Rusia Bantah Tinggalkan Pasukan di Belarus Pasca Latihan Perang
Minggu, 01 Oktober 2017 - 03:17 WIB

Rusia Bantah Tinggalkan Pasukan di Belarus Pasca Latihan Perang
A
A
A
MOSKOW - Semua tentara Rusia yang berpartisipasi dalam latihan militer Rusia-Belarus "Zapad 2017" telah kembali ke markas mereka. Demikian pernyataan yang dikeluarkan Kementerian Pertahanan Rusia.
Pernyataan kementrian tersebut menanggapi klaim Viktor Muzhenko, kepala staf umum Angkatan Bersenjata Ukraina, bahwa Rusia meninggalkan pasukan di Belarus setelah latihan tersebut.
Muzhenko telah mengatakan hal ini dalam sebuah wawancara sebelumnya dengan Reuters.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Mayjen Igor Konashenkov, menepis kata-kata Muzhenko sebagai demonstrasi ketidakmampuan profesional. Konashenkov mengatakan bahwa Muzhenko tidak mengetahui situasi operasional ratusan kilometer jauhnya, dan telah mendasarkan tuduhannya pada imajinasi.
"Sedangkan untuk unit pasukan Rusia yang ambil bagian dalam latihan strategis bersama, mereka semua kembali ke penempatan permanen mereka," kata Konashenkov seperti dikutip dari Xinhua, Minggu (1/10/2017).
Zapad 2017, yang dilaporkan merupakan latihan militer terbesar antara Rusia dan Belarus sejak Perang Dingin, diadakan dari 14 hingga 20 September lalu. Hal ini menimbulkan kontroversi mengenai "maksud sebenarnya" Moskow.
Barat mengkritik kurangnya transparansi dalam latihan tersebut, sementara pihak Rusia berulang kali mengklaim bahwa latihan tersebut murni bersifat defensif.
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, latihan tersebut melibatkan sekitar 12.700 tentara, 70 pesawat tempur dan helikopter, serta 680 unit peralatan militer. Lebih dari 90 perwakilan asing dari lebih 50 negara menghadiri latihan tersebut sebagai pengamat.
Pernyataan kementrian tersebut menanggapi klaim Viktor Muzhenko, kepala staf umum Angkatan Bersenjata Ukraina, bahwa Rusia meninggalkan pasukan di Belarus setelah latihan tersebut.
Muzhenko telah mengatakan hal ini dalam sebuah wawancara sebelumnya dengan Reuters.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Mayjen Igor Konashenkov, menepis kata-kata Muzhenko sebagai demonstrasi ketidakmampuan profesional. Konashenkov mengatakan bahwa Muzhenko tidak mengetahui situasi operasional ratusan kilometer jauhnya, dan telah mendasarkan tuduhannya pada imajinasi.
"Sedangkan untuk unit pasukan Rusia yang ambil bagian dalam latihan strategis bersama, mereka semua kembali ke penempatan permanen mereka," kata Konashenkov seperti dikutip dari Xinhua, Minggu (1/10/2017).
Zapad 2017, yang dilaporkan merupakan latihan militer terbesar antara Rusia dan Belarus sejak Perang Dingin, diadakan dari 14 hingga 20 September lalu. Hal ini menimbulkan kontroversi mengenai "maksud sebenarnya" Moskow.
Barat mengkritik kurangnya transparansi dalam latihan tersebut, sementara pihak Rusia berulang kali mengklaim bahwa latihan tersebut murni bersifat defensif.
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, latihan tersebut melibatkan sekitar 12.700 tentara, 70 pesawat tempur dan helikopter, serta 680 unit peralatan militer. Lebih dari 90 perwakilan asing dari lebih 50 negara menghadiri latihan tersebut sebagai pengamat.
(ian)