Kapal Induk Tenaga Nuklir AS Bergerak ke Laut Jepang
A
A
A
WASHINGTON - Juru bicara angkatan laut Amerika Serikat (AS) mengatakan kapal induk bertenaga nuklir USS Ronald Reagen meninggalkan pelabuhan Yokosuka untuk melakukan patroli rutin di Pasifik Barat. Daerah itu termasuk Laut Jepang, antara Jepang dan semenanjung Korea, tambahnya, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Ronald Reagan sedang melakukan patroli rutin dari bulan Mei sampai Agustus. Kapal itu dikirim ke Laut Jepang dengan kapal lain, USS Carl Vinson, untuk mengikuti latihan dengan Pasukan Bela Diri Jepang dan juga militer Korea Selatan (Korsel) seperti dilansir dari Reuters, Jumat (8/9/2017).
Korea Utara (Korut) telah berulang kali mengungkapkan keberatannya dengan latihan militer di atau dekat semenanjung Korea. Sedangkan China dan Rusia telah menyarankan agar AS dan Korsel menghentikan latihan mereka untuk menurunkan ketegangan.
Washington menegaskan, bahwa latihan tersebut "bersifat defensif". Namun, Pyongyang melihat latihan tersebut sebagai provokasi. Pyongyang berjanji akan melakukan serangan tanpa ampun terhadap wilayah AS di Pasifik atau daratan AS sebagai tanggapan atas latihan tersebut.
Sedikitnya 75 ribu tentara akan ambil bagian dalam latihan yang akan berlangsung selama 10 hari tersebut. Latihan ini adalah sebuah simulasi berskala komputer yang dirancang untuk membantu pasukan Amerika dan Korsel berlatih membela Korsel dari sebuah invasi.
Ronald Reagan sedang melakukan patroli rutin dari bulan Mei sampai Agustus. Kapal itu dikirim ke Laut Jepang dengan kapal lain, USS Carl Vinson, untuk mengikuti latihan dengan Pasukan Bela Diri Jepang dan juga militer Korea Selatan (Korsel) seperti dilansir dari Reuters, Jumat (8/9/2017).
Korea Utara (Korut) telah berulang kali mengungkapkan keberatannya dengan latihan militer di atau dekat semenanjung Korea. Sedangkan China dan Rusia telah menyarankan agar AS dan Korsel menghentikan latihan mereka untuk menurunkan ketegangan.
Washington menegaskan, bahwa latihan tersebut "bersifat defensif". Namun, Pyongyang melihat latihan tersebut sebagai provokasi. Pyongyang berjanji akan melakukan serangan tanpa ampun terhadap wilayah AS di Pasifik atau daratan AS sebagai tanggapan atas latihan tersebut.
Sedikitnya 75 ribu tentara akan ambil bagian dalam latihan yang akan berlangsung selama 10 hari tersebut. Latihan ini adalah sebuah simulasi berskala komputer yang dirancang untuk membantu pasukan Amerika dan Korsel berlatih membela Korsel dari sebuah invasi.
(ian)