Spanyol Keluarkan Surat Penangkapan untuk Pemimpin Catalan
A
A
A
MADRID - Spanyol mengeluarkan surat perintah penangkapan atas hasutan dan tuntutan lainnya terhadap Carles Puigdemont. Keputusan ini semakin memperketat hukuman di sekitar mantan pemimpin Catalan yang kabur ke Brussels setelah pemerintahnya dibubarkan karena mendeklarasikan kemerdekaan.
Hakim Pengadilan Tinggi Madrid meminta Belgia untuk menangkap Puigdemont dan empat rekannya setelah mereka mengabaikan perintah pengadilan untuk kembali ke Spanyol. Mereka dipanggil untuk menjawab tuduhan pemberontakan, penghasutan, penyalahgunaan dana publik, ketidaktaatan dan pelanggaran kepercayaan terkait dengan kampanye separatis mereka.
Hakim menolak permintaan dari Puigdemont untuk bersaksi melalui konferensi video dari Belgia.
Di Brussels, seorang jaksa federal mengatakan pihak berwenang Belgia akan mempelajari surat perintah tersebut sebelum menyerahkannya kepada hakim.
"Kami akan memberikannya kepada hakim investigasi mungkin besok atau lusa," kata Eric Van der Sypt seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (4/11/2017).
Puigdemont mengatakan bahwa dia tidak mempercayai keadilan Spanyol namun akan bekerja sama dengan pengadilan Belgia.
Terlibat dalam krisis politik Spanyol yang paling dahsyat sejak kembalinya demokrasi pada akhir tahun 1970-an, Perdana Menteri Mariano Rajoy menyerukan pemilihan daerah saat dia menguasai Catalonia sebagai tanggapan atas deklarasi kemerdekaan pekan lalu.
Belgia, di mana surat perintah penangkapan Eropa dapat diblokir karena beberapa alasan terutama prosedural, akan memiliki waktu maksimal tiga bulan untuk memutuskan apakah akan mengirim Puigdemont kembali ke Spanyol.
Pada hari Kamis, sembilan pembantu Puigdemont diperintahkan oleh Pengadilan Tinggi untuk ditahan sembari menunggu penyelidikan.
"Kami menganggap diri kami sebagai pemerintah yang sah," kata Puigdemont kepada televisi negara Belgia RTBF pada hari Jumat.
"Harus ada kontinuitas untuk mengatakan kepada dunia apa yang sedang terjadi di Spanyol. Bukan dengan pemerintah di penjara bahwa pemilu akan bersikap netral, independen, normal," sambungnya.
"Saya siap menjadi kandidat, menjalankan kampanye bisa dari mana saja," tukasnya.
Hakim Pengadilan Tinggi Madrid meminta Belgia untuk menangkap Puigdemont dan empat rekannya setelah mereka mengabaikan perintah pengadilan untuk kembali ke Spanyol. Mereka dipanggil untuk menjawab tuduhan pemberontakan, penghasutan, penyalahgunaan dana publik, ketidaktaatan dan pelanggaran kepercayaan terkait dengan kampanye separatis mereka.
Hakim menolak permintaan dari Puigdemont untuk bersaksi melalui konferensi video dari Belgia.
Di Brussels, seorang jaksa federal mengatakan pihak berwenang Belgia akan mempelajari surat perintah tersebut sebelum menyerahkannya kepada hakim.
"Kami akan memberikannya kepada hakim investigasi mungkin besok atau lusa," kata Eric Van der Sypt seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (4/11/2017).
Puigdemont mengatakan bahwa dia tidak mempercayai keadilan Spanyol namun akan bekerja sama dengan pengadilan Belgia.
Terlibat dalam krisis politik Spanyol yang paling dahsyat sejak kembalinya demokrasi pada akhir tahun 1970-an, Perdana Menteri Mariano Rajoy menyerukan pemilihan daerah saat dia menguasai Catalonia sebagai tanggapan atas deklarasi kemerdekaan pekan lalu.
Belgia, di mana surat perintah penangkapan Eropa dapat diblokir karena beberapa alasan terutama prosedural, akan memiliki waktu maksimal tiga bulan untuk memutuskan apakah akan mengirim Puigdemont kembali ke Spanyol.
Pada hari Kamis, sembilan pembantu Puigdemont diperintahkan oleh Pengadilan Tinggi untuk ditahan sembari menunggu penyelidikan.
"Kami menganggap diri kami sebagai pemerintah yang sah," kata Puigdemont kepada televisi negara Belgia RTBF pada hari Jumat.
"Harus ada kontinuitas untuk mengatakan kepada dunia apa yang sedang terjadi di Spanyol. Bukan dengan pemerintah di penjara bahwa pemilu akan bersikap netral, independen, normal," sambungnya.
"Saya siap menjadi kandidat, menjalankan kampanye bisa dari mana saja," tukasnya.
(ian)