Tokoh-Tokoh Otodidak Paling Populer Sepanjang Sejarah

SEPANJANG sejarah, beberapa orang telah menggunakan pengalaman hidup mereka untuk meningkatkan talenta mereka dan menciptakan ideologi untuk lebih baik atau lebih buruk. Individu-individu ini kadang-kadang disebut "autodidacts", yang berarti mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan signifikan tanpa kehadiran seorang guru. Berikut 10 tokoh yang memperoleh kemampuan dirinya secara otodidak.

1. Harry S. Truman

Lahir pada 8 Mei 1884, Harry S. Truman mengenyam pendidikan sederhana di pedesaan Missouri, Amerika Serikat (AS). Dibesarkan di sebuah desa peternakan, Truman menghabiskan masa kecilnya dan melakukan pekerjaan serabutan untuk membantu ayahnya di bidang pertanian. Truman bergabung dengan Garda Nasional pada usia 33. Dia membuktikan dirinya sebagai pemimpin. Dia menjadi hakim county, lalu seorang Senator AS, dan akhirnya menjadi Wakil Presiden Franklin Delano Roosevelt.

Ketika naik menjadi presiden AS, sejumlah prestasi ia telorkan antara lain mengakhiri Perang Dunia II dengan menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki serta membantu membangun kembali Eropa pasca Perang Dunia ke-II dan mendiskregasikan militer AS.

2. Booker T. Washington

Dia adalah tokoh pendidikan (edukator) yang membuka kesempatan bagi ribuan masyarakat Afrika-Amerika untuk mendapatkan pendidikan dan mempelajari keterampilan industri serta kerajinan tangan. Booker T. Washington lahir di sebuah perkebunan budak dari ayah kulit putih dan ibu kulit hitam. Dia bekerja di sebuah perkebunan di usia muda, tetapi juga mendapat pendidikan di Hampton Institute. Selama hidupnya, Washington bertugas di bawah Theodore Roosevelt sebagai penasihat kulit hitam dan mendirikan Institut Tuskegee, yang didedikasikan untuk melatih orang-orang Amerika Afrika untuk menjadi guru.

3. Kato Lomb

Kato Lomb adalah salah satu tokoh yang menguasai banyak bahasa yakni 16 bahasa sepanjang masa hidupnya. Lahir di Hongaria di abad ke-20, dia mendapat pendidikan yang baik. Meskipun dia mendapatkan gelar PhD dalam bidang kimia dan fisika, dia tidak memiliki keterampilan bawaan dalam mempelajari bahasa. Baru pada usia dua puluhan dia mulai belajar bahasa Inggris. Dia belajar bahasa Inggris bersama 15 bahasa lainnya dan menulis buku Polyglot: How I Learn Languages. Kesuksesannya menjadi inspirasi bagi banyak orang yang ingin menguasai banyak bahasa.

4. Ferdinand Waldo Demara Jr.

Ferdinand Waldo Demara adalah salah satu penipu terbesar di dunia. Penyamarannya hebat, mulai dari sebagai pendeta, ahli bedah bahkan kepala sipir yang sama sekali tidak mempunyai keahlian dalam bidangnya. Kehebatan penyamarannya dibuktikan dengan karir bermacam-macam, di antaranya insinyur bangunan sipil, kepala sherif, asisten kepala sipir, dokter psikologi, perawat rumah sakit, pengacara, pengasuh anak-anak, pendeta, editor, peneliti kanker dan guru tanpa sedikitpun ilmu tentang profesinya ini. Penyamarannya paling terkenal adalah sebagai dokter bedah Joseph Cyr selama perang Korea. Dia bahkan sempat melakukan operasi dan berhasil.

5. Granville Woods

Granville Woods tidak pernah mendapatkan pengakuan sebagai penemu revolusioner seperti halnya Alexander Graham Bell atau Thomas Edison, namun kontribusinya terhadap sistem perkeretaapian pada abad ke-19 memiliki dampak industri besar. Pekerjaannya di sistem perkeretaapian mempertajam pengetahuannya dan membawanya ke beberapa penemuan besar, seperti "pengawas" dan "telegraf induksi." Dengan sedikit pendidikan, dia menerima 60 paten, memiliki perusahaan, dan menemukan telekomunikasi dan perkeretaapian yang membuat transportasi lebih aman.

