Spanyol Tolak Permintaan Mediasi Catalonia
A
A
A
MADRID - Pemerintah Spanyol dengan tegas menolak seruan untuk melakukan mediasi terkait dorongan Catalonia untuk merdeka. Pemerintah Spanyol menolak perundingan yang mungkin terjadi sementara Catalonia berencana mengumumkan kemerdekaan.
Pemerintah Spanyol mengatakan tidak akan ada mediasi kecuali Pemimpin Catalan, Carles Puigdemont mundur.
"Pemerintah Spanyol tidak akan menegosiasikan sesuatu yang ilegal dan tidak akan menerima pemerasan," bunyi sebuah pernyataan dari kantor Perdana Menteri Mariano Rajoy seperti dikutip dari Channel News Asia, kamis (5/10/2017).
Ketika Uni Eropa mendesak dialog untuk mengurangi kebuntuan antara separatis di wilayah timur laut dan Madrid, para pemimpin Catalan mengatakan bahwa mereka dapat secara sepihak mendeklarasikan kemerdekaan pada Senin mendatang.
Sebelumnya Pemimpin Catalan, Carles Puigdemont, meminta mediasi internasional terkait perselisihan wilayah tersebut dengan Madrid. Puigdemont menegaskan bahwa referendum kemerdekaan Catalonia sah dan harus dilaksanakan.
"Ini bukan urusan rumah tangga. Jelas bahwa kita memerlukan mediasi," kata Puigdemont.
Baca Juga: Ingin Merdeka, Pemimpin Catalan Minta Dunia Internasional Jadi Mediator
Perselisihan ini adalah krisis politik terburuk di Spanyol dalam beberapa dasawarsa dan aksi kekerasan polisi Spanyol terhadap warga Catalan saat referendum pada akhir pekan lalu memicu kekhawatiran global.
Kawasan industri yang kaya dengan penduduk 7,5 juta orang itu mempunyai bahasa dan tradisi budaya mereka sendiri. Catalonia menyumbang seperlima dari ekonomi Spanyol. Catalonia mengklaim kemerdekaan sejak berabad-abad lalu namun telah melonjak selama beberapa tahun terakhir akibat krisis ekonomi.
Pemerintah daerah mengatakan 42 persen pemilih telah memilih pada hari Minggu, dengan 90 persen dari mereka mendukung kemerdekaan. Tapi jajak pendapat mengindikasikan bahwa Catalan terpecah.
Pemungutan suara ini dilakukan tanpa daftar pemilih reguler atau pengamat.
Pemerintah Spanyol mengatakan tidak akan ada mediasi kecuali Pemimpin Catalan, Carles Puigdemont mundur.
"Pemerintah Spanyol tidak akan menegosiasikan sesuatu yang ilegal dan tidak akan menerima pemerasan," bunyi sebuah pernyataan dari kantor Perdana Menteri Mariano Rajoy seperti dikutip dari Channel News Asia, kamis (5/10/2017).
Ketika Uni Eropa mendesak dialog untuk mengurangi kebuntuan antara separatis di wilayah timur laut dan Madrid, para pemimpin Catalan mengatakan bahwa mereka dapat secara sepihak mendeklarasikan kemerdekaan pada Senin mendatang.
Sebelumnya Pemimpin Catalan, Carles Puigdemont, meminta mediasi internasional terkait perselisihan wilayah tersebut dengan Madrid. Puigdemont menegaskan bahwa referendum kemerdekaan Catalonia sah dan harus dilaksanakan.
"Ini bukan urusan rumah tangga. Jelas bahwa kita memerlukan mediasi," kata Puigdemont.
Baca Juga: Ingin Merdeka, Pemimpin Catalan Minta Dunia Internasional Jadi Mediator
Perselisihan ini adalah krisis politik terburuk di Spanyol dalam beberapa dasawarsa dan aksi kekerasan polisi Spanyol terhadap warga Catalan saat referendum pada akhir pekan lalu memicu kekhawatiran global.
Kawasan industri yang kaya dengan penduduk 7,5 juta orang itu mempunyai bahasa dan tradisi budaya mereka sendiri. Catalonia menyumbang seperlima dari ekonomi Spanyol. Catalonia mengklaim kemerdekaan sejak berabad-abad lalu namun telah melonjak selama beberapa tahun terakhir akibat krisis ekonomi.
Pemerintah daerah mengatakan 42 persen pemilih telah memilih pada hari Minggu, dengan 90 persen dari mereka mendukung kemerdekaan. Tapi jajak pendapat mengindikasikan bahwa Catalan terpecah.
Pemungutan suara ini dilakukan tanpa daftar pemilih reguler atau pengamat.
(ian)