Jepang Terancam Radiasi dari Tes Senjata Nuklir Terkuat Korut
A
A
A
TOKYO - Radiasi yang berasal dari wilayah uji coba senjata nuklir Korea Utara (Korut) yang terlalu banyak digunakan mengancam wilayah Jepang utara. Radiasi dari dampak tes senjata berbahaya itu bisa dibawa oleh angin kencang dari arah barat laut yang melintasi Laut Jepang.
Joel Myers, pendiri dan ketua AccuWeather, mengatakan bahwa berdasarkan prakiraan cuaca, pada minggu delapan angin kencang tersebut berpotensi menyebarkan radiasi yang masih ada di situs uji coba senjata nuklir Korut dan mengancam negara-negara terdekat, terutama Jepang.
Radiasi itu hasil dari uji coba senjata nuklir Pyongyang jenis bom hidrogen pada 3 September 2017, yang diklaim sebagai yang terkuat.
”Saat angin menjemput dari barat laut selama beberapa hari ke depan, ada kemungkinan bahwa setiap radiasi yang bocor dari lokasi (di mana uji coba nuklir terjadi) dapat dilakukan dan tersebar di Laut Jepang dan bahkan ke kepulauan Jepang,” kata Myers.
Ketua AccuWeather itu yakin bahwa rezim “nakal” tersebut dengan sengaja menguji senjata nuklir pada hari-hari ketika embusan angin dalam kondisi sedang.
”Orang mungkin menduga bahwa Korea Utara melakukan uji coba nuklir ini dengan sengaja pada hari-hari dengan kondisi angin ringan, sehingga setiap kebocoran radiasi yang dihasilkan akan tetap berada di dalam perbatasannya dan akan tidak terdeteksi secara internasional,” kata Myers, seperti dikutip Fox News, Sabtu (4/11/2017).
Myers melanjutkan, bagaiamanapun keberuntungan Korea Utara bisa habis.
”Kami tahu dari laporan berita lain bahwa telah terjadi kecelakaan di lokasi uji coba nuklir, dan situasi yang diperkirakan Korut telah diantisipasi dengan radiasi yang terkandung di Korea Utara telah berubah,” ujar Myers.
Stasiun Asahi TV di Jepang melaporkan terowongan bawah tanah di situs nuklir Punggye-ri runtuh pada 10 Okotober 2017. Laporan yang mengutip sumber di Korut itu menyebut sekitar 200 orang tewas.
Namun, pemerintah Korut melalui medianya, KCNA, menyangkal laporan televisi itu dengan menganggapnya sebagai laporan palsu. Pyongyang menganggap media Jepang melontarkan fitnah untuk merusak Korut dan kemajuan dari program senjata nuklirnya.
Joel Myers, pendiri dan ketua AccuWeather, mengatakan bahwa berdasarkan prakiraan cuaca, pada minggu delapan angin kencang tersebut berpotensi menyebarkan radiasi yang masih ada di situs uji coba senjata nuklir Korut dan mengancam negara-negara terdekat, terutama Jepang.
Radiasi itu hasil dari uji coba senjata nuklir Pyongyang jenis bom hidrogen pada 3 September 2017, yang diklaim sebagai yang terkuat.
”Saat angin menjemput dari barat laut selama beberapa hari ke depan, ada kemungkinan bahwa setiap radiasi yang bocor dari lokasi (di mana uji coba nuklir terjadi) dapat dilakukan dan tersebar di Laut Jepang dan bahkan ke kepulauan Jepang,” kata Myers.
Ketua AccuWeather itu yakin bahwa rezim “nakal” tersebut dengan sengaja menguji senjata nuklir pada hari-hari ketika embusan angin dalam kondisi sedang.
”Orang mungkin menduga bahwa Korea Utara melakukan uji coba nuklir ini dengan sengaja pada hari-hari dengan kondisi angin ringan, sehingga setiap kebocoran radiasi yang dihasilkan akan tetap berada di dalam perbatasannya dan akan tidak terdeteksi secara internasional,” kata Myers, seperti dikutip Fox News, Sabtu (4/11/2017).
Myers melanjutkan, bagaiamanapun keberuntungan Korea Utara bisa habis.
”Kami tahu dari laporan berita lain bahwa telah terjadi kecelakaan di lokasi uji coba nuklir, dan situasi yang diperkirakan Korut telah diantisipasi dengan radiasi yang terkandung di Korea Utara telah berubah,” ujar Myers.
Stasiun Asahi TV di Jepang melaporkan terowongan bawah tanah di situs nuklir Punggye-ri runtuh pada 10 Okotober 2017. Laporan yang mengutip sumber di Korut itu menyebut sekitar 200 orang tewas.
Namun, pemerintah Korut melalui medianya, KCNA, menyangkal laporan televisi itu dengan menganggapnya sebagai laporan palsu. Pyongyang menganggap media Jepang melontarkan fitnah untuk merusak Korut dan kemajuan dari program senjata nuklirnya.
(mas)