6. Adolf Hitler

Dikenal dunia sebagai pemimpin Nazi Jerman. Kampanyenya menyingkirkan Yahudi dari muka bumi menyebabkan Perang Dunia II. Meski dikenal sebagai pemimpin dunia, di masa mudanya Hitler tidaknya bahagia. Pada hari ulang tahunnya ke 18, dia putus sekolah, kehilangan kedua orang tua, dan masuk dari satu panti asuhan ke panti asuhan lainnya. Awalnya, Hitler menunjukkan ketertarikannya untuk melukis, namun ditolak dua kali oleh Akademi Seni Rupa di Wina. Pandangan etnosentrisnya berkembang setelah upayanya menjadi pelukis gagal. Ideologinya dipengaruhi dua pemimpin politik anti-Semit, Wali Kota Wina Karl Lueger dan politisi Georg von Schonerer. Perspektif rasis Hitler terus berkembang saat dia menjadi pemimpin Jerman.

7. Julian Assange

Julian Assange adalah representasi besar dari sebuah manusia otodidak modern. Dia adalah pendiri WikiLeaks dan sangat ahli dalam hacking dan kode komputer. Beberapa orang memanggilnya penjahat yang mencari perhatian, sementara yang lain memujinya karena mengungkapkan sisi gelap pemerintah Amerika Serikat (AS). Secara total, dia belajar di 37 sekolah berbeda. Dia mulai melakukan hacking dan pemrograman pada usia 16 tahun. Kecenderungannya pada matematika dan IQ tinggi berkontribusi pada bakatnya. Dia belajar di Universitas Melbourne tapi tidak pernah mendapatkan gelar sarjana.

8. H.P. Lovecraft

Dia adalah penulis horror, fantasi, dan fiksi ilmiah khususnya subgenre yang dikenal sebagai fiksi aneh. Lovecraft menjalani kehidupan terisolasi dan prasangka selama masa hidupnya. Kedua orang tuanya memiliki masalah kesehatan mental. Kemungkinan besar, kenyataan ini tercermin dalam delirium Lovecraft sendiri. Kisahnya memengaruhi banyak karya Robert Bloch, termasuk Psycho (1959). Lovecraft meninggal pada 1937 pada usia 46 tahun. Meskipun perspektif gelapnya adalah sesuatu tidak biasa, namun ceritanya mengilhami penciptaan subgenre sastra seperti "kosmis horor "dan karya ikon seperti Stephen King dan Guillermo del Toro.

9. Frank Bender

Frank Bender, yang memproklamirkan diri sebagai "komposer dari yang terdekomposisi," menggunakan bakat seninya untuk membantu memerangi kejahatan. Ia menjadi pemahat forensik terkemuka pada akhir abad ke-20. Bender sempat berkarier di angkatan laut dan menghabiskan beberapa tahun sebagai fotografer komersial. Dia bisa membuat patung tanah liat dengan melihat sesedikit tengkorak korban yang retak. Kehebatan Bender bukan hanya intuisi dan indra keenamnya namun juga optimisme dan gairahnya untuk membantu orang.

10. Leonardo da Vinci

Dikenal sebagai pelukis “Perjamuan Terakhir” dan “Mona Lisa”, kontribusi Leonardo da Vinci ke Eropa abad ke-15 jauh melampaui keahliannya sebagai seniman. Meski menguasai keterampilan menulis, matematika, dan membaca dasar, tapi dia tidak menerima pendidikan formal. Dia kemudian menghabiskan satu dekade hidupnya untuk menyempurnakan keseniannya di bawah magang Andrea del Verrocchio dari Florence.

Di luar ini, Da Vinci sepenuhnya otodidak. Dia menuliskan banyak gagasan yang menghubungkan alam dan sains, terutama penemuannya yang berukuran 20 meter (65 kaki) kelelawar mekanis.