Ilmuwan China: Situs Tes Nuklir Bawah Tanah Korut di Ambang Bencana Dahsyat

Sabtu, 28 Oktober 2017 - 08:04 WIB
Ilmuwan China: Situs...
Ilmuwan China: Situs Tes Nuklir Bawah Tanah Korut di Ambang Bencana Dahsyat
A A A
BEIJING - Para ilmuwan China memberi penjelasan kepada para delegasi Korea Utara (Korut) yang berkunjung ke Beijing bahwa situs tes senjata nuklir bawah tanah di Punggye-ri di ambang bencana dahsyat.

Para ilmuwan dari Institut Geologi dan Geofisika Akademi Ilmu Pengetahuan itu khawatir negara mereka terkena dampaknya karena situs itu hanya berjarak 80km dari perbatasan China. Delegasi Pyongyang menerima penjelasan tersebut saat berkunjung ke Beijing pada 20 September 2017 lalu.

Pengarahan itu mencakup serangkaian masalah. Ahli geologi senior China, Zhai Mingguo, mengatakan bahwa tes senjata nuklir Korut melampaui kekhawatiran pemerintah Beijing.

”Ini adalah masalah besar, masalah rumit yang membutuhkan banyak pendekatan sistematis. Pertemuan kita hanya merupakan bagian dari usaha,” kata Zhai.

Delegasi Korea Utara, seperti dilansir South China Morning Post, Jumat (27/10/2017), dipimpin oleh Lee Doh-sik, Direktur Lembaga Penelitian Geologi di State Academy of Sciences.

”Dia adalah ahli geologi pemerintah tingkat tinggi di Korea Utara, tapi dia tidak terlibat dalam program senjata nuklir,” kata Profesor Peng Peng, salah satu ahli geologi China yang bertemu dengan delegasi tersebut.

Menurut beberapa ilmuwan, suasana pertemuan itu sunyi tapi ramah. Para ilmuwan Korea Utara tidak diizinkan untuk mengungkapkan isi diskusi itu karena melibatkan ”urusan diplomatik”.

Lee merupakan satu-satunya dari enam anggota tim delegasi Korea Utara yang diidentifikasi. Dia telah mengunjungi China beberapa kali sebelum pertemuan tersebut.

Selama 10 hari di China, delegasi Korea Utara juga mengunjungi tambang tembaga di Hebei dan Shanxi, dan tambang lainnya yang dapat membantu Korea Utara melakukan survei mineral sendiri.

Lembaga geologi China telah memantau secara ketat dampak uji coba senjata nuklir Pyongyang di seluruh perbatasan. Uji coba senjata nuklir terbaru Korea Utara diperkirakan berdaya ledak antara 100 hingga 200 TNT, lebih kuat dari semua ledakan nuklir Pyongyang sebelumnya.

Tes itu diikuti oleh banyak gempa bumi dan tanah longsor besar di lokasi uji coba, yang menurut banyak ahli geologi membuat lokasi situs menjadi sangat tidak stabil.

Seorang peneliti yang mempelajari risiko radioaktif dari program nuklir Korea Utara di Universitas Peking mengatakan bahwa China tidak dapat lagi mentoleransi ledakan berbahaya seperti itu.

”China tidak bisa duduk dan menunggu sampai situs tersebut meledak. Instrumen kami dapat mendeteksi kejatuhan nuklir saat tiba, namun akan terlambat saat itu. Akan ada kepanikan dan kemarahan publik terhadap pemerintah karena tidak mengambil tindakan,” kata peneliti yang berbicara dalam kondisi anonim karena masalah tersebut sensitif.

”Mungkin orang Korea Utara sendiri telah menyadari bahwa situs tersebut tidak bisa untuk melakukan hantaman lain. Jika mereka masih ingin melakukannya, mereka harus melakukannya di tempat lain,” ujarnya.

Jika Korea Utara melakukan tindak lanjut dan melakukan uji coba di laut dalam suasana terbuka, hal itu dapat menimbulkan ancaman global.

Lan Xiaoqing, seorang peneliti asosiasi di Center for Monsoon System Research di Institute of Atmospheric Physics di Beijing, mengatakan ledakan dahsyat, seperti letusan gunung berapi, bisa mengeluarkan polutan ke stratosfer. ”Kejatuhannya bisa menyebar ke seluruh belahan bumi,” katanya.
(mas)
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1291 seconds (0.1#10.140)