dari Indonesia diwakili oleh Duta Besar Berkuasa Penuh untuk Prancis Hotmangaradja Pandjaitan kepada Wakil Menteri Informasi Republik Ghana Kojo Opong Nkrumah. Patung yang menggambarkan burung Garuda mencengkeram dunia itu diserahkan di Kantor Unesco, Paris, Prancis, pada 6 November lalu.

Nkrumah menekankan pentingnya kontribusi kebebasan media kepada masyarakat, dan kebutuhan untuk memastikan bahwa wartawan dapat menjalankan pekerjaan mereka dengan aman atau bebas dari ancaman.

”Ada lebih banyak yang bisa dicapai bagi pemerintahan, ekonomi dan kualitas hidup ketika masyarakat dan media bebas. Dan dengan menggunakan kisah sukses Ghana, kami berharap dapat menampilkan ini saat Anda bergabung dengan kami untuk perayaan ini,” katanya.

Sementara itu, Hotmangaradja menjabarkan bahwaa WPFD 2017 di Indonesia diikuti oleh 1.500 peserta dari 90 negara. Penyelengaraan tersebut menghasilkan Deklarasi Jakarta yang menggambarkan peran media dalam memajukan masyarakat yang damai, adil, dan inklusif.

”Kami siap untuk berbagi pengalaman dengan Ghana dalam rangka mempersiapkan acara penting ini,” ujarnya.

Sedangkan Finlandia yang menjadi tuan rumah tahun 2016 menyatakan kegembiraannya event tersebut digelar kembali di Afrika setelah sekian tahun berselang. Hal itu disampaikan Aki Enkenberg, Penasihat Senior Kementerian Luar Negeri Finlandia.

”Di Helsinki, kami membawa sejarah panjang kami untuk mendapatkan akses publik terhadap informasi, sebuah konferensi penelitian tentang keselamatan para jurnalis dan kaitannya dengan kebebasan artistik dan ilmiah. Kami senang melihat acara tersebut kembali ke Afrika, di Ghana, 27 tahun setelah Deklarasi Windhoek,” katanya.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7637 seconds (0.1#10.140)