Trump Sebut Krisis Korut Butuh Tindakan Segera
![Trump Sebut Krisis Korut...](https://a-cdn.sindonews.net/dyn/732/content/2017/11/16/42/1257872/trump-sebut-krisis-korut-butuh-tindakan-segera-7oF-thumb.jpg)
Trump Sebut Krisis Korut Butuh Tindakan Segera
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menuntut tindakan segera untuk memadamkan ancaman Korea Utara (Korut). Hal itu diungkapkannya saat menyampaikan pidato utama setelah tur 12 harinya ke Asia.
Berbicara di Gedung Putih, Presiden memuji perjalanannya ke Asia dan mengatakan bahwa hal tersebut memungkinkan AS mencapai sejumlah tujuan utama.
"Perjalanan telah mengizinkan Saya untuk mempersatukan dunia melawan ancaman nuklir yang ditimbulkan oleh rezim Korea Utara - sebuah ancaman yang terus meningkat melalui banyak pemerintahan dan sekarang memerlukan tindakan segera," katanya seperti dikutip dari Daily Express, Kamis (16/11/2017).
Saat dia memberikan rincian tentang diskusi dengan pemimpin dunia, Trump mengatakan bahwa ia berbicara dengan Xi Jinping dan meyakinkan pemimpin China itu untuk mengembalikan sanksi PBB kepada Pyongyang.
Dia mengulangi bahwa semua pilihan tetap ada di atas meja karenanya ia memperingatkan waktu hampir habis. Trump menegaskan jika AS dan sekutunya tidak akan mengizinkan diktator Korut yang sinting untuk menyandera dunia.
Dia mengatakan bahwa dunia melihat AS yang kuat, berkuasa dan percaya diri selama perjalanannya ke kawasan tersebut, di mana dia bertemu dengan sejumlah pemimpin dunia termasuk pemimpin China Xi Jinping, presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Selatan Moon Jae-in.
Dia menambahkan bahwa lawatannya baru-baru ini juga telah membuka peluang perdagangan baru bagi AS dan membuktikan sebuah langkah besar dalam rencananya untuk "mengurangi" defisit perdagangan negara yang cukup besar.
"Masa-masa Amerika Serikat dimanfaatkan telah berakhir," cetusnya.
Peringatan Presiden Trump ke Korea Utara adalah yang terbaru dalam serangkaian ancaman dan hinaan dengan Kim Jong-un.
Pada hari Minggu, Presiden bereaksi terhadap laporan bahwa Kim Jong-un telah menggambarkannya sebagai sosok "tua".
"Mengapa Kim Jong-un menghina saya dengan memanggil saya tua, saya tidak pernah akan memanggilnya pendek dan gemuk? Baiklah, saya berusaha sekuat tenaga untuk menjadi temannya - dan mungkin suatu hari nanti itu akan terjadi!" cuit Trump.
Hal ini diikuti oleh Korut yang menuduh Donald Trump menyatakan perang terhadap negara itu setelah Presiden AS mencemarkan kediktatoran otoriter Kim Jong-un. Hal itu merujuk pada pidato Trump dihadapan parlemen Korsel.
Berbicara di Gedung Putih, Presiden memuji perjalanannya ke Asia dan mengatakan bahwa hal tersebut memungkinkan AS mencapai sejumlah tujuan utama.
"Perjalanan telah mengizinkan Saya untuk mempersatukan dunia melawan ancaman nuklir yang ditimbulkan oleh rezim Korea Utara - sebuah ancaman yang terus meningkat melalui banyak pemerintahan dan sekarang memerlukan tindakan segera," katanya seperti dikutip dari Daily Express, Kamis (16/11/2017).
Saat dia memberikan rincian tentang diskusi dengan pemimpin dunia, Trump mengatakan bahwa ia berbicara dengan Xi Jinping dan meyakinkan pemimpin China itu untuk mengembalikan sanksi PBB kepada Pyongyang.
Dia mengulangi bahwa semua pilihan tetap ada di atas meja karenanya ia memperingatkan waktu hampir habis. Trump menegaskan jika AS dan sekutunya tidak akan mengizinkan diktator Korut yang sinting untuk menyandera dunia.
Dia mengatakan bahwa dunia melihat AS yang kuat, berkuasa dan percaya diri selama perjalanannya ke kawasan tersebut, di mana dia bertemu dengan sejumlah pemimpin dunia termasuk pemimpin China Xi Jinping, presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Selatan Moon Jae-in.
Dia menambahkan bahwa lawatannya baru-baru ini juga telah membuka peluang perdagangan baru bagi AS dan membuktikan sebuah langkah besar dalam rencananya untuk "mengurangi" defisit perdagangan negara yang cukup besar.
"Masa-masa Amerika Serikat dimanfaatkan telah berakhir," cetusnya.
Peringatan Presiden Trump ke Korea Utara adalah yang terbaru dalam serangkaian ancaman dan hinaan dengan Kim Jong-un.
Pada hari Minggu, Presiden bereaksi terhadap laporan bahwa Kim Jong-un telah menggambarkannya sebagai sosok "tua".
"Mengapa Kim Jong-un menghina saya dengan memanggil saya tua, saya tidak pernah akan memanggilnya pendek dan gemuk? Baiklah, saya berusaha sekuat tenaga untuk menjadi temannya - dan mungkin suatu hari nanti itu akan terjadi!" cuit Trump.
Hal ini diikuti oleh Korut yang menuduh Donald Trump menyatakan perang terhadap negara itu setelah Presiden AS mencemarkan kediktatoran otoriter Kim Jong-un. Hal itu merujuk pada pidato Trump dihadapan parlemen Korsel.
(ian)