Myanmar Minta Paus Francis Tak Gunakan Istilah Rohingya
A
A
A
YANGON - Pemimpin umat Katolik Myanmar, Kardinal Charles Maung Bo meminta Paus Franciskus untuk tidak lagi menggunakan istilah Rohingya jika membahas mengenai minoritas Muslim di Myanmar. Permintaan Bo ini datang jelang kunjungan Paus Francis ke Myanmar.
Bo, yang ditunjuk oleh Paus Francis pada tahun 2015 sebagai kardinal pertama dan satu-satunya di Myanmar, mengatakan, bahwa pemimpin gereja di negara tersebut telah menasihatinya untuk menghindari masalah nama yang memecah belah.
Paus Francis telah menggunakan istilah Rohingya ketika dia berbicara tentang penderitaan mereka di masa lalu. Tapi, Aung Suu Kyi telah meminta para pemimpin asing untuk tidak menggunakan istilah Rohingya, karena menurutnya itu adalah tidak dapat diterima.
"Kami telah meminta, paling tidak untuk tidak menggunakan kata 'Rohingya' karena kata ini sangat ditentang dan tidak dapat diterima oleh militer, juga pemerintah, atau orang-orang di Myanmar," kata Bo seperti dilansir Reuters pada Rabu (8/11).
Tidak jelas apakah Paus Francis akan mengindahkan nasihat tersebut. Meski demikian, Bo menyebut jika Paus Francis tetap menggunakan istilah Rohingya, dia berharap ini tidak akan dipolitisir oleh pihak manapun.
"Dia hanya ingin mengidentifikasi kelompok khusus ini yang menyebut diri mereka sendiri. 'Rohingya'," ungkapnya.,
Di kesempatan yang sama, Bo mengatakan, Paus Francis akan meningkatkan kebutuhan untuk memberikan bantuan kepada minoritas Muslim dalam kunjunganya ke Myanmar. "Mereka adalah orang-orang yang menderita dan inilah orang-orang yang membutuhkan pertolongan sekarang," ungkapnya.
Paus Francis sendiri dijadwalkan untuk mengunjungi Myanmar pada 27 November sampai 30 November, sebelum pergi ke Bangladesh. Dalam kunjungan pertama oleh seorang Paus ke Myanmar, Francis akan bertemu dengan Suu Kyi.
Bo, yang ditunjuk oleh Paus Francis pada tahun 2015 sebagai kardinal pertama dan satu-satunya di Myanmar, mengatakan, bahwa pemimpin gereja di negara tersebut telah menasihatinya untuk menghindari masalah nama yang memecah belah.
Paus Francis telah menggunakan istilah Rohingya ketika dia berbicara tentang penderitaan mereka di masa lalu. Tapi, Aung Suu Kyi telah meminta para pemimpin asing untuk tidak menggunakan istilah Rohingya, karena menurutnya itu adalah tidak dapat diterima.
"Kami telah meminta, paling tidak untuk tidak menggunakan kata 'Rohingya' karena kata ini sangat ditentang dan tidak dapat diterima oleh militer, juga pemerintah, atau orang-orang di Myanmar," kata Bo seperti dilansir Reuters pada Rabu (8/11).
Tidak jelas apakah Paus Francis akan mengindahkan nasihat tersebut. Meski demikian, Bo menyebut jika Paus Francis tetap menggunakan istilah Rohingya, dia berharap ini tidak akan dipolitisir oleh pihak manapun.
"Dia hanya ingin mengidentifikasi kelompok khusus ini yang menyebut diri mereka sendiri. 'Rohingya'," ungkapnya.,
Di kesempatan yang sama, Bo mengatakan, Paus Francis akan meningkatkan kebutuhan untuk memberikan bantuan kepada minoritas Muslim dalam kunjunganya ke Myanmar. "Mereka adalah orang-orang yang menderita dan inilah orang-orang yang membutuhkan pertolongan sekarang," ungkapnya.
Paus Francis sendiri dijadwalkan untuk mengunjungi Myanmar pada 27 November sampai 30 November, sebelum pergi ke Bangladesh. Dalam kunjungan pertama oleh seorang Paus ke Myanmar, Francis akan bertemu dengan Suu Kyi.
(esn)