Saudi Cs Labeli Majelis Cendekiawan Pimpinan Qaradawi Teroris
A
A
A
RIYADH - Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain yang memboikot Qatar menambahkan 11 individu dan dua entitas lainnya dalam daftar hitam teroris. Entitas yang masuk daftar itu termasuk Majelis Cendekiawan Muslim Internasional (IUMS) yang berbasis di Qatar dan dipimpin ulama Yusuf al-Qaradawi.
IUMS dibentuk pada tahun 2004. Para ulama maupun cendekiawan Muslim yang bergabung kebanyakan terkait dengan kelompok Ikhwanul Muslimin.
Dalam sebuah pernyataan, empat negara Arab itu juga memasukkan Dewan Islam Internasional (International Islamic Council/IIC) dalam daftar yang sama.
”Dua entitas yang terdaftar adalah dua organisasi teroris yang mempromosikan terorisme dengan menggunakan retorika Islam sebagai topeng untuk memfasilitasi kegiatan teroris,” bunyi pernyataan empat negara tersebut yang dikutip kantor berita Saudi, SPA, Kamis (23/11/2017).
Langkah tersebut semakin memperdalam keretakan antara keempat negara Arab itu dengan Qatar. Saudi dan para sekutu Arabnya telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar pada bulan Juni lalu atas tuduhan bahwa Doha mendukung terorisme yang bersekutu dengan Iran.
Ke-11 individu yang dimasukkan ke daftar teroris oleh kuartet Arab itu termasuk pemimpin Ikhwanul Muslimin; Mahmoud Ezzat Ibrahim.
Gerakan Ikhwanul Muslimin memimpin demonstrasi “Arab Spring” pada tahun 2011 yang menggulingkan beberapa pemimpin di Timur Tengah dan Afrika Utara. Penguasa negara-negara Teluk melihat kelompok yang ideologi politiknya menantang prinsip pemerintahan dinasti, sebagai ancaman keamanan.
Keanggotaan IUMS sendiri mencakup ulama Saudi Salman al-Awdah, yang ditangkap oleh pihak berwenang Saudi pada bulan September, Rached Ghannouchi; Ketua Partai Ennahda dari Tunisia, dan cendekiawan Maroko; Ahmed Raissouni.
Upaya mediasi krisis Qatar yang dipimpin oleh Kuwait dan diplomasi antar-jemput oleh pejabat Barat, termasuk Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Rex Tillerson sejauh ini masih gagal.
IUMS dibentuk pada tahun 2004. Para ulama maupun cendekiawan Muslim yang bergabung kebanyakan terkait dengan kelompok Ikhwanul Muslimin.
Dalam sebuah pernyataan, empat negara Arab itu juga memasukkan Dewan Islam Internasional (International Islamic Council/IIC) dalam daftar yang sama.
”Dua entitas yang terdaftar adalah dua organisasi teroris yang mempromosikan terorisme dengan menggunakan retorika Islam sebagai topeng untuk memfasilitasi kegiatan teroris,” bunyi pernyataan empat negara tersebut yang dikutip kantor berita Saudi, SPA, Kamis (23/11/2017).
Langkah tersebut semakin memperdalam keretakan antara keempat negara Arab itu dengan Qatar. Saudi dan para sekutu Arabnya telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar pada bulan Juni lalu atas tuduhan bahwa Doha mendukung terorisme yang bersekutu dengan Iran.
Ke-11 individu yang dimasukkan ke daftar teroris oleh kuartet Arab itu termasuk pemimpin Ikhwanul Muslimin; Mahmoud Ezzat Ibrahim.
Gerakan Ikhwanul Muslimin memimpin demonstrasi “Arab Spring” pada tahun 2011 yang menggulingkan beberapa pemimpin di Timur Tengah dan Afrika Utara. Penguasa negara-negara Teluk melihat kelompok yang ideologi politiknya menantang prinsip pemerintahan dinasti, sebagai ancaman keamanan.
Keanggotaan IUMS sendiri mencakup ulama Saudi Salman al-Awdah, yang ditangkap oleh pihak berwenang Saudi pada bulan September, Rached Ghannouchi; Ketua Partai Ennahda dari Tunisia, dan cendekiawan Maroko; Ahmed Raissouni.
Upaya mediasi krisis Qatar yang dipimpin oleh Kuwait dan diplomasi antar-jemput oleh pejabat Barat, termasuk Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Rex Tillerson sejauh ini masih gagal.
(mas)