Pine Gap di Australia Dianggap Target Empuk Rudal Nuklir Korut

Jum'at, 29 September 2017 - 10:55 WIB
Pine Gap di Australia Dianggap Target Empuk Rudal Nuklir Korut
Pine Gap di Australia Dianggap Target Empuk Rudal Nuklir Korut
A A A
CANBERRA - Australia diperingatkan untuk hati-hati karena juga berpotensi jadi target serangan peluru kendali (rudal) dengan hulu ledak nuklir Korea Utara (Korut). Pine Gap, area penting di Australia, dianggap jadi target empuk rudal Korut selain Guam dan Okinawa, pangkalan militer AS di Pasifik dan Jepang.

Peringatan itu muncul dari mantan pejabat Pentagon Dr Brad Roberts kepada ABC, Jumat (29/9/2017). Menurutnya, Australia perlu mengembangkan sistem pertahanan rudal yang lebih besar untuk mengantisipasi serangan rudal rezim Kim Jong-un yang berkuasa di Korut.

Roberts, yang bertugas sebagai asisten menteri pertahanan AS untuk kebijakan pertahanan nuklir dan rudal antara tahun 2009 hingga 2013, mengatakan bahwa Canberra tidak bisa menebak keputusan Kim Jong-un.

”Sayangnya, Australia tidak benar-benar bisa memilih apakah (target) ancaman Korut atau, ini adalah pilihan pemimpin Korut,” ujar Roberts. ”Tujuannya adalah membuat kita takut sehingga pemimpin kita tidak tahan menghadapi ancaman dan paksaannya.”

Juru bicara perlucutan senjata nuklir dari kelompok Friends of the Earth, John Hallam, serangan rudal nuklir Pyongyang terhadap Australia adalah hal yang mungkin dan mengerikan.

Menurut Hallam, bukan Ibu Kota Australia yang jadi target potensial serangan militer Pyongyang, tapi basis mata-mata Pine Gap. ”Pine Gap harus menjadi salah satu target nuklir dengan prioritas tertinggi di dunia karena melakukan fungsi komando dan kontrol nuklir di antara banyak hal lainnya,” kata Hallam.

”Ini adalah stasiun penghentian satelit dari mana setiap peluncuran (rudal) Korut akan dikirim ke AS,” lanjut dia.

Aktivis anti-nuklir ini mengecam komentar Perdana Menteri Malcolm Turnbull yang terang-terangan mendukung AS jika berperang dengan rezim Kim Jong-un. ”Komentar Malcolm Turnbull itu bodoh,” kesal Hallam.

”Komentar seperti ini membuat kita menjadi target. Ini meminta masalah. Ini melukis target di bagian belakang kita,” lanjut Hallam. ”Pemerintah harus melakukan yang terbaik untuk menjaga kota-kota Australia dari peta kematian Kim.”

Bukan rahasia lagi bahwa Korea Utara telah menggenjot teknologi rudalnya dalam beberapa tahun terakhir dan rudalnya kini mampu menjangkau jarak yang lebih jauh dari sebelumnya.

Pyongyang memiliki rudal balistik antarbenua (ICBM), meski para ahli meyakini baru tahap pengembangan. Beberapa ICBM Korut itu antara lain, rudal Musudan yang memiliki jarak tempuh 3.500 km, dan rudal KN-17 memiliki jangkauan 5.500km.

Selanjutnya, rudal KN14, yang diuji pada bulan Juli tahun ini, memiliki jarak tempuh 6700km. Kemudian rudal rudal KN-08—yang belum diuji coba—diklaim memiliki jarak tempuh 11.500 km.

Sekadar diketahui, jarak pangkalan militer AS di Guam adalah 3.402 km dari Pyongyang. Sedangkan jarak Pyongyang ke Darwin adalah 5.747km, ke Sydney 8.515km, ke Melbourne 8.763km, ke Alice Springs 7.023km, ke Brisbane 7.914km, ke Perth 7.955km, ke Adelaide 8.325km dan ke Hobart 9.359km.

Profesor Studi Keamanan dan Intelijen Internasional John Blaxland mengatakan kepada news.com.au bahwa skenario “mimpi buruk” serangan Korut terhadap Australia adalah hal yang mungkin. ”Semakin jelas bahwa rudal Korea Utara bisa menyerang sebagian wilayah Australia, terutama Australia Utara,” ujarnya.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4543 seconds (0.1#10.140)