Mugabe Segera Dimakzulkan melalui Pemungutan Suara di Parlemen

Selasa, 21 November 2017 - 14:03 WIB
Mugabe Segera Dimakzulkan...
Mugabe Segera Dimakzulkan melalui Pemungutan Suara di Parlemen
A A A
HARARE - Para petinggi partai berkuasa di Zimbabwe, ZANU-PF, berdiskusi tentang langkah pemakzulan Presiden Robert Mugabe karena tenggat waktu pengunduran diri tidak dipenuhinya. Pemakzulan itu bisa dilaksanakan dengan pemungutan suara di parlemen. Artinya, itu akan menjadi akhir karier politik bagi "Grand Old Man" dalam perpolitikan Afrika.

"Anggota parlemen ZANU-PF akan bertemu untuk menentukan pemakzulan Mugabe," ujar Ketua ZANU-PF Lovemore Matuke kepada Reuters.

Sesuai peraturan, proses pemakzulan sebenarnya cukup panjang. Harus melibatkan Senat dan Dewan Nasional, kemudian komite senator yang terdiri atas sembilan anggota, dilanjutkan dengan konfirmasi pemakzulan oleh dua pertiga anggota parlemen. Namun, pakar konstitusi menyatakan ZANU-PF memiliki sejumlah suara yang bisa memakzulkan Mugabe dalam kurun waktu 24 jam.

"Mereka bisa mempercepat pemakzulan. Itu bisa diselesaikan dalam satu hari," kata Direktur Eksekutif Southern African Parliamentary Support Trust John Makamure di Harare.

Pemakzulan Mugabe akan menjadi efek kejut ke seluruh negara Afrika yang lain. Pasalnya, masih banyak diktator yang berkuasa di sana, dari Yowei Museveni dari Uganda hingga Josep Kabila dari Republik Demokratik Kongo. Mereka diperkirakan juga akan menghadapi tekanan kuat dari rakyatnya untuk mengundurkan diri.

Dua tokoh politik Zimbabwe mengungkapkan bahwa Mugabe memang sepakat untuk mengundurkan diri. Tapi, ZANU-PF tidak ingin Mugabe mundur di depan para petinggi militer. "Itu akan menjadi hal buruk jika dia (Mugabe) mengundurkan diri di depan para jenderal. Itu akan menciptakan kekacauan," ujar sumber politikus ZANU-PF.

Aksi cepat pemakzulan yang dilakukan ZANU-PF menyusul drama kelas tinggi di Harare. Apalagi, kabar beredar bahwa Mugabe telah menyerah dan sepakat untuk mengundurkan diri. Namun, Mugabe justru menekankan persatuan nasional dan reformasi pertanian. Belum ada pernyataan langsung dari Mugabe mengenai nasibnya mendatang. "Saya bingung. Bukan hanya saya, tapi seluruh negara," ujar pemimpin oposisi Morgan Tsvangirai kepada Reuters. "Dia (Mugabe) sedang memainkan permainan."

Sementara itu, Presiden Zimbabwe Robert Mugabe sepakat untuk mengundurkan diri setelah 37 tahun berkuasa. Surat pengunduran diri Mugabe kini sedang disusun. Melansir CNN dari sumber yang paham dengan proses negosiasi antara Mugabe dan para jenderal yang melakukan kudeta di Harare, Mugabe dan istrinya, Grace, akan mendapatkan imunitas penuh.

"Presiden Mugabe sepakat untuk mengundurkan diri dan surat pengunduran diri sedang disusun," ujar sumber yang mengetahui proses perundingan tingkat tinggi di Zimbabwe, dilansir CNN, Senin (20/11/2017).

Jika Mugabe memutuskan mundur, dia harus mengirimkan surat kepada Ketua Parlemen yang nantinya akan mengumumkan pengunduran dirinya dalam kurun waktu 24 jam. Jika Mugabe mundur, ketua parlemen akan menjabat sebagai pemimpin sementara. Seharusnya, wakil presiden bisa naik menjadi presiden, tetapi posisi itu kosong karena Mugabe telah memecatnya pada awal bulan ini.

Sebelumnya, pada Minggu malam (19/11), Mugabe tidak menyebut kata pengunduran diri dalam pidato yang disiar kan secara nasional. Presiden Mugabe mengakui adanya kritik dari ZANU-PF, militer, dan publik, dan menekankan perlunya mengembalikan Zimbabwe kepada keadaan normal. "Apa pun pro dan kontra dari bagaimana tentara melakukan operasi mereka, saya, sebagai panglima tertinggi, menyadari kecemasan mereka," katanya, mengacu pada langkah militer pekan lalu untuk mengambil alih stasiun televisi.

Sumber politik lain mengungkapkan pi dato itu bertujuan untuk "membersihkan" aksi militer yang ingin memberikan kesempatan bagi mantan wakil presiden Emmerson Mnangagwa untuk mengambil alih kekuasaan. Tekanan dari semua pihak kepada pemimpin berusia 93 tahun semakin kuat. Pengunduran diri dianggap sebagai solusi atas masa depan negara tersebut.

Mugabe merupakan satu-satunya pemimpin sejak kemerdekaan Zimbabwe pada 1980. Pemimpin oposisi Zimbabwe, Chris Mutsvangwa, juga menyerukan demonstrasi besar-besaran jika Mugabe menolak mengundurkan diri. Pada Sabtu (18/11), ratusan ribu warga Zimbabwe turun ke jalanan di Harare untuk merayakan kehancuran karier politik Mugabe.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6611 seconds (0.1#10.140)