Trump Bingung Jepang Tidak Menembak Jatuh Rudal Korut
A
A
A
WASHINGTON - Sebuah sumber diplomat Amerika Serikat (AS) mengatakan Presiden Donald Trump mempertanyakan keputusan Jepang untuk tidak menembak rudal Korea Utara (Korut). Menurut sumber, Trump mengatakan Jepang seharusnya menembak rudal tersebut terlepas dari kesulitan dan potensi akibatnya.
Pernyataan ini muncul ditengah kunjungan Trump di Jepang, yang menjadi awal perjalanan lima negara Presiden AS itu di Asia. Ancaman dari pembangunan nuklir dan rudal Korut menjadi agenda utama pembicaraan Trump dengan Perdana Menteri Shinzo Abe pada hari Senin esok.
"Trump mempertanyakan keputusan Jepang untuk tidak menembak jatuh rudal tersebut saat dia bertemu atau berbicara melalui telepon dengan para pemimpin dari negara-negara Asia Tenggara dalam beberapa bulan terakhir untuk membahas bagaimana menanggapi ancaman dari Korea Utara," kata sumber tersebut seperti dikutip dari Japan Times, Minggu (5/11/2017).
"Presiden AS mengatakan bahwa dia tidak dapat mengerti mengapa sebuah negara berjiwa prajurit samurai tidak menembak jatuh rudal tersebut," sambung sumber tersebut.
Korut menolak sanksi internasional yang diberlakukan untuk memaksa negara itu menanggalkan program pengembangan senjata nuklir dan rudalnya. Sebaliknya, Korut pada 29 Agustus dan 15 September melakukan uji coba rudal balistik yang terbang di atas Hokkaido sebelum jatuh ke Samudera Pasifik.
Namun, Pasukan Bela Diri (SDF) tidak mencoba untuk mencegat rudal tersebut. Sebaliknya pemerintah Jepang mengatakan SDF telah memantau roket tersebut dari peluncuran dan menilai mereka tidak akan mendarat di wilayah Jepang.
Namun ketinggian dan kecepatan rudal membuatnya sangat sulit untuk dihancurkan saat berada di udara, sementara kegagalan mencegat rudal akan memalukan bagi Jepang dan akan menyenangkan Korut.
Pada 3 September, Korut juga melakukan uji coba nuklir keenam dan paling kuat dengan meledakkan bom hidrogen yang bisa dipasang di rudal balistik antarbenua.
Sementara AS dan sekutunya serta mitranya telah menekan Korut untuk melakukan denuklirisasi, pemerintah Trump mengatakan bahwa pihaknya menyimpan semua opsi - termasuk tindakan militer - di atas meja dalam menghadapi situasi tersebut.
Pernyataan ini muncul ditengah kunjungan Trump di Jepang, yang menjadi awal perjalanan lima negara Presiden AS itu di Asia. Ancaman dari pembangunan nuklir dan rudal Korut menjadi agenda utama pembicaraan Trump dengan Perdana Menteri Shinzo Abe pada hari Senin esok.
"Trump mempertanyakan keputusan Jepang untuk tidak menembak jatuh rudal tersebut saat dia bertemu atau berbicara melalui telepon dengan para pemimpin dari negara-negara Asia Tenggara dalam beberapa bulan terakhir untuk membahas bagaimana menanggapi ancaman dari Korea Utara," kata sumber tersebut seperti dikutip dari Japan Times, Minggu (5/11/2017).
"Presiden AS mengatakan bahwa dia tidak dapat mengerti mengapa sebuah negara berjiwa prajurit samurai tidak menembak jatuh rudal tersebut," sambung sumber tersebut.
Korut menolak sanksi internasional yang diberlakukan untuk memaksa negara itu menanggalkan program pengembangan senjata nuklir dan rudalnya. Sebaliknya, Korut pada 29 Agustus dan 15 September melakukan uji coba rudal balistik yang terbang di atas Hokkaido sebelum jatuh ke Samudera Pasifik.
Namun, Pasukan Bela Diri (SDF) tidak mencoba untuk mencegat rudal tersebut. Sebaliknya pemerintah Jepang mengatakan SDF telah memantau roket tersebut dari peluncuran dan menilai mereka tidak akan mendarat di wilayah Jepang.
Namun ketinggian dan kecepatan rudal membuatnya sangat sulit untuk dihancurkan saat berada di udara, sementara kegagalan mencegat rudal akan memalukan bagi Jepang dan akan menyenangkan Korut.
Pada 3 September, Korut juga melakukan uji coba nuklir keenam dan paling kuat dengan meledakkan bom hidrogen yang bisa dipasang di rudal balistik antarbenua.
Sementara AS dan sekutunya serta mitranya telah menekan Korut untuk melakukan denuklirisasi, pemerintah Trump mengatakan bahwa pihaknya menyimpan semua opsi - termasuk tindakan militer - di atas meja dalam menghadapi situasi tersebut.
(ian)