Trump Desak Korut Maju ke Meja Perundingan
A
A
A
SEOUL - Presiden Amerika Serikat (AS) mendesak Korea Utara (Korut) untuk "membuat kesepakatan." Hal itu jelang kunjungannya ke China di mana pembangunan dan perdagangan militer Pyongyang akan masuk dalam agenda.
Dalam sebuah pergeseran dari nada agresifnya terhadap negara nakal itu, Trump mengatakan bahwa diplomasi bisa menjadi pilihan dalam menghadapi provokasi militer Korut.
"Masuk akal bagi Korea Utara untuk datang ke meja perundingan dan membuat kesepakatan yang baik untuk rakyat Korea Utara dan dunia," kata Trump, pada sebuah konferensi pers bersama dengan Moon Jae-in, presiden Korea Selatan (Korsel), di Seoul seperti dikutip dari Telegraph, Selasa (7/11/2017).
Trump juga memuji Xi Jinping, presiden China, karena sangat membantu dalam masalah Korut dan tampaknya mengindikasikan bahwa China dapat mengungkap langkah-langkah baru untuk menghadapi Pyongyang.
"Kami akan segera mengetahui bagaimana bantuannya," ujar Trump singkat.
Presiden AS akan tiba di Beijing pada hari Rabu untuk apa yang bisa menjadi langkah tersulit dari tur lima negara Asia.
Dia ingin menekan para pemimpin China mengenai apa yang dia anggap sebagai praktik perdagangan tidak adil. Namun ia juga berusaha keras mendapatkan tindakan tegas dari China dalam mengekang program nuklir Korut.
Cina secara tradisional merupakan sekutu diplomatik Korut satu-satunya dan mitra dagang utama. Di bawah tekanan dari AS, negara itu menangguhkan impor batubara dan menerapkan sanksi PBB di industri utama awal tahun ini.
Tapi China tetap merupakan jalur ekonomi bagi rezim Kim Jong-un karena memasok sebagian besar energinya.
"China berusaha keras untuk mengatasi masalah ini dengan Korea Utara," Trump menambahkan.
"Jika kita mendapatkan China, jika kita mendapatkan Rusia kita akan berpikir bahwa segala sesuatunya akan terjadi dan itu bisa terjadi dengan sangat cepat," ujar Trump.
Pengamat percaya bahwa China menjadi semakin frustrasi dengan provokasi Pyongyang setelah rezim Kim Jong-un melakukan serangkaian uji coba rudal dan meledakkan apa yang diklaimnya bom hidrogen awal tahun ini.
Trump akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping pada hari Rabu di Kota Terlarang Beijing, bekas istana kekaisaran bagi penguasa dinasti China, kata surat kabar Global Times.
Wakil Menteri Luar Negeri Zheng Zeguang mengatakan Xi Jinping dan Trump juga akan memiliki "pertemuan informal" selama kunjungan tersebut.
Trump mengatakan bahwa dia telah mengembangkan persahabatan dengan Jinping saat pasangan tersebut bertemu di resor Florida presiden AS pada bulan April.
Korut merupakan isu utama pada tahap pertama tur Asia 11 hari Trump, yang membuat dia berkunjung ke Jepang sampai hari Selasa dan kemudian Korsel.
Dalam sebuah pergeseran dari nada agresifnya terhadap negara nakal itu, Trump mengatakan bahwa diplomasi bisa menjadi pilihan dalam menghadapi provokasi militer Korut.
"Masuk akal bagi Korea Utara untuk datang ke meja perundingan dan membuat kesepakatan yang baik untuk rakyat Korea Utara dan dunia," kata Trump, pada sebuah konferensi pers bersama dengan Moon Jae-in, presiden Korea Selatan (Korsel), di Seoul seperti dikutip dari Telegraph, Selasa (7/11/2017).
Trump juga memuji Xi Jinping, presiden China, karena sangat membantu dalam masalah Korut dan tampaknya mengindikasikan bahwa China dapat mengungkap langkah-langkah baru untuk menghadapi Pyongyang.
"Kami akan segera mengetahui bagaimana bantuannya," ujar Trump singkat.
Presiden AS akan tiba di Beijing pada hari Rabu untuk apa yang bisa menjadi langkah tersulit dari tur lima negara Asia.
Dia ingin menekan para pemimpin China mengenai apa yang dia anggap sebagai praktik perdagangan tidak adil. Namun ia juga berusaha keras mendapatkan tindakan tegas dari China dalam mengekang program nuklir Korut.
Cina secara tradisional merupakan sekutu diplomatik Korut satu-satunya dan mitra dagang utama. Di bawah tekanan dari AS, negara itu menangguhkan impor batubara dan menerapkan sanksi PBB di industri utama awal tahun ini.
Tapi China tetap merupakan jalur ekonomi bagi rezim Kim Jong-un karena memasok sebagian besar energinya.
"China berusaha keras untuk mengatasi masalah ini dengan Korea Utara," Trump menambahkan.
"Jika kita mendapatkan China, jika kita mendapatkan Rusia kita akan berpikir bahwa segala sesuatunya akan terjadi dan itu bisa terjadi dengan sangat cepat," ujar Trump.
Pengamat percaya bahwa China menjadi semakin frustrasi dengan provokasi Pyongyang setelah rezim Kim Jong-un melakukan serangkaian uji coba rudal dan meledakkan apa yang diklaimnya bom hidrogen awal tahun ini.
Trump akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping pada hari Rabu di Kota Terlarang Beijing, bekas istana kekaisaran bagi penguasa dinasti China, kata surat kabar Global Times.
Wakil Menteri Luar Negeri Zheng Zeguang mengatakan Xi Jinping dan Trump juga akan memiliki "pertemuan informal" selama kunjungan tersebut.
Trump mengatakan bahwa dia telah mengembangkan persahabatan dengan Jinping saat pasangan tersebut bertemu di resor Florida presiden AS pada bulan April.
Korut merupakan isu utama pada tahap pertama tur Asia 11 hari Trump, yang membuat dia berkunjung ke Jepang sampai hari Selasa dan kemudian Korsel.
(ian)