Nelayan Kanada Temukan Lobster dengan 'Tato' Logo Pepsi
A
A
A
OTTAWA - Seekor lobster dengan logo minuman ringan Pepsi tercetak di cakarnya ditemukan terperangkap di perairan Grand Manan di New Brunswick, Kanada timur. Temuan ini memicu kekhawatiran baru tentang meningkatnya kontaminasi di laut.
Karissa Lindstrand, seorang anggota kru penangkap ikan Kanada yang menemukan hewan tersebut, mengatakan bahwa dia segera mengenali logo yang sudah terkenal itu saat dia minum sekitar 12 kaleng Pepsi setiap hari.
"Saya seperti: 'Oh, itu mungkin Pepsi.' Itu tampak seperti cetakan yang tepat di cakar lobster" katanya seperti dikutip dari Sputnik, Jumat (1/12/2017).
Temuan tersebut memancing perdebatan tentang apa yang sebenarnya terjadi pada makhluk itu. Kru mengatakan bahwa mereka belum pernah melihat kejadian seperti itu sebelumnya. Beberapa percaya bahwa lobster tumbuh di sekitar kaleng yang berada di dasar laut. Yang lain berspekulasi bahwa bagian dari kaleng Pepsi entah bagaimana terjebak di cakar binatang itu.
Lindstrand sendiri menduga gambar itu bisa berasal dari gambar yang dicetak karena muncul pixelated, tapi kertas pasti akan hancur di laut.
"Saya masih berusaha membungkus otak saya dengan apa sebenarnya itu," kata Lindstrand.
Insiden tersebut menghidupkan kembali kekhawatiran jumlah sampah yang mengotori samudra di dunia.
Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Ellen MacArthur Foundation, antara 5 juta hingga 13 juta ton sampah plastik ke lautan dunia setiap tahunnya dikonsumsi oleh burung laut, ikan dan organisme lainnya. Menurut pelaut yang memecahkan rekor Dame Ellen McArthur, pada tahun 2050 lautan akan mengandung lebih banyak plastik dari pada ikan, kecuali jika industri membersihkan akarnya.
Baru-baru ini, para periset mendeteksi hampir 30 juta keping plastik dengan berat hampir 18 ton menumpuk di Pulau Henderson yang tidak berpenghuni di Pasifik Selatan bagian timur. Para ilmuwan menemukan ratusan kepiting yang menenggelamkan rumah buatan yang terbuat dari tutup botol dan mainan.
Para ilmuwan di Ghent University di Belgia baru-baru ini mengkalkulasikan bahwa orang-orang yang mengonsumsi makanan laut mengkonsumsi hingga 11.000 potongan plastik kecil setiap tahunnya.
Sebelumnya pada bulan Agustus, seekor lobster raksasa yang cantik ditangkap oleh seorang nelayan di Fuding, di provinsi Fujian di China tenggara. Beratnya lebih dari 3 kilogram, makhluk itu berdiameter 1,4 meter. Seekor lobster yang sama ditangkap lebih dari dua tahun yang lalu di provinsi Wenling, Zhejiang, dan kemudian dijual seharga 600.000 Renminbi.
Karissa Lindstrand, seorang anggota kru penangkap ikan Kanada yang menemukan hewan tersebut, mengatakan bahwa dia segera mengenali logo yang sudah terkenal itu saat dia minum sekitar 12 kaleng Pepsi setiap hari.
"Saya seperti: 'Oh, itu mungkin Pepsi.' Itu tampak seperti cetakan yang tepat di cakar lobster" katanya seperti dikutip dari Sputnik, Jumat (1/12/2017).
Temuan tersebut memancing perdebatan tentang apa yang sebenarnya terjadi pada makhluk itu. Kru mengatakan bahwa mereka belum pernah melihat kejadian seperti itu sebelumnya. Beberapa percaya bahwa lobster tumbuh di sekitar kaleng yang berada di dasar laut. Yang lain berspekulasi bahwa bagian dari kaleng Pepsi entah bagaimana terjebak di cakar binatang itu.
Lindstrand sendiri menduga gambar itu bisa berasal dari gambar yang dicetak karena muncul pixelated, tapi kertas pasti akan hancur di laut.
"Saya masih berusaha membungkus otak saya dengan apa sebenarnya itu," kata Lindstrand.
Insiden tersebut menghidupkan kembali kekhawatiran jumlah sampah yang mengotori samudra di dunia.
Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Ellen MacArthur Foundation, antara 5 juta hingga 13 juta ton sampah plastik ke lautan dunia setiap tahunnya dikonsumsi oleh burung laut, ikan dan organisme lainnya. Menurut pelaut yang memecahkan rekor Dame Ellen McArthur, pada tahun 2050 lautan akan mengandung lebih banyak plastik dari pada ikan, kecuali jika industri membersihkan akarnya.
Baru-baru ini, para periset mendeteksi hampir 30 juta keping plastik dengan berat hampir 18 ton menumpuk di Pulau Henderson yang tidak berpenghuni di Pasifik Selatan bagian timur. Para ilmuwan menemukan ratusan kepiting yang menenggelamkan rumah buatan yang terbuat dari tutup botol dan mainan.
Para ilmuwan di Ghent University di Belgia baru-baru ini mengkalkulasikan bahwa orang-orang yang mengonsumsi makanan laut mengkonsumsi hingga 11.000 potongan plastik kecil setiap tahunnya.
Sebelumnya pada bulan Agustus, seekor lobster raksasa yang cantik ditangkap oleh seorang nelayan di Fuding, di provinsi Fujian di China tenggara. Beratnya lebih dari 3 kilogram, makhluk itu berdiameter 1,4 meter. Seekor lobster yang sama ditangkap lebih dari dua tahun yang lalu di provinsi Wenling, Zhejiang, dan kemudian dijual seharga 600.000 Renminbi.
(ian)