Dua Bulan Tak Luncurkan Rudal Picu Kekhawatiran soal Kesehatan Kim Jong-un
A
A
A
PYONGYANG - Rezim Kim Jong-un di Korea Utara (Korut) tidak meluncurkan peluru kendali (rudal) dalam dua bulan terakhir. Pasifnya manuver Pyongyang ini memicu kekhawatiran bahwa kesehatan diktator muda tersebut sedang bermasalah.
Pada September lalu, militer Korut membuat kejutan dengan menembakkan rudal balistik yang melintasi wilayah Hokkaido, Jepang. Uji tembak senjata itu berlangsung dua kali dan Tokyo tidak melakukan tindakan apa pun selain mengecam.
Tapi, Semenanjung Korea terasa sepi dalam 60 hari terakhir ini. Media Inggris, Daily Star, menerbitkan laporan yang menyoroti kesehatan Kim Jong-un dengan pasifnya aktivitas rudal Korea Utara.
Menurut laporan tersebut, Kim, 33, yang diduga menjalani operasi plastik merasa tidak nyaman pada kakinya ketika mengunjungi pabrik kosmetik di Pyongyang beberapa hari lalu. Dia bahkan membutuhkan kursi lipat. Sedangkan dalam perjalanan ke pabrik sepatu, wajah pemimpin Korea Utara ini terlihat meneteskan keringat.
Media Inggris dalam laporannya mengklaim bahwa Kim Jong-un menderita penyakit asam urat, diabetes, penyakit jantung dan hipertensi. Laporan itu diperkuat dengan data intelijen Korea Selatan yang melaporkan bahwa bobot Kim membengkak 40 kg pada tiga tahun yang lalu.
Menurut agen mata-mata Korea Selatan, yang dilansir The Guardian, Kim Jong-un yang kerap pesta makanan dan minuman terus-menerus ketakutan akan terbunuh.
Kim menjadi pemimpin tertinggi Korea Utara setelah kematian ayahnya akibat serangan jantung pada tahun 2011. Sejak saat itu dinas intelijen nasional Korea Selatan mengklaim bahwa Kim telah menderita insomnia.
Lee Cheol-woo, anggota partai penguasa Korea Selatan, yang mengutip informasi dari mata-mata negaranya, mengatakan; ”Dia terus menutup kemungkinan ancaman terhadap kekuatannya, termasuk militer, dan dia terobsesi untuk memastikan keamanan pribadinya.”
”Karena kebiasaan makan dan minumnya, dia cenderung mengembangkan penyakit, (gaya hidup) orang dewasa,” lanjut Lee, yang dikutip Senin (20/11/2017).
Pada bulan Juli, Korea Utara berhasil meluncurkan rudal balistik antarbenua pertama negara itu yang diklaim memiliki kemampuan untuk mencapai wilayah AS. Negara komunis ini juga telah menguji coba senjata nuklir keenam kalinya jenis bom hidrogen, yang dianggap sebagai tes terkuat yang pernah dilakukan.
Sebagai dampaknya, Dewan Keamanan PBB menjatuhkan sanksi keras yang berpotensi melumpuhkan ekonomi Korea Utara. Sanksi itu ditindaklanjuti berbagai negara, termasuk China yang sejatinya sekutu utama Pyongyang.
Pada September lalu, militer Korut membuat kejutan dengan menembakkan rudal balistik yang melintasi wilayah Hokkaido, Jepang. Uji tembak senjata itu berlangsung dua kali dan Tokyo tidak melakukan tindakan apa pun selain mengecam.
Tapi, Semenanjung Korea terasa sepi dalam 60 hari terakhir ini. Media Inggris, Daily Star, menerbitkan laporan yang menyoroti kesehatan Kim Jong-un dengan pasifnya aktivitas rudal Korea Utara.
Menurut laporan tersebut, Kim, 33, yang diduga menjalani operasi plastik merasa tidak nyaman pada kakinya ketika mengunjungi pabrik kosmetik di Pyongyang beberapa hari lalu. Dia bahkan membutuhkan kursi lipat. Sedangkan dalam perjalanan ke pabrik sepatu, wajah pemimpin Korea Utara ini terlihat meneteskan keringat.
Media Inggris dalam laporannya mengklaim bahwa Kim Jong-un menderita penyakit asam urat, diabetes, penyakit jantung dan hipertensi. Laporan itu diperkuat dengan data intelijen Korea Selatan yang melaporkan bahwa bobot Kim membengkak 40 kg pada tiga tahun yang lalu.
Menurut agen mata-mata Korea Selatan, yang dilansir The Guardian, Kim Jong-un yang kerap pesta makanan dan minuman terus-menerus ketakutan akan terbunuh.
Kim menjadi pemimpin tertinggi Korea Utara setelah kematian ayahnya akibat serangan jantung pada tahun 2011. Sejak saat itu dinas intelijen nasional Korea Selatan mengklaim bahwa Kim telah menderita insomnia.
Lee Cheol-woo, anggota partai penguasa Korea Selatan, yang mengutip informasi dari mata-mata negaranya, mengatakan; ”Dia terus menutup kemungkinan ancaman terhadap kekuatannya, termasuk militer, dan dia terobsesi untuk memastikan keamanan pribadinya.”
”Karena kebiasaan makan dan minumnya, dia cenderung mengembangkan penyakit, (gaya hidup) orang dewasa,” lanjut Lee, yang dikutip Senin (20/11/2017).
Pada bulan Juli, Korea Utara berhasil meluncurkan rudal balistik antarbenua pertama negara itu yang diklaim memiliki kemampuan untuk mencapai wilayah AS. Negara komunis ini juga telah menguji coba senjata nuklir keenam kalinya jenis bom hidrogen, yang dianggap sebagai tes terkuat yang pernah dilakukan.
Sebagai dampaknya, Dewan Keamanan PBB menjatuhkan sanksi keras yang berpotensi melumpuhkan ekonomi Korea Utara. Sanksi itu ditindaklanjuti berbagai negara, termasuk China yang sejatinya sekutu utama Pyongyang.
(mas)