Mahathir Mohamad Menghina Orang Bugis, Wapres JK Tersinggung
A
A
A
ISTANBUL - Wakil Presiden (wapres) Indonesia Jusuf Kalla (JK) tersinggung dan terluka oleh ucapan mantan perdana menteri Malaysia Mahathir Mohamad yang menghina orang Bugis. Hal itu diungkap Wakil Perdana Menteri Malaysia Ahmad Zahid Hamidi.
Menurut Zahid, JK tersinggung dengan ucapan Mahathir yang menggambarkan orang Bugis sebagai “bajak laut”.
Dia mengatakan, JK secara pribadi telah menyampaikan ketersinggungannya itu kepadanya selama diskusi informal pada KTT Developing-8 (D-8) di Turki, kemarin.
”Sebagai Wakil Presiden Indonesia keturunan Bugis, dia sangat tersinggung oleh kata-kata, yang tampaknya telah menghina orang Bugis, baik mereka yang berasal dari Malaysia atau Indonesia,” kata Zahid kepada wartawan Malaysia.
Zahid, yang saat ini berada di Turki untuk memimpin delegasi Malaysia di puncak KTT D-8, mengatakan bahwa istilah “bajak laut” yang digunakan oleh Mahathir tidak pantas, karena sejarah telah membuktikan beberapa pejuang Melayu yang menjaga kedamaian di kepulauan juga berasal dari keturunan Bugis.
Dia melanjutkan, sebenarnya, masyarakat Bugis dengan sengaja diberi label sebagai ”bajak laut” oleh para penjajah untuk mengecilkan kontribusi dan peran pejuang Melayu dalam memerangi kolonialisme.
”Jadi siapa pun yang menamai Bugis sebagai bajak laut, mereka melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan penjajah dulu, pandangan salah mereka tidak berjauhan,” kata Zahid seperti dikutip dari Free Malaysia Today, Minggu (22/10/2017).
Zahid, yang juga Menteri Dalam Negeri Malaysia, mengatakan pihak berwenang telah menerima banyak laporan dari individu dan asosiasi yang mendesak agar diambil tindakan atas masalah tersebut. ”Polisi akan memeriksa semua laporan yang dibuat oleh mereka (masyarakat pelapor),” ujarnya.
Beberapa pihak yang mewakili komunitas Bugis di Malaysia sebelumnya meminta Mahathir secara terbuka meminta maaf karena telah membuat pernyataan tersebut.
Mahathir, dalam sebuah pertemuan yang dihadiri oleh pemimpin oposisi di Petaling Jaya pada 14 Oktober, diduga menggambarkan Perdana Menteri Najib Razak sebagai keturunan bajak laut Bugis.
Menurut Zahid, JK tersinggung dengan ucapan Mahathir yang menggambarkan orang Bugis sebagai “bajak laut”.
Dia mengatakan, JK secara pribadi telah menyampaikan ketersinggungannya itu kepadanya selama diskusi informal pada KTT Developing-8 (D-8) di Turki, kemarin.
”Sebagai Wakil Presiden Indonesia keturunan Bugis, dia sangat tersinggung oleh kata-kata, yang tampaknya telah menghina orang Bugis, baik mereka yang berasal dari Malaysia atau Indonesia,” kata Zahid kepada wartawan Malaysia.
Zahid, yang saat ini berada di Turki untuk memimpin delegasi Malaysia di puncak KTT D-8, mengatakan bahwa istilah “bajak laut” yang digunakan oleh Mahathir tidak pantas, karena sejarah telah membuktikan beberapa pejuang Melayu yang menjaga kedamaian di kepulauan juga berasal dari keturunan Bugis.
Dia melanjutkan, sebenarnya, masyarakat Bugis dengan sengaja diberi label sebagai ”bajak laut” oleh para penjajah untuk mengecilkan kontribusi dan peran pejuang Melayu dalam memerangi kolonialisme.
”Jadi siapa pun yang menamai Bugis sebagai bajak laut, mereka melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan penjajah dulu, pandangan salah mereka tidak berjauhan,” kata Zahid seperti dikutip dari Free Malaysia Today, Minggu (22/10/2017).
Zahid, yang juga Menteri Dalam Negeri Malaysia, mengatakan pihak berwenang telah menerima banyak laporan dari individu dan asosiasi yang mendesak agar diambil tindakan atas masalah tersebut. ”Polisi akan memeriksa semua laporan yang dibuat oleh mereka (masyarakat pelapor),” ujarnya.
Beberapa pihak yang mewakili komunitas Bugis di Malaysia sebelumnya meminta Mahathir secara terbuka meminta maaf karena telah membuat pernyataan tersebut.
Mahathir, dalam sebuah pertemuan yang dihadiri oleh pemimpin oposisi di Petaling Jaya pada 14 Oktober, diduga menggambarkan Perdana Menteri Najib Razak sebagai keturunan bajak laut Bugis.
(mas)