Iran Dituduh Mencoba Kembangkan Rudal Bertipe Nuklir

Sabtu, 21 Oktober 2017 - 04:46 WIB
Iran Dituduh Mencoba Kembangkan Rudal Bertipe Nuklir
Iran Dituduh Mencoba Kembangkan Rudal Bertipe Nuklir
A A A
BERLIN - Pejabat keamanan Jerman menuduh Iran mencoba mengembangkan rudal bertipe nuklir. Teheran berupaya mendapatkan materi-materi yang diperlukan untuk program senjata itu dari perusahaan-perusahaan di Jerman.

Tuduhan itu muncul setelah beberapa hari lalu Presiden Donald Trump mengumumkan keputusam Amerika Serikat (AS) soal posisi Washington terkait kesepakatan nuklir Iran tahun 2015. Trump memilih melanjutkan kesepakatan itu, namun memasrahkan para Kongres untuk merombak poin-poin kesepakatan.

Badan-badan intelijen di Jerman sebelumnya telah melaporkan bahwa Iran Rezim sudah 32 kali berupaya membeli teknologi nuklir dan rudal di negeri Kanselir Angela Merkel itu. Upaya Teheran itu berlangsung sepanjang tahun 2016.

Tuduhan terbaru dari pejabat keamanan Berlin itu disampaikan kepada surat kabar Der Tagesspiegel dalam kondisi anonim. ”Iran telah jelas tidak menyerahkan jangka panjangnya, tujuan jangka panjang untuk menjadi kekuatan nuklir yang bisa memasang senjata nuklir di atas roket,” katanya.

“Meskipun ada kesepakatan nuklir, Iran belum melepaskan kegiatan ilegal di Jerman. Rezim Mullah juga melakukan upaya tahun ini untuk mendapatkan materi dari perusahaan-perusahaan Jerman untuk program nuklir dan pembangunan rudalnya,” lanjut pejabat tersebut, yang dilansir Fox News, Sabtu (21/10/2017).

Dalam laporannnya, surat kabar yang berbasis di Berlin itu melaporkan bahwa Iran sangat tertarik dengan peralatan untuk memperluas jangkauan rudal. “Ketidaksepakatan dalam rezim Mullah,” tulis media itu menguti pejabat keamanan setempat.

“Presiden Negara (Iran) Hassan Rouhani ingin memperlambat (program atom), (tapi) bagaimanapun, paramiliter Garda Revolusi ingin melanjutkan program nuklir dengan segala cara.”

Baca Juga: Iran Berusaha Beli Teknologi Nuklir Militer Sebanyak 32 Kali

Pengungkapan pejabat keamanan Berlin ini telah melemahkan pendapat resmi pemerintah Jerman yang menyatakan bahwa Teheran telah membalikkan kebijakannya untuk mengembangkan perangkat senjata nuklir.

Pemerintah Teheran belum berkomentar atas tuduhan terbaru ini. Rezim Mullah selama ini menyangkal mengembangkan senjata nuklir. Mereka mengklaim program nuklirnya sebenarnya untuk tujuan damai.

Jerman bersama dengan Prancis, Amerika Serikat, Inggris, China dan Rusia telah mencapai kesepakatan dengan rezim Iran pada tahun 2015. Dalam perjanjian itu, Teheran bersedia mengekang program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi atau embargo yang menyengsarakan Iran selama bertahun-tahun.

Menteri Luar Negeri Jerman Sigmar Gabriel telah mendorong untuk menghidupkan kembali hubungan bisnis dengan Teheran. Perusahaan-perusahaan besar Jerman—Siemens, Mercedes-Benz, Linde—mulai aktif di Iran.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3686 seconds (0.1#10.140)