Teror Sinai, Mesir Tunda Buka Perbatasan Rafah
A
A
A
KAIRO - Mesir telah menunda pembukaan perbatasan Rafah antara Mesir dengan Jalur Gaza. Penundaan itu dilakukan dengan alasan keamanan setelah serangan terhadap sebuah masjid di Sinai utara yang menewaskan 235 orang.
Perbatasan Rafah yang melintasi antara Mesir dan Gaza rencananya akan dibuka kembali selama tiga hari. Namun rencana itu gagal terlaksana setelah serangan pemboman yang diduga dilakukan oleh ISIS di Sinai utara.
"Perbatasannya dibuka kembali selama tiga hari untuk memungkinkan perjalanan dari kedua belah pihak," kata kedutaan Palestina di Kairo seperti dikutip dari laman Haaretz, Sabtu (25/11/2017).
Kelompok Hamas dan Fatah setuju menyerahkan tanggung jawab Rafah untuk menyeberang ke sebuah pemerintahan persatuan sebagai bagian dari kesepakatan yang ditengahi Kairo bulan lalu.
Militan menyerang sebuah masjid yang ramai pada saat solat Jumat di Semenanjung Sinai, memicu bahan peledak, menghujani jamaah dengan tembakan senjata dan membunuh setidaknya 235 orang dalam serangan paling mematikan yang pernah dilakukan oleh ekstremis Islam di Mesir.
Menurut saksi, para pelaku menggunakan empat mobil off road saat melakukan aksi penyeranga brutal tersebut.
Hingga saat ini belum ada kelompok yang secara resmi mengaku sebagai pelaku serangan tersebut. Namun sejak tahun 2014 pasukan keamanan Mesir telah berjuang melawan afiliasi ISIS yang keras kepala di utara Sinai yang sebagian besar gurun pasir. Kelompok ini telah membunuh ratusan polisi dan tentara.
Perbatasan Rafah yang melintasi antara Mesir dan Gaza rencananya akan dibuka kembali selama tiga hari. Namun rencana itu gagal terlaksana setelah serangan pemboman yang diduga dilakukan oleh ISIS di Sinai utara.
"Perbatasannya dibuka kembali selama tiga hari untuk memungkinkan perjalanan dari kedua belah pihak," kata kedutaan Palestina di Kairo seperti dikutip dari laman Haaretz, Sabtu (25/11/2017).
Kelompok Hamas dan Fatah setuju menyerahkan tanggung jawab Rafah untuk menyeberang ke sebuah pemerintahan persatuan sebagai bagian dari kesepakatan yang ditengahi Kairo bulan lalu.
Militan menyerang sebuah masjid yang ramai pada saat solat Jumat di Semenanjung Sinai, memicu bahan peledak, menghujani jamaah dengan tembakan senjata dan membunuh setidaknya 235 orang dalam serangan paling mematikan yang pernah dilakukan oleh ekstremis Islam di Mesir.
Menurut saksi, para pelaku menggunakan empat mobil off road saat melakukan aksi penyeranga brutal tersebut.
Hingga saat ini belum ada kelompok yang secara resmi mengaku sebagai pelaku serangan tersebut. Namun sejak tahun 2014 pasukan keamanan Mesir telah berjuang melawan afiliasi ISIS yang keras kepala di utara Sinai yang sebagian besar gurun pasir. Kelompok ini telah membunuh ratusan polisi dan tentara.
(ian